"Aku sayang sama mereka kak. Tapi kata dokter penyakitku ini susah buat sembuh. Aku harus menunggu orang baik yang mau donorin." Jawabnya menunduk, terlihat raut sedih di wajahnya.
Aku mengelus kepalanya yang tertutup kupluk berwarna hitam.
"Sabar ya, In Shaa Allah nanti ada orang baik. Yang mau donorin." Ucapku menyemangatinya.
"Selalu sabar kak. Allah ngasih penyakit kayak gini ke aku kan bisa buat gugurin dosa-dosaku kak." Jawabnya tersenyum semangat.
"Aduh ternyata kamu di sini Ren. Suster sama mamah kamu udah muter-muter nyariin kamu. Nggak tahunya di sini." Ucap seorang perawat lega melihat anak cowok di depanku ini.
"Suster tahu aja sih aku di sini. Gagal lagi deh main petak umpetnya." Jawab anak cowok di depanku ini kesal.
"Udah waktunya minum obat Rendi. Yuk balik ke kamar, nanti dokter Azlan marah loh kalau kamu telat minum obat lagi," ujar suster Mira. Tertera jelas nama Mira Aryanti di name tag yang di pakai sang suster.
"Kamu minum obat ya. Nanti dokter singa kalau tahu kamu telat minum obat bisa-bisa dia terkam kamu hehehe" Jawabku terkekeh, ternyata Rendi juga salah satu pasien dokter singa.
"Hehehe kakak tahu aja. Kalau dokter Azlan kayak nama singanya di Narnia ya?" Tanya Rendi antusias.
"Tahu dong. Dia kan yang buatku kayak gini." Ucapku berbisik, di dekat telinga Rendi.
Rendi tertawa kemudian berpamitan padaku. Sedangkan suster Mira hanya tersenyum dan mendorong kursi roda Rendi.
***
Malam ini aku berniat buat belajar bahasa isyarat. Aku harus bisa. Aku nggak boleh kelihatan bego di depan si dokter singa. Dan aku bakalan buktiin kalau aku nggak seperti anggapan dia soal jauhin Bila.
Aku terus menatap layar handphone 6 inchi keluaran korea ini. Hadiah saat aku lulus sidang skripsi dari bunda.
Layarnya yang lebar membuatku puas menonton video tentang belajar bahasa isyarat. Jari-jariku mengikuti setiap gerakan dari seseorang di dalam video tersebut. Aku kan pintar, masa sih nggak bisa pakai bahasa isyarat. Saking fokusnya aku sama sekali nggak tahu ternyata abah sudah ada di belakangku, bersiap mengejutkanku.
"Doorrr!" Teriak abah mengagetkanku.
"Ahhh Abah! Ngagetin kaka aja sih." Keluhku sewot menatap abah.
"Serius banget ka. Kamu lihat video apaan sih?" Tanya abah penasaran.
"Huh gangguin kaka aja sih bah. Kaka lagi belajar bahasa isyarat tau. Biar kaka ngerti apa yang Bila maksud." Jawabku terus terang.
"Ohh ceritanya begonoh." Kata abah manggut-manggut.
"Tapi kan Bila tahu bahasa bibir ka. Dan kalau kita nggak bisa bahasa isyarat dia kan bisa nulis di kertas."
"Iya sih bah. Tapi kan asyik kalau cucu abah yang cantik ini bisa bahasa isyarat juga." Ucapku merangkul pundak abah.
"Mana ada abah punya cucu cantik. Wong cucu abah penginnya selalu keliatan ganteng pakai topi." Ejek Abah.
YOU ARE READING
Asheeqa (SUDAH TERBIT)
SpiritualPesan via shopee aepublishing Aku tidak pernah tahu, Aku pun tak ingin mengetahuinya. Yang aku tahu, aku mengenal sosoknya pada diri orang lain. Tanpa pernah aku merasakan kehadirannya di sampingku. Dan ini,,,, membuatku sulit berdamai dengan kehi...
Asheeqa 13
Start from the beginning
