Kebohongan

2.2K 77 2
  • Didedikasikan kepada Adrianus Septiano
                                    

       Di suatu kelas yang sangat berisik, terdapat siswa yang pendiam dan lebih senang menyendiri, itulah Caroline. Sangat jauh berbeda dengan Carol saudara kembarnya. Carol, dia wanita yang berisik dan selalu berada di tengah-tengah keramaian. Wajahnya pun –terlihat- lebih cantik dari Caroline. Karena kembar, mereka mempunya tipe laki-laki yang sama,

          Adrian, laki-laki yang tinggi, putih dan perawakan wajahnya memang menunjukkan pesona, dengan tubuh atletis menambah poin kesempurnaannya. Kedua saudara kembar itu pun tergila-gila padanya. Tetapi Caroline tidak menyerah walau kesempatannya lebih sedikit dari saudaranya Carol.

          Sedangkan Adrian sendiri tidak menunjukkan reaksi apa-apa walau tahu dirinya menjadi bahan rebutan kedua saudara kembar. Keunggulan Carol hanya pesona dan pertemanan, berbeda dengan Caroline, dia selalu mendapat juara tertinggi di kelas dan di setiap lomba, terutama Matematika dan Bahasa Inggris.

          Entah kenapa, pagi ini suasana hati Adrian sangat buruk. Yang biasanya dia ikut andil dalam keributan dan terkadang yang memulai, rasanya sangat risih sekarang. Perempuan-perempuan yang mendekatinya tiap pagi makin memperburuk suasana hatinya.

          Tidak ingin membuat masalah dan merusak citra ‘pangeran’nya, dia mencari tempat duduk yang kosong, tetapi hari ini semua murid masuk. Akhirnya mata Adrian bertemu pandang dengan Caroline. Perempuan penyendiri dan pendiam. Karena ketahuan memandangi Adrian diam-diam, Caroline menunduk dengan wajah memerah.

          Saat Caroline mengangkat wajahnya, jantungnya berdetak sangat kencang karena Adrian berjalan mendekat. Ini pasti bohong, dia mendekatiku, aku pasti sedang bermimpi! Pikir Caroline.

          “Kursi di sampingmu kosongkan? Boleh didudukin kan?” tanpa sapaan dan dengan suara bariton itu, dia langsung duduk tanpa ada izin sekalipun dari Caroline. Deg! Deg! Deg! Hanya suara jantung yang keras dan cept di dadanya. Hanya itu yang dia dengar, bahkan suasana ribut di kelas tenggelam oleh detak jantungnya. Dan seakan-akan hanya Adrian dan Caroline di kelas ini.

          DEG! Adrianuus tiduran di pangkuan Caroline. Memang itu kebiasaan Adrian. Tetapi tidak dengan Caroline, oh tidak jantungku berhenti berdetak. Jika mati seperti ini, aku rela. Ucap Caroline dalam hati. Dan suasana ribut di kelaspun tiba-tiba menghilang. Padahal, tidak ada guru yang masuk ataupun kepala sekolah. Mata anak-anak di kelas tertuju pada Adrian dan Caroline.

          Dan, di detik berikutnya, serempak mereka menyoraki ‘cie! cie!’. Adrianys sangat biasa, tetapi jauh berbeda dengan Caroline. Caroline 

          “Adrian! Duduk! Semuanya ngeliatin!’ ucap Caroline gugup karena baru pertama kali berbicara sedekat ini dengan Adrian.

          “Biarin aja! Nanti juga diam. Gua ngantuk, jangan gangu!” kata Adrian menganggap enteng.

          “T-tapi!” kata Caroline ragu.

        “Kalau mau jadi pacar gua, gua buat anak-anak diam. Deal?” tawar Adrian.

        “Lucu! Duduk sekarang!” kata Caroline kesal.

        “Gua gak main-main” ucap Adrian semabri berdiri dan menatap lekat-lekat wajah Caroline.

          “Sama sekali tidak lucu sekarang!” Caroline berdiri dan meninggalkan kelas. Semua keinginan Adrian pasti terkabul. Dan sekarang dia menginginkan Caroline, dengan segala cara, pasti terkabul. Mulai dari selalu masuk ke kelompok kerja bareng Caroline, ucapan selamat pagi yang romantis, membelikan barang-barang mahal, sampai menyebarkan gossip.

           Dan yang paling berhasil adalah cara yang terakhir, gossip. Caroline sangat tidak tahan dengan tanggapan orang lain dan kesendiriannya di ganggu karena hal yang tidak masuk akal. Dia akhirnya menyerah dan mengikuti apa maunya Adrian. Walau sesungguhnya senang, Caroline tetap merasa ada yang aneh.

          1 Minggu, dia benar-benar di buat jatuh cinta pada sosok Adrian. Perhatian, bahkan Caroline bisa di keluarkan dari dunia yang cinta kesendirian. 1 minggu tersebut seakan-akan berada di surga. Iya, surganya dunia. Carol sangat-sangat terbakar cemburu, dirumah dia sering menyiksa Caroline. Karena sudah biasa, Caroline bersikap tenang.

           Tapi, suatu malam, sebelum 1 minggu habis, Carol tidak bersikap jahat, tetapi tetap tidak ramah. Sangat aneh. Caroline merasakan akan ada bom waktu yang akan meledak sebentar lagi. Walau merasa buruk, tapi aku memutuskan tidak menggubrisnya. Tapi, hatiku remuk saat mendengar kabar di saat istirahat besoknya.

Sakit.. 

Love With PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang