Oleh karena itu sekarang saat aku mampu, aku harus menyisihkan sebagian hartaku untuk mereka yang membutuhkan. Terlebih Rayan dan kedua adiknya adalah yatim piatu.

Kini aku dan Ayesha sedang duduk di kantin, menunggu sampai jam besuk ICU di buka. Kami mulai ngobrol tentang sekolah Ayesha. Di sela obrolan Ayesha melambaikan tangan pada seseorang di belakangku.

"Dokter!" Seru Ayesha.

Awalnya aku enggan memperhatikan siapa yang di panggil Ayesha. Tapi karena penasaran dengan ekspresi Ayesha yang tersenyum dengan seseorang yang di panggil dokter. Akupun akhirnya menoleh.

Ya elah, ngapain sih Ayesha nyapa dokter cuek dan super dingin ini. Males banget deh ketemu dokter singa lagi.

"Duduk di sini dok?" Pinta Ayesha lagi.

Tapi belum sempat si singa menghampiri kami, tiba-tiba speaker kantin bersuara.

"CODE BLUE, CODE BLUE, CODE BLUE! PASIEN RUANG ICU."

Dokter Azlan, tampak kaget dan menghentikan jalannya. Dia merogoh sakunya dan mengambil handphone.  Kemudian berbalik arah dan berlari keluar kantin.

"Mbak, Code Blue maksudnya apa ya? Kok nyebut pasien ICU juga. Dokter Azlan kenapa lari ya?" Tanya Ayesha bingung.

Aku menelan ludah dengan susah payah. Aku tahu arti Code Blue yaitu panggilan untuk tim emergency rumah sakit kalau ada pasien yang membutuhkan pertolongan segera karena mengalami henti jantung. Ditambah kata ICU, apa jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi di ICU.

"Emm, Sha lebih baik kita ke ruang ICU ya. Barangkali udah di buka." Ucapku, menyembunyikan rasa kuatir.

Kalau dokter Azlan sampai berlari, berarti ada yang terjadi sama pasiennya. Jangan-jangan...

Aku mempercepat jalanku menuju ICU, pikiranku benar-benar kacau. Aku nggak berani terus terang arti code blue pada Ayesha.

Ayesha sempat protes dengan tingkahku yang diam dan jalan cepat kayak gini. Tapi sebisa mungkin aku tidak merubah raut wajahku menjadi cemas. Aku hanya beralasan agar cepat sampai di ICU, takut nanti nggak kebagian baju khusus untuk masuk ruang ICU.

Aku inget maksud code blue ini, dan setiap ada peringatan code blue. Hasilnya ada dua, pasien selamat atau pasien meninggal dunia. Semua ini aku tahu dari hobiku membaca, ditambah maraton nonton drama korea medical. Aduh malah curhat. Plak...

Sesampai di ruang ICU.

Kami memasuki ruang tunggu khusus keluarga pasien ICU. Dan hanya dibatasi dinding dengan jendela kaca besar dengan ruangan ICU. Tepat jam 11 tirai jendela terbuka. Dan terpampang jelas dokter Azlan dan beberapa perawat sedang mengerubungi salah satu bed.

Ayesha mencengkram lenganku erat. Pandangannya terpusat dengan tindakan dokter Azlan.

Di dalam ruangan.

Dokter Azlan dan para perawat sedang melakukan Defibrilasi.

"Mbak, Bila mau di apain? Kenapa mereka ada di dekat Bila? Bila kenapa mbak?" Tanya Ayesha menatapku sendu.

Aku langsung memeluk Ayesha. Lututku benar-benar lemas melihat apa yang terjadi di dalam sana.

"Sha, berdoa ya moga baik-baik aja Bila." Ucapku lirih.

Ayesha melepas pelukanku dan hendak berlari masuk. Tapi aku cegah.

"Sha, biarkan dokter bekerja ya. Bila pasti akan baik-baik saja. Serahkan sama dokter Azlan ya." Kataku takut.

Ayesha hanya menatap ke depan, airmata tak terbendung lagi. Telapak tangannya menempel di kaca.

"Bila, Bila, Bila, de kamu yang kuat sayang. Kakak masih pengin sama kamu..." ucap Ayesha, menangis dan hampir jatuh. Aku peluk dia, membagi sedikit tenaga untuknya agar dia kuat.

Dokter Azlan kembali menaruh alat mirip gosokan ke dada Bila. Aku nggak tahu apa yang dia instruksikan kepada perawat di sampingnya. Wajahnya terlihat kuatir, dengan keringat membasahi keningnya.

Seorang suster menyuntikan sesuatu ke Bila. Kini dokter Azlan beralih melakukan RJP.

Ya Allah...

Sekuat tenaga aku memeluk Ayesha. Yang kini tengah menangis tersedu-sedu melihat perjuangan tim dokter pada adiknya. Tubuhku benar-benar lemas, serasa tak ada tulang. Dingin. Hawa dingin menusuk sampai ke tulangku.

Aku memang baru mengenal Rayan, Ayesha dan Bila. Tapi situasi seperti ini membuatku nggak tega. Ini adalah perjuangan hidup dan mati buat Bila.

Ya Allah beri kekuatan ke Bila. Biar Bila bisa sehat kembali ya Allah...

Dokter Azlan menghentikan tindakan menekan dada Bila dengan kedua tangannya. Dan kembali melakukan hal yang sama. Sampai akhirnya dia berhenti. Dan melihat ke layar yang memperlihatkan tanda vital Bila. Kemudian beralih memandangku dan Ayesha di balik kaca. Keringat membasahi wajahnya. Dan berjalan keluar menghampiri kami.
























*Defibrilasi : Tindakan untuk mengembalikan normalitas irama jantung. Menggunakan alat kejut bernama Defibrilator.

*RJP : Resusitasi Jantung Paru yaitu metode untuk mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi tubuh yang terhenti.

*Tanda vital : Tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi nafas.





Asheeqa (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now