Chapter 9

3.3K 300 163
                                    

2 minggu sudah pasangan Phayo menikah, dan mereka pun sudah kembali pada aktivitas masing-masing. Phana yang notaben seorang Dokter di rumah sakit milik keluarganya sedangkan Wayo seorang direktur di perusahaan milik ayahnya. Sama seperti pagi sebelumnya Phana kini sudah bersiap dengan seragam dokternya dan melihat istrinya yang masih terlelap. Phana tidak kesal terhadap istrinya namun malah prihatin, Yo sendiri baru pulang larut malam, alasannya sih lembur maka dari itu Phana membiarkan Yo bangun terlambat.

Phana mendekati ranjang dimana istrinya masih merapatkan selimutnya sampai lehernya. Membuat Phana tersenyum gemas melihatnya.

"Sayang.. Phi berangkat ya" Phana berbisik sambil mengelus rambut Yo, Yo mengerjapkan matanya, mengintip siluet suaminya itu. Yo menganggukkan kepalanya sambil memanyunkan bibirnya. Pgana yang paham langsung mengecup bibir Yo.

"Phi jangan lupa sarapan"

"Baik tuan Wayo, dokter Pha akan sarapan saat sampai. Dan Tuan direktur ini harus sarapan juga" Phana mencubit pelan pipi Yo sambil terkekeh.

"Baiklah phi berangkat"

'Cup' Phana mencium kening istrinya sebelum berangkat

"Phi mencintaimu" setelah mengatakannya Pha langsung bergegas pergi menuju Rumah Sakitnya. Pha sendiri saat ini mendapat sebuah projek membantu dokter bedah lainnya membuat suatu jantung buatan. Maka dari itu Pha harus berangkat pagi dan pulang larut, waktu kebersamaan bersama istri tercintanya harus berkurang karena projek ini.

Kembali lagi pada pria mungil yang sedang melamun menatap atap langitnya, ia merasa sedih karena waktu bersama dengan suaminya semakin sedikit membuat dirinya kesal. Ingin sekali Yo membantu membuat jantung buatan itu agar cepat selesai namun apa boleh buat, Yo hanya mengerti soal bisnis, keuntungan dan kerugian perusahaan.

'Hahhhh' Yo menghembuskan nafasnya kasar. Yo terdiam sesaat, perutnya mulai bereaksi kembali. Isi perutnya seakan terguncang-guncang. Kejadian seperti ini mirip seperti saat ia menaiki wahana roller coaster. Yo bangkit sambil menutup mulutnya berlari ke kamar mandi.

'Hoek.. Hoek..' Yo memuntahkan semua isi perutnya namun nihil hanya air liurnya saja, saat seperti ini Yo pasti ingin menangis. Suaminya seorang dokter tapi dirinya malah sakit, memalukan. Sudah beberapa hari ini Yo selalu mengalami seperti ini, Yo berfikir pasti karena ia yang begadang akhir-akhir ini. Yo langsung mandi sekalian saja karena ia juga harus berangkat ke kantornya.

.

Perusahaan terbesar dalam bisnis mobil ini berdiri kokoh di pusat Kota Thailand. Seorang direktur utama kini tengah menelungkupkan kepalanya di meja kebangsaannya. Wayo memejamkan matanya berusaha menetralkan rasa pusing di kepalanya. Ia tadi berniat sarapan, namun ketika melihat makanannya ia jadi tidak nafsu, jadilah seperti ini. Salahkan dirinya yang labil ini.

Seseorang dengan seenak jidatnya masuk ke dalam ruangannya. Pria itu duduk dihadapan Yo saat ini, namun Yo masih setia menelungkupkan wajahnya.

"Apa begini caranya seorang direktur Bekerja?" Pria itu mengeluarkan suaranya malas. Pria yang disindir itu langsung menegakkan badannya.

"Yo!! Ada apa denganmu?? Wajahmu pucat?" Pria itu maju dengan meneliti wajah Yo.

"Ai'Ming jauhkan wajahmu" Yo mendorong dahi Ming dengan telunjuknya.

"Kau belum sarapan pasti"

"hmm" Yo hanya berdehem menanggapinya.

"Kenapa kau tidak sarapan hah!!!" Ming meninggikan suranya membuat Yo berjengit terkejut.

"Kenapa kau membentakku hah!!!" Yo membalas dengan tidak kalah kuat.

"Ok ok maafkan aku, ayo kita cari makan dulu"

After Wedding [M-Preg] ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ