Part 4

12.1K 966 56
                                    

Happy Reading 💝💝💝


Dave membuka matanya yang terasa berat ketika merasakan guncangan di bahunya. Baru sepuluh menit ia terpejam, namun alam seakan enggan membiarkannya terlelap. Sungguh, ia ingin merutuk siapapun yang membangunkannya saat ini.

Iris coklat dengan sorot panik segera menyambut pemandangan Dave. "Sebenarnya, apa yang kau lakukan pada Anna, Dave?"

Dave mengerjab beberapa kali menyesuaikan penglihatannya. Sosok Shawn yang sedang berdiri di samping ranjang dengan raut frustrasinya membuat kernyitan bingung Dave muncul. Walau tubuhnya terasa sangat lelah, namun mau tak mau ia bergerak duduk untuk mengetahui alasan dibalik sikap ganjal sahabatnya itu. "Apa maksudmu?"

Terdengar helaan napas berat Shawn, kakinya bergerak mondar mandir dengan tangan yang terus memijat pelipisnya. "Tadi ibunya Anna menghubungiku dan bilang bahwa kau yang mengantarkan Anna pulang."

"Lalu?"

Shawn menghentikan langkahnya, matanya melotot kesal pada Dave yang terlihat menguap. Hell, bisa-bisanya disaat ia panik seperti ini, sahabatnya itu terlihat santai. "Ibunya terdengar sangat marah. Apa kau melakukan sesuatu pada Anna? "

Setelah menyelesaikan pekerjaannya pukul sebelas malam, hal pertama yang dilakukan Shawn adalah menghubungi Sharon. Dua puluh panggilan tak terjawab di ponsel Shawn, membuatnya yakin jika wanita itu begitu mencemaskan Anna yang ia pikir masih berada di rumahnya. Tapi ternyata Sharon mengatakan Anastasia sudah diantar pulang oleh Dave.

Shawn sudah berusaha menjelaskan jika Dave adalah sahabatnya, karena ia tahu Sharon sangat menjaga Anastasia dari orang asing. Namun yang ada, Sharon begitu marah padanya. Wanita itu bahkan sampai melarangnya untuk bermain dengan Anastasia lagi. Itu membuat Shawn berpikir jika Dave melakukan sesuatu yang membuat Sharon marah besar padanya.

Dave mengedikkan bahu singkat, "Aku hanya mengantarkan gadis kecil itu pulang. Kenapa kau harus berlebihan seperti ini?"

"Apa kau pikir aku bodoh? Jika kau hanya mengantarkan Anna pulang, tidak mungkin Sharon begitu marah hingga melarangku bermain dengan putrinya lagi."

"Sudahlah, biarkan saja! Lagian usiamu sudah terlalu dewasa untuk bermain dengan anak kecil seperti itu." Lagi, jawaban Dave hanya membuat Shawn semakin menggeram.

"Demi Tuhan, Dave! Tidak bisakah kau serius?"

"Baiklah, baiklah. Aku serius," ucap Dave di sela-sela kantuknya yang berat. "aku mengantarkan Anna pulang karena aku yakin kau pasti pulang larut malam. Dan sekarang gadis kecil itu sudah berada di rumahnya tanpa kekurangan suatu apapun. Jadi, apa yang salah dari itu?"

Shawn terdiam sebentar mencoba mencerna ucapan Dave. Mengenal pria itu sejak kuliah membuatnya sangat mengenal sifat Dave yang tidak pernah membohonginya. "Apa kau mengatakan sesuatu pada ibunya Anna yang membuatnya tersinggung?"

Merasa jengah dengan pertanyaan Shawn, Dave memilih merebahkan dirinya kembali seraya berkata, "Berhentilah mempermasalahkan hal yang tidak penting, Shawn!"

"Kau bilang tidak penting?" Suara Shawn meninggi. Jika saja Dave bukan sahabatnya, mungkin sekarang Shawn sudah melemparkan tubuh pria itu dari jendela kamar tamunya. "aku mencintai ibunya Anna. Apapun yang berhubungan dengan mereka tentu saja sangat penting untukku."

Mata Dave yang baru saja terpejam seketika terbuka lebar setelah mendengar penuturan Shawn. Tadinya Dave pikir mereka hanya terlibat hubungan kekeluargaan, namun ternyata ungkapan yang barusan didengarnya membuat pemikiran itu segera luntur.

"Aku tahu kau menganggap ini lucu," Shawn menganggap kebisuan Dave karena pria itu terkejut dengan pengakuan cintanya disaat selama ini ia selalu menolak berhubungan serius dengan wanita. "Aku mencintai wanita itu, Dave. Dan aku menyayangi putrinya sama seperti putriku sendiri."

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang