"Jadi selama ini kita bisa saja berpapasan, dong? Tidak bisa dipercaya!" Aku menggelengkan kepala.

Kami terus berbincang sampai tidak terasa malam telah larut karena asyiknya.

"Kuantarkan ke parkiran." Tawarku saat kita sampai di pintu depan.

"Tak perlu, nona gyuri. Supirku akan menjemputku kesini, lagipula kau terlihat sudah cukup mabuk. Lebih baik kau istirahat." Tolaknya.

"Ah itu dia, nona. Mobilku sudah datang." Kulihat mobil Bentley Mulsane menuju kearah kami.

Diiiiiiin!!

Suara klakson dengan kencangnya mengagetkanku.

"Hey, apa kalian bisa tidak berdiri di tengah jalan?!" Teriak seseorang saat kaca mobil tersebut diturunkan.

"Apa??! Hey, kau tak tahu aku anak yang mennyelenggarakan pesta disini? Kau jangan macam-macam, ya! Kau harus ajarkan sopir ini sopan santun, Yuta!" Aku meledak karena sikap tidak sopan si sopir kurang ajar ini.

Mengesalkannya lagi, sopir itu malah mencemoohku dengan tawanya "Aku malas berbicara dengan orang mabok. Dik, lebih baik kau bawa tantemu ini ke kamarnya."

Dengan begitu ia langsung menutup kaca mobilnya dan mengegas pergi mobilnya dengan cepat. Belum sempat aku membalasnya, kepalaku tiba-tiba pening membuatku jatuh dan tak sadarkan diri.

"Nona Gyuri!"

Ugh, champagne sialan.







Sopir sialan.


=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=



Aku dibangunkan dengan rasa sakit dikepalaku yang tak tertahankan. Tidak seperti orang lain yang terbangun karena sinar matahari yang menembus kaca, atau suara kicauan burung di pagi hari.

Kupegang kepalaku saat beranjak bangun untuk meredakan rasa sakitnya walaupun tidak memberi efek sedikit pun.

"Sudah lama aku tidak mabuk berat seperti ini."

Kulirik meja disebelah untuk melihat secarik sticky note bertuliskan 'Nona Gyuri, maaf aku tidak bisa berpamitan. Terimakasi atas bincangan yang sangat seru tadi malam. Here's my number  xxxxxxxx Let's meet again next time!'

Sebentar coba aku ingat-ingat apa yang terjadi tadi malam. Aku ngobrol dengan pria tampan. Di pesta ayah. Karena terpaksa. Padahal aku belum menyelesaikan deadline.

??

!!!!!!!!!

Deadline!

Aku cek smartphone-ku untuk menemukan ratusan messages dan notifications.

Ini akan menjadi hari yang panjang.



=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=



Aku berhenti dulu di sebuah cafe untuk membeli americano guna menyegarkan kepalaku. Saat aku masuk ternyata telah ada antrian yang terdiri dari tiga orang. Aku kesiangan.

Biasanya aku tidak perlu mengantri sepanjang ini. Kesialan pertama.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya tinggal satu orang pembeli di depanku. Aku tidak sabarnya untuknya agar cepat selesai meng-order, jadi aku cepat-cepat melangkahkan kakiku agar semakin dekat dengan counter. Namun sepertinya ia sangat buru-buru sehingga saat ia memutar badannya, ia menabrakku dan menumpahkan kopinya ke baju hasil rancangan designerku.

"Hey! Apa kau perlu mengantri sedekat ini?! Lihat. Kopiku jadi tumpah semua gara-gara kau!"

.....

APAAA?!

APA TIDAK SALAH INI, WOI!

"Kamu yang nabrak kenapa jadi salahku?! Gila ya??" Aku tidak bisa menahan lagi. Aku meledak.

Dia melepaskan kacamatanya.

Dan wow

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan wow. Sangat cantik.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

MAKSUDKU, WOWWW TERNYATA DIA SI SOPIR SIALAN  TIDAK BER-ATTITUDE ITU YANG KUTEMUI TADI MALAM!!

"Hei cewe gila, kau yang gila. Aku membelakangimu jadi tidak melihatmu. Harusnya kau yang bisa melihatku lebih hati-hati. Sekarang ganti kopi ini. Kau bikin aku rugi."


=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=#=



"N-nona, apa anda hanya akan berdiri di depan pintu dan tidak masuk?" Tanya security gedung kantorku.

Memang hari ini hari yang sangat sial. Pertama aku bangun kesiangan, kedua harus mengantri panjang, sudah mengantri panjang malah terguyur kopi. Ketiga bertemu orang hina.

Si sialan itu kenapa harus beli kopi hitam sih??! Bukannya sopir macam dia cuma mampu beli air putih saja? Lebih baik aku tersiram air putih daripada kopi begini.

Yang paling sial adalah ujung-ujungnya aku yang membayar kopinya. Kenapa aku mau dibodohi begitu siiiih? OMG apa dia menggunakan black magic sehingga aku menuruti apa yang dia katakan?

Ngomong-ngomong, aku baru tahu sopir itu perempuan karena malam tadi gelap jadi tidak begitu kelihatan. Ia terlihat seperti laki-laki dengan bahu lebarnya namun badan yang sangat kurus dan 'rata', fitur wajahnya yang tegas, rahangnya yang tajam, tulang hidungnya yang tinggi.... -chotto a minute.

NGAPA GUE JADI MUJI-MUJI DIAA.

No. No. I was just describing her figure, okay?

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku mencoba untuk menghilangkan bayangannya dari pikiran.

Ugggh! Kepalaku benar-benar sedang bermasalah.


______________________________________________________

A/N: Selamat hari kemerdekaan! Semoga mood kalian bagus ya dengan adanya updatean cerita ini. Jangan lupa Vote + Comment, guys. MERDEKA SAMPAI MATI!

*Chotto: Tunggu
*Chotto a minute : Tunggu bentaran xD wkwk internet slang, aja.

There is no way she could be match for my standard!Where stories live. Discover now