Kesungguhan Hati

1.5K 61 11
                                    

Usaha terakhirnya pun di kerahkan ‘membawa Adrian ke rumahnya’. Carol ingin membuka kedok asli Caroline.

          Dan benar saja, Adrian datang ke rumah. Walau kaget, Caroline tetap memberi salam. Makan siang bersama-sama, dan sengaja Carol bersikap ‘sok’ mesra. Caroline memakan makanan tanpa merasa terganggu sedikitpun. KeCaroline membuka percakapan, memang sederhana, tetapi menjadi panjang karean Adrian sagat antusias.

          Saat Carol meninggalkan Adrian dan Caroline berdua (usaha paling terakhir). Lalu Caroline mendekati Adrian, dan berbisik di telinganya.

           “Jika elo hanya bermain-main dengan Carol, lebih baik sekarang hentikan.Jika kamu melakukan hal yang sama pada Carol. Gua tidak akan melepaskan lo!” Ancam Caroline tegas.

          “Heh! Tidak takut!” tantang Adrian.

        “ Ingat Danu? Tidak masuk 1 minggu? Gua mengancamnya akan babak belur karena terus menerus membully Afizal. Sikapnya mirip dengan lo. Ingat lah satu hal. Gua bukanlah Caroline yang pendiam dan lemah seperti dulu. Dan gua akan membuat lo jauh lebih menderita dari Danu.” Kata Tika menekankan aura menyeramkannya.

        “Jika kamu mau menciumku, akan gua pikirkan lagi.” Kata Adrian sambil meremehkan Caroline.

 

        PLAK!! Tamparan keras di pipi kiri. Kedua kalinya. Bedanya wajah Caroline yang sekarang menunjukkan bahwa dia serius.

          “Jika gua nembak elo sekarang, terima gak?” tanya Adrian hati-hati.

          “Tergantung tingkat keseriusan lo dan mood gua” kata Caroline santai.

        “Oh.” Kata Adrian singkat. Di dalam nadanya tersirat kecewa.

        “Jangan bilang, elo jadi suka sama gua? Cih! Karena pertama kali keinginan lo gak di turutin ya? Pangeran keluar dari kerajaan sekali-sekali!” hina Caroline

        “Sama kayak elo dulu. Jangan sombong!” balas Adrian.

         “Beda! Gua gak selalu dapat permintaan gua.” Kata Caroline.

        “Terima gak?” tanya Adrian ke topik utama.

        “Gak! Enak aja. Udah nyakitin minta balikan, terus nyakitin lagi. Mati aje lo!” dengan nada kesal, tetapi dengan cepat Adrian mencium pipi Caroline untuk menenangkannya. Dan segera pergi karena pasti di pukuli.

           Pagi hari, di sekolah tiba-tiba Adrian mendatangi Caroline di komplotan laki-lakinya.

          “Tolong temui gua di belakang sekolah seetelah pulang.” Bisik Adrian dan langsung berlalu pergi. Caroline ingin menolak tetapi dari nada suara Adrian dia serius. Dan saat pulang sekolah, benar saja Adrian sudah menunggu di belakang sekolah.

           “Pukuli gua sekarang!” ucap Adrian tegas.

          “Kenapa harus?” tanya Caroline bingung.

        “Karena gua akan memperlakukan saudara kembar lo, sama seperti elo dulu.” Kata Adrian jujur.

        “Cari mati ya?” nada Caroline meninggi dan mulai memasang raut galak.

Love With PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang