Janji Hatiku - 2

1.4K 154 17
                                    

🍂🍂🍂
.
.
.
🍂🍂🍂

Agatha terisak sendirian di dalam kamarnya. Rentetan kejadian beberapa jam yang lalu kembali berputar di otaknya. Kedatangan Andra dan juga tentang surat gugatan cerai itu semua terasa masih menyesakkan hatinya.

"Sayang, kamu sudah bangun?" suara lembut dari bu Hanum menyadarkan Agatha tentang apa yang baru saja terjadi.

"Mama, aku kenapa?" tanya Agatha masih berbaring sambil memegang kepalanya yang terasa berat sekali.
Tadi seusai pertengkaran Andra dan Agatha yang berakhir dengan pingsannya gadis itu, lalu Andra meninggalkannya begitu saja.

Sampai bik Siti yang mendengar suara ribut-ribut dari kamar majikannya mengintip dan kaget saat melihat raga Agatha yang jatuh limbung dengan Andra yang pergi begitu saja.

Bik Siti segera menghubungi bu Hanum untuk memberi tahu yang terjadi. Bu Hanum dengan cepat meluncur ke rumah anak dan menantunya itu, ia tidak sendirian tapi bersama dokter Yanthi, dokter langganan keluarganya. Bu Hanum takut kalau-kalau sesuatu terjadi pada menantu kesayangannya saat ini.

"Istirahat saja Sayang, jangan terlalu banyak pikiran, nanti berpengaruh sama calon cucu Mama," ucapan bu Hanum sontak membuat Agatha menoleh kaget.

"Maksud Mama aku..?" Agatha tak Sanggup meneruskan kata-katanya, hatinya tiba-tiba terasa sesak sekali mengingat sikap Andra saat ini.

"Kamu hamil Sayang, dan Mama sebentar lagi akan jadi nenek, selamat ya Nak," jawab bu Hanum. Agatha kembali terisak mendengar semua penuturan mama mertuanya. Hatinya bimbang. Ini adalah anugrah yang sudah lama dinantikan, tapi ia juga menyesal kenapa harus hadir di saat situasi yang sulit seperti ini.

"Kenapa harus seperti ini Ma, semua sudah berakhir, dan anak ini.." Agatha menangis sejadi-jadinya sambil memukuli perutnya sendiri. Bu Hanum sampai kuwalahan untuk menenangkannya.

"Istighfar Nak, jangan seperti ini! Tidak ada yang berakhir, semua akan baik-baik saja, percaya sama Mama."

Agatha masih terus meronta. Disaat anugrah itu datang, kenapa malah ia harus berada di situasi tersulit dalam hidupnya.

"Ingat Nak, ini adalah anugrah yang sudah lama kamu nantikan, anak kamu dan Andra, Mama yakin ini adalah cara Allah untuk membuat semuanya kembali baik seperti semula. Jangan putus asa, ada Mama Di sini yang akan senantiasa berdiri di belakang kamu," ucap bu Hanum memeluk erat tubuh Agatha dan terus menenangkan serta meyakinkan kalau semua akan baik-baik saja.

"Semua sudah berakhir Ma, anak ini tidak akan berpengaruh apa-apa buat Mas Andra,  tadi dia kesini untuk memberikan surat gugatan cerai dan meminta Agatha untuk menandatanginya," lirih Agatha berkata sambil airmata terus menetes di kedua sudut pipinya.

"Mama tidak akan membiarkan itu terjadi, mama akan memberi tahu dia kalau saat ini kamu sedang..."

"Tidak Ma, jangan! Agatha mohon jangan memberi tahu dia, biarkan Agatha pergi dan mengalah. Aku akan pergi Ma, bersama anak yang ada dalam perutku ini." kali ini bu Hanum yang tak kuasa untuk tidak menangis. Bu hanum mengerti apa yang Agatha rasakan saat ini. Apalagi yang membuatnya seperti ini adalah putra semata wayangnya, yang selama ini selalu dibanggakannya.

"Tapi Nak..."

"Tidak Ma, ini sudah menjadi keputusan Agatha, setidaknya sekarang ada calon anak ini sebagai pengganti Mas Andra. Mama jangan kawatir, aku dan cucu Mama pasti baik-baik saja." bu Hanum berhambur memeluk Agatha.

Janji Hatiku (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang