Bartender/BadAss - Bagian 3 [Sebuah Kekurangan Yang Kucari]

61 10 1
                                    

Maafkan daku, Typo bertebaran dimana mana layaknya PELAKOR #Upss 😂😂 Maksudnya kaya Anuh iyah itu #MaafPikcau alias pikiran lagi kacau jadi gilanya kumat dehh hehe
Oke guys enjoyy now

.
.
.
.

Ya Tuhan aku sangat bahagia. Akhirnya aku menemukan pekerjaan walaupun harus menderita dengan tertabrak mobil tadi.
Tapi aku tetap bahagia. Terimakasih Tuhan. Ucapku dalam hati.

Entah sudah berapa kali aku mengucapkan rasa syukurku dalam hati kecilku yang telah luluh lantah diterjang oleh kerasnya cinta #MakanTuhhCinta Ehh jadi emosi sendirikan hehe

Tapi tidak ada salahnya bukan jika aku mengucap syukur sebanyak apapun itu. Itu tandanya aku sangat menghargai atas apa yang Tuhan berikan padaku hari ini dan semua hal yang telah terjadi padaku.

"Apa kamu sudah makan?" Suara Kak Rio kembali terdengar setelah beberapa menit lalu hening tidak ada suara dari kami berdua

"Hmmmm?? Udah kok" Jawabku sedikit gugup. Sebenarnya bukan gugup namun inilah aku. Damma Ryansyah Meysakilla Raf. Memiliki kemampuan melebihi rata-rata otak alias 'Tulalit' Hehe entah mengapa aku selalu bangga atas keTulalitan diriku ini. Bodoh bukan??

"Yang benar, Kurasa kamu belum makan. Kamukan tidak terbiasa sarapan pagi" Sergah Kak Rio sambil sesekali melirik kearahku.

Ahh laki-laki ini begitu sangat mengenalku sampai-sampai dia sudah sangat hafal akan diriku yang tidak terbiasa sarapan pagi.

"Hehe" Aku hanya bisa terkikikendengar ucapan Kak Rio. Dia sedikit mendengus lelah atas sikapku. Mungkin....

Kami berduapun hening Kembali.
Jangan merasa aneh jika Kak Rio tidak menawarkanku sarapan bersamanya.
Dia tahu betul bahwa aku akan berubah menjadi harimau betina yang tengah kelaparan ketika dipaksa akan sesuatu hal terutama hal yang tidak aku suka dan karena itu aku senang mengenalnya.

Ehh?? Senang??

Kutatap kebawah, tepatnya kearah kakiku memastikan bahwa betis Talas Bogorku ini tidak mengempes sebelah akibat kejadian tadi. Hihi aku geli sendiri.
Namun ketika aku menatap melihat bajuku

"Oh My...." Pekikku sepertinya aku mengagetkan Kak Rio sampai-sampai dia mengerem mendadak. Belum sempat aku membuka mulut tiba-tiba Kak Rio membuka mulutnya

"Ada apa?? Apa ada yang sakit?? Apanya?? Kakimu?? Kepalamu?? Perutmu?? Atau matamu?? Katakan apa yang sakit"

Dengan polosnya aku menunjuk kearah dadaku #Hatiku.

"Baiklah sekarang tanpa ada lagi penolakkan-penolakkan yang akan kamu lakukan kita harus kerumah sakit sekarang juga" Ucap Kak Rio ada kata penegasan terdengar jelas dan juga rasa Khawatirnya

"Ehh ehh maksudku bukan itu kak, Aku menunjuk dadaku hanya untuk bermaksud membuat sebuah lelucon. Maksudku itu Hatiku yang sakit bukan dadaku akibat kecelakaan tadi. Apakah tidak lucu?? Kurasa sekarang jadi sesuatu yang membosankan huftt" Kubuang nafas sekencang-kencangnya.

Terlihat Kak Rio menggaruk-garuk kepalanya yang kurasa tidak gatal.

"Jangan bertanya lagi, lanjutkan saja menyetir mobilnya. Kalaupun kita harus kerumah sakit. Itu berarti kita kerumah sakit untuk mengobati paranoid (Sejenis dengan Ketakutan yang berlebihan terutama takut kehilangan kamu wkwk becanda) Kak Rio. Ehh tapi sejak kapan Kak Rio Paranoid??" Lanjutku.

Bartender/BadAssWhere stories live. Discover now