Sensitif

780 23 8
                                    

Halo halo, selamat datang lagi di Indigo! Maaf jarang muncul huhuhu maafkan author :(. Author ga akan basa basi lagi yaa, langsung ke topik aja. Semoga suka^^ Jangan lupa voment dan kritik supaya author bisa nulis yang lebih baik lagi!  

Ps: Cerita ini nyata dan sudah mendapat izin dari sang pemilik cerita. 

So, check it out!

*****

Terlahir menjadi seseorang yang mempunyai bakat yang tidak semua orang punya bukanlah hal yang mudah. Semasa kecil aku selalu menceritakan apa yang aku lihat pada orang tuaku. Pada awalnya, orang tuaku hanya menganggap semua ceritaku hanya imajinasi saja, layaknya imajinasi anak-anak pada umumnya. Namun, kecurigaan orang tuaku semakin meningkat ketika aku bermain sendiri di sudut rumah, dan tertawa sendiri. Dan itu kulakukan tidak sekali dua kali, namun berulang kali. Saat itulah, mereka percaya bahwa aku memiliki kemampuan indra keenam, atau yang biasa disebut indigo. 

Ketika aku beranjak dewasa, penglihatanku sempat tertutup dengan sendirinya, entah kenapa aku sendiri pun tak tahu. Namun, saat aku ada di bangku SMA, tiba-tiba saja aku melihat sosok wanita cantik berdiri di pojok kelasku. Dan sejak saat itu, banyak sekali sosok-sosok tak kasat mata yang ku lihat. Di sudut kelas, di kamar mandi sekolahku, dan masih banyak lagi. Saat itu aku masih belum bisa mengendalikan penglihatanku. Jika dibilang dengan terbukanya mata batinku terlambat, ya, aku sendiri menyadari itu. Dan bahkan, sampai tulisan ini dibuat pun, penglihatanku bukannya semakin memudar, malah semakin jelas. Jika dulu hanya samar-samar, sekarang tidak lagi. Jika dulu aku hanya bisa merasakan kehadiran mereka, sekarang aku dapat melihat kehadiran mereka, di sampingku sekalipun. 

Aku punya teman yang sama sepertiku, mempunyai indra keenam. Dia mengajarkanku bagaimana cara mengendalikan penglihatanku yang sempat tidak terkontrol ini. Dia berkata, jika aku tidak melatih penglihatanku ini, maka akan berdampak buruk pada diriku. Dia berpesan kepadaku, jika suatu saat penglihatanku semakin meningkat, maka aku harus bisa mengendalikan penglihatan ini. 

Dan benar saja, semakin kesini penglihatanku semakin meningkat, dan jadi lebih sensitif. Bahkan, ketika aku baru melihat suatu sosok, badanku lemas dan kepalaku pusing. Langsung saja aku mengatakan hal ini kepada temanku, dia langsung berkata "hati-hati, jangan coba-coba lagi untuk belajar mengendalikan penglihatanmu, penglihatanmu sudah jauh lebih sensitif dari pertama kamu bertemu denganku, jika kamu tidak ingin sesuatu terjadi". Baiklah, pikirku. Entah apa yang membuat kemampuan ini semakin besar, entah karena aku yang terlalu sering berlatih mengendalikan, atau karena memang sudah waktunya. 

Setiap manusia pasti mempunyai penjaga, ya penjaga untuk diri sendiri. Namun, ada yang aktif dan ada yang tidak aktif. Aku tidak akan menjelaskan disini karena akan semakin panjang dan bisa sampai besok :"). Penjagaku tergolong penjaga yang aktif, sejak aku lahir. Dia lah yang menjaga aku dari segala "gangguan nakal" yang akan mereka berikan padaku. Aku percaya, bahwa dia nyata. Selalu berada di dekatku, selalu berusaha menjagaku, menghindari dari balak, lebih tepatnya. Dan dia juga berkata, bahwa memang benar kemampuan melihatku jauh lebih besar dan lebih sensitif, bukan karena aku sering mengendalikannya, tapi karena memang kemampuan ini akan semakin bertambah pada saat aku dewasa. 

Mudah pusing, mudah lemas dan mual adalah gejala-gejala yang sering aku rasakan, hanya karena aku masih saja mencoba mengendalikan kemampuanku. Namun aku anggap saja itu masuk angin :"). Bukan hal yang mudah untuk melihat hal-hal yang tidak dilihat oleh banyak orang. Bukan hal yang mudah untuk menebak kepribadian seseorang melalui mata. Semua kemampuan melihat itu membutuhkan energi dan pikiran yang sedikit terkuras. Aku pun jadi jauh lebih berhati-hati dalam melihat sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Karena sampai saat ini aku masih sering bandel dalam melihat sesuatu, tiba-tiba rohku sudah berada di tempat lain, tiba-tiba rohku sudah entah kemana, padahal jelas-jelas hal itu tidak boleh aku lakukan berkali-kali he he.

Tidak ada yang salah dalam memiliki indra keenam atau indigo. Tidak ada yang salah pula dalam melihat sesuatu yang tak kasat mata. Yang salah hanyalah bagaimana caramu menyikapinya, bagaimana caramu mampu mengendalikan kemampuan yang bisa saja disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin menyakitimu. Tetap berhati-hati. Dan satu pesanku, jika kamu bertemu atau bahkan mempunyai teman yang mempunyai indera keenam, jaga perasaan mereka, jangan menyuruh mereka menebak kepribadian mereka hanya karena mereka bisa melihat, aku,, atau bahkan kami semua yang bisa "melihat", tidak bisa sembarangan "menerawang" hal yang kalian butuhkan.



Tertanda,


    - SI -


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 25, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Indigo.Where stories live. Discover now