Chapter 15

424 50 2
                                    

Full of Yongshi :)

Jihoon dan Guanlin sudah bersenang-senang hari ini. Mereka sudah mengunjungi taman hiburan, kawasan mall, dan yang lainnya. Tawa yang riang selalu menghiasi hari ini. Sekarang kedai patbingsu menjadi pelabuhan terakhir sebelum pulang.

"Kamu kenal sama Seonho?"

"Iya hyung, aku kenal sama Seonho, dia itu imut, periang, juga selalu bikin aku ketawa. Aku suka banget sama dia. Dia itu..." Jihoon tersenyum senang, kentara sekali terlihat Guanlin semangat dan bahagia ketika menceritakan adiknya. Ia senang calon tunangannya juga dekat dengan adiknya. Sekelebat pikiran terlintas, dia teringat dengan Jinyoung, seharian ini dia belum menghubungi kekasih gelapnya tersebut.

"Hyung?" Panggilan dari Guanlin menyadarkan Jihoon dari lamunannya.

"Ya?"

"Hyung, aku mengajakmu untuk mengantarku membeli sesuatu tetapi kau diam saja. Apakah kau tidak mau?"  Tanya Guanlin. Bodohnya Jihoon bisa-bisanya dia melamun, Guanlin jadi berpikiran aneh padanya.

"Maafkan aku Guan, ayo aku akan mengantarmu sekarang." Yah, sejenak dia harus berhenti memikirkan Jinyoung.






























































Shihyun menekan tombol password yang sudah dia hapal luar kepala. Mulutnya menganga kaget melihat keadaan didalam apartemen itu. Sangat kotor! bahkan beberapa tisu turut andil di beberapa sudut ruangan. Shihyun menggeleng heran, bagaimana bisa seseorang tahan dengan kondisi seperti ini?

"Shihyun?" Seseorang dengan wajah pucat ditambah kantung mata menghitam, keluar dari kamar. Terlampau kaget dengan kedatangannya.

"Kamu jorok banget sih, aku tahu kamu sakit tapi gak gini juga kali!" Shihyun memungut beberapa tisu lalu menyapu semua ruangan disana. Sang pemilik hanya menatap tanpa berkedip seolah menyiratkan 'Ini nyata bukan?'

Selesai menyapu, Shihyun meletakkan bungkusan yang dia bawa tadi di meja makan. Menatap Yongguk 
—si pemilik apartemen—dengan datar. "Ini ada bubur, dimakan! Jangan lupa minum obat!" Shihyun melangkahkan kakinya hendak pergi tetapi tertahan karena Yongguk memeluknya dari belakang. 
"Temenin aku disini Syeon." Yongguk sedikit mengelus perut Shihyun yang sedikit menonjol. Dia tidak boleh tergoda, Shihyun melepaskan pelukan Yongguk.

"Yongguk, kita udah bicarain ini sebelumnya. Inget batasan kamu, aku udah punya Jinyoung, aku kesini cuma memastikan supaya kamu cepet sembuh dan kafe jadi gak terlalu repot." Shihyun mendekati pintu apartemen Yongguk bersiap membukanya.

"Apa kamu tega misahin calon anak kita sama ayahnya hah?!" Seruan Yongguk kembali menghentikan langkah Shihyun. Air matanya mengalir dia tidak sanggup jika membahas tentang ini.

"Aku mohon Shihyun, apa kamu tega misahin aku sama dia? Calon baby kita?" suara Yongguk mulai melembut.

Grep!

Shihyun menubruk tubuh Yongguk, mendekap erat tubuh ayah dari calon bayinya sambil menangis tersedu-sedu.

"H-hiks.. M-maafin aku Yongguk, aku selama ini egois gak pernah mikirin tentang bayi kita dan perasaan kamu." Shihyun menangis sejadi-jadinya. Selama ini, dia selalu mementingkan egonya dibanding memperdulikan seseorang yang telah tulus mencintainya. "Sudah, jangan nangis lagi oke? Kasian baby kita ikutan sedih kalau mamanya nangis." Yongguk menghapus jejak air mata Shihyun.

"Yongguk"

"Hm?"

"Ayo kita menikah." Mata sipit Yongguk terbelak lebar. Ini bukan mimpi bukan?

WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang