Chapter two -Anna-

9.8K 110 3
                                    

Dua minggu telah berlalu semenjak perkenalan pertamanya dengan Alex. Ya, lelaki itu. Lelaki sibuk, borjuis, kaya, dan juga playboy sepertinya. Anna melewati dua minggu yang membosankan bersama Alex. Namun Anna menikmatinya. Dengan semakin bosannya dia kepada Alex. Semakin kecil pula kemungkinan Anna akan jatuh cinta terhadap pria tersebut, termasuk juga Alex. banyak hal yang telah mereka bicarakan. Mulai dari hobi, tempat tinggal, dan banyak hal. Namun entah kenapa tiba-tiba percakapan malam ini seperti tidak biasa

"Anna..." Alex memulai percakapan.

"Yes?"

"May I ask something?"

"What's that?"

"Uhm..." balas Alex di chat "tapi aku takut kamu tersinggung Anna."

"Memang apa yang ingin kamu tanyakan?" Anna mengrenyitkan dahinya sambil melihat layar handphone.

"Are you still virgin?"

Deg! sontak pertanyaan itu membuat Anna diam terpaku. ia terdiam sesaat. Tampak Alex langsung membalas chatnya lagi.

"Kalau kamu tidak mau menjawabnya tidak apa-apa. Aku tidak akan bertanya lagi. Maaf membuatmu tersinggung. I'm really sorry."

Anna menghela napasnya sejenak sambil membaca chat dari Alex. Sejujurnya ini adalah salah satu pertanyaan yang paling ia benci. Lalu ia membalas chat Alex.

"Is that important thing to you?"

Dengan cepat Alex membalas "Nope. Seharusnya aku tidak bertanya seperti itu. Itu  terlalu kasar. Im sorry."

"Its ok. Hmm...I'm not virgin anymore. Don't ask why."

"Ok then."

Dan pesanpun terhenti.

***

Dua minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu kemudian.....

Dddrrrrrttt....dddrrtttt.... , HP Anna berbunyi. Anna kemudian mengambil HPnya yang ia taruh di atas meja. terdapat sebuah pesan singkat di HPnya. Itu dari Alex.

"Hi Anna. Are you busy?"

"Oh. Hi Alex. Gak kok. kenapa?"

"Can I call you? aku sedang tidak bisa tidur. Itupun kalau kamu berkenan."

Jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Anna menghela napas panjang. "Lex, sekarang jam setengah tiga pagi."

"Yeah I know. Maaf ya kalau begitu."

"Hhhh...yaudah deh. Just call me. Tapi maaf ya kalau aku nanti ketiduran."

"Its ok Anna. I'll call you now."

Dddrttttt....

"Halo Anna." Dari seberang terdengar suara Alex. suaranya cukup berat dan seksi. Ibarat penyiar radio. Anna sempat tertegun sesaat sebeum ahkirnya menjawab.

"Iya lex?"

Dan dimulailah percakapan panjang mereka. Alex banyak bercerita di telepon mengenai dirinya. dan Annapun mendengarkan dengan seksama. Sampai pada di suatu titik...

"Anna?"

"Hmm?"

"Kenapa kamu tidak ingin memiliki relationship? is that something bad happen to you in the past or something?"

"Yeah well. Dulu aku pernah benar-benar mencintai seseorang namun ditinggalkan dengan suatu alasan lalu papaku selingkuh, dan yang terahkir aku diperkosa oleh mantan pacarku."

"Oh God."

"Makanya aku gamau lagi punya pacar. Hard to believe someone."

"Ah ok I'm understand. Lalu apa rencanamu jika kamu tidak ingin mempunyai hubungan lagi?"

"I dunno. Jujur secara fisik sekarang aku 'butuh' tapi selama ini aku bisa tahan. Aku rasa aku wanita yang cukup baik dalam hal mengendalikan kebutuhanku."

"kapan terahkir kali kamu melakukan itu Ann?"

Anna terdiam sesaat.

"Its ok. kalau kamu gamau jawab gapapa aku gak akan maksa kok. Maaf sudah lancang." ucap Alex kemudian.

"Hmm....kenapa kamu ingin tau sedalam itu Lex? Apa yang kamu mau? Apa yang kamu inginkan dariku?"

"I want you Anna. I'm curious about you."

"Want me? sebagai?"

"Apapun yang kamu mau..."

Anna terdiam sesaat. "Gosh! Lex apa kamu bercanda? Kamu bilang kamu ingin aku? padahal ketemu aja belum. lagian kamu bilang ini ke berapa cewek sih? ga bakal mempan juga di aku Lex."

"No. Aku adalah tipikal laki-laki yang sangat 'picky' dalam hal seperti ini. Aku tidak akan mengatakan hal ini ke sembarang perempuan Anna. Tapi jujur aku benar-benar tertarik denganmu."

"No. I dont believe. So. Udah dulu ya Lex. Aku mau tidur. We will talk later. Ok? See you."

CLICK. Tuttt...tuttt...tutttt....

Teleponpun terputus.

***

Keesokan paginya

Anna membuka HPnya, hingga kemudian dia menerima pesan singkat dari Alex.

"Morning Anna.

Maaf untuk yang semalam. Soal aku tertarik denganmu, I really mean it. Aku ingin tau lebih jauh tentangmu jika boleh. Entah kenapa aku merasa kita ada kecocokan di beberapa hal. Dan aku ingin membicarakannya lebih jauh denganmu jika boleh.

nanti jika tidak sibuk aku akan meneleponmu jam 2 siang. tapi jikalau kamu sibuk. Tolong kabari dulu ya. :) "

-Alex-

Anna menghela nafas panjang. Iapun membalas pesan Alex.

"Aku Free jam 2 siang nanti. Kalau mau telepon. Telepon aja. "

"Ok. call you later."

"Ok"

***

Jam 2 siang

Dddrrttt..... Dddddrrtttt....

"Halo Anna."

"Iya Lex?"

"Anna aku serius soal tadi malam. I want you. Aku benar-benar tertarik padamu. Tidak bisakah kamu memberiku kesempatan untuk dekat denganmu. Seengaknya sebagai seorang teman. Teman dekat."

"Tapi aku gamau punya hubungan dengan siapapun Lex. Ngurusin perasaan orang itu capek."

"Its ok Anna. I really understand about it. Akupun tidak akan memintamu menjadi kekasihku atau apapun. Aku cuma ingin berada terus di dekatmu. Entah itu sebagai apa. Dan maaf aku bilang lancang begini padahal kita belum pernah bertemu. Aku benar-benar minta maaf."

Anna menghela nafas panjang. Alex adalah lelaki kesekian yang berucap manis padanya. Anna tidak percaya Alex hanya bilang begitu padanya saja. Terlebih di matanya. Laki-laki yang bilang kalau dia menginginkanmu itu hanya sebuat kalimat kamuflase yang sebenernya hanya ingin mengajak seseorang untuk melakukan hubungan sexual di kasur dengannya.

"Ok Lex terserah kamu aja. Aku harap kamu tidak akan menyesal."

"Aku akan lebih menyesal jika aku tidak mengatakan ini padamu. :)"

"Baiklah."

"Jadi mulai biasakan diri untuk selalu aku kontak ya :)"

"Iya lex."

"Thank you sweetheart."

***


SHEATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang