Chapter 12 : A Time to Remember

Comenzar desde el principio
                                    

"Anna."

Aku menoleh ke arah seseorang yang memanggilku. Em, ralat. Memanggil ke arah gadis kecil yang sedang menatap penuh arti ke penjaganya.

Ibu menatap Leon dengan pandangan-mengapa kau berada disitu- membuat Leon sedikit terhenyuk dan menyingkir dari sana.

"Ibu, biarkan Leon di situ!"

Sang ibu menatap putri kecilnya penuh sayang lalu mendekatinya. Ibu mengelus rambutnya untuk menenangkannya. Namun gadis di atas sana malah cemberut dan mengeluarkan wajah garang juga kecewa.

"Leon tidak bisa berada di atas sini, Anna."

"Mengapa?" Gadis itu menatap ibunya dengan pandangan sedikit marah dan kecewa.

Aku masih ingat benar perasaan itu. Perasaan tidak ingin dibeda-bedakan dengan orang lain. Leon juga seorang manusia-em.. penyihir? yang hidup. Bukankah aku tidak salah saat itu?

"Karena hanya kau adalah putriku yang paling cantik!"

Ibu menggelitiki perut anak gadis itu membuat ia tertawa dengan riang. Aku melirik ke arah Leon kecil yang menunduk entah menahan apa. Aku tidak tahu Leon bersikap seperti ini sebelumnya. Aku selalu menyebutnya sebagai "Si Datar" karena jarang sekali ia tertawa bahagia bersamaku.

Aku mendekat ke arah Leon kecil. Aku mengelus rambutnya namun tanganku terasa langsung menembus tubuhnya. Namun sesuatu membuat dahiku berkerut. Leon kecil menoleh ke arahku dan menatap mataku.

Tunggu, aku tidak mengerti sama sekali.

"Anna, ayo kita ke ruang makan kerajaan. Di sana ada pangeran dari kerajaan lain. Mungkin saja kalian bisa dekat!"

Gadis itu cemberut. Ia tidak mau. Sedangkan aku tersenyum.

"Tidak, aku yakin disana Leon tidak ikut." Aku menatap ke arah Leon kecil yang..

Tunggu, menyembunyikan senyumannya?

"Memang dia tidak ikut, sayang. Hanya anggota kerajaan saja yang diundang." Ibu berusaha mengajakku lagi.

Bahkan jika aku sudah sebesar ini, aku tetap akan menolaknya. Mengapa?

Karena aku tahu bagaimana rasanya dibeda-bedakan dengan yang lain.

"Aku tidak mau pergi!"

"Anna.."

"Aku tidak mau pergi kalau Leon tidak ikut!" Gadis itu merengek manja kepada ibunya membuatku sedikit mendesis.

Apakah aku dulu begitu? Mengerikan sekali.

"Tidak, Anna, kau harus-"

"Kumohon, ibu.." Gadis itu mengeluarkan puppy eyes-nya kepada ibunya membuatku kembali berdecak.

Aku tidak percaya bahwa gadis kecil di sana memang aku.

"Baiklah, Leon ikut."

Gadis itu berteriak riang membuatku tertawa kecil. Sedangkan saat aku menoleh ke arah Leon, ia sedang menatapku dengan pandangan aneh.

Tunggu, menatapku?

"Tetapi dia tidak boleh ikut makan bersama. Dia harus berdiri dengan para penjaga lainnya di ruang makan istana."

Aku tersenyum miris menatap Leon. Takdirnya sebagai seorang penjaga putri membuatku kasihan padanya. Benar-benar lelaki yang kuat sekali.

"Tapi bu.."

Ibu menghela nafasnya perlahan. "Seperti yang disebutkan ibu tadi atau tidak sama sekali."

"Baik bu," ucap gadis itu dengan pandangan kecewa lalu menggandeng tangan Leon untuk pergi.

El Academy [Proses Revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora