In Love

2.7K 278 37
                                    

Singto merasakan tangannya digenggam, ia menoleh lalu melihat kekhawatiran tergambar jelas di mata Krist, "Setelah hari itu aku tidak memiliki keberanian untuk kembali ke tempat ini. aku takut aku akan semakin merindukan kakek. Tapi tiba-tiba aku terpikir tentang tempat ini semalam, aku pernah berjanji untuk kembali dengan orang yang aku sayangi. Dan aku menepati janjiku."

Singto tersenyum, "Terimakasih, Krist."

"Singto, aku yang harusnya berterimakasih. Kau tahu? aku tidak menyangka bahwa kau akan membalas perasaanku. Aku sangat bahagia sekali. Terimakasih Singto," Krist tersenyum bahagia. Ia juga sangat bahagia bahwa ia lah yang Singto bawa ke tempat ini.

"Maafkan aku karena membuatmu menunggu begitu lama.."

Singto mendekatkan wajahnya, tahu kalau Krist akan memalingkan wajahnya maka ia menggerakan tangannya untuk memegang tengkuk Krist.

Sudah dekat...

Semakin dekat...

Dan...

IX. In love

"Singto, kau mau ap—?" belum sempat Krist menyelesaikan ucapannya, bibirnya sudah diambil alih oleh Singto. Singto menciumnya, lembut sekali. Ciuman yang tidak menuntut balasan, tulus memberi. Krist membelalakan matanya, tidak menyangka bahwa Singto lah yang akan mengambil ciuman pertamanya. Krist tersenyum lantas membalas ciuman Singto sepenuh hati.

Keduanya melepaskan ciuman itu saat merasa bahwa mereka masih membutuhkan pasokan udara untuk bernafas. Menatap mata masing-masing lalu tersenyum. Hening setelahnya, di saat seperti ini tidak ada yang harus dikatakan. Paham merasakan kebahagiaan yang sama.

"Chun koey geuap plaht sing tee dee tee soot nai cheewit..."

Singto menoleh saat mendengar nyanyian Krist, terkejut karena tidak menyangka Krist bisa bernyanyi dan suaranya sangat indah tapi memilih untuk tidak mengatakan apa-apa melainkan menikmati suara Krist.

"Hahk nai wun tee chun lom yoo mai mee neung jai kaung tur

Fun kong job lai sing tee dee kong mot tahng dai jur

Neung gumlung jai tee ying yai mai leum dai loey....

Kob koon tee ruk gun

Kob koon took krung tee koy gaud chun

Nai wun tee punhah tah tohm kao mah sai

Ja dtaup taen kwahm ruk tee chun dai jahk tur yahng rai

Gor roo dee wah mai por dtae kor tum hai dee tee soot...."

Krist menyelesaikan lagunya dengan sempurna. Bangga sekali bisa menyanyikan lagu itu untuk Singto. Akhirnya aku bisa menyanyikannya, pikirnya.

"Aku tidak tahu kalau kau memiliki suara seindah itu," Ujar Singto, senang karena bisa mengetahu sisi lain dari Krist.

"Hahaha! Kau terpesona padaku, ya? Saat di sekolah dasar, aku terpilih untuk menjadi tim paduan suara. Jadi, ya seperti itulah."

"Seperti apa? Ceritakan dengan benar, aku ingin sekali mendengarnya," Pinta Singto.

"Aish, tidak mau! Aku malas bercerita banyak-banyak. Kau simpulkan saja sendiri," jawab Krist tidak perduli.

Sebenarnya niat Krist hanya ingin menggoda Singto. Namun lihatlah! Singto sudah mengeluarkan serangannya dengan memasang muka memelas. "Ayolah, Krist. Kenapa kau tega sekali padaku? Ceritakan......"

"Tidak!"

"Iya,"

"Kubilang tidak ya tidak! Mau apa lagi?"

The One I LoveWhere stories live. Discover now