Lembar 15 : Perjuangan & Kepasrahan

466 27 7
                                    


Okee, singkat cerita. Akan ada banyak adegan yang agak vulgar akan kekerasa, jadi tolong untuk bagian ke tiga awal bisa di sekip sedikit-sedikit untuk masalah menhujam tubuh okeee. Karena memang agak, yahh, terlalu liar lah istilahnya. 

oke, langsung aja yakk, kurang satu chapter lagi kok setelah itu epilog.

Awas typo, masih fresh dari ketikan soalnya.

***

Meski sudah ribuan tahun tidak melihat salah satu bagian yang pernah jadi tubuhnya itu, Agni tidak akan pernah melupakan bagaimana bentuk dari sayapnya. Tidak berbeda dari terakhir kali di lihatnya terakhir kali. Sayapnya yang cukup besar dengan warna hitam hampir mendekati coklat itu masih terlihat begitu gagah meski tidak lagi tertempel di punggungnya.

"Darimana kau bisa dapatkan itu?" itu sudah sewajarnya menjadi pertanyaan Agni sedari awal dia melihat sayapnya tesebut. Karena setaunya, sayap itu seharusnya sudah lenyap beratus tahun lalu setelah terlepas dari punggungnya. Atau memang sedai awal sayap itu tidak pernah lenyap sejak kejadian itu.

Pangeran Franco mengusap helaian bulu yang berada di sayap itu dengan gerakan lembut, seakan mengusap rambut miliknya sendiri. "Ini merupakan harta turun temurun kerajaan kami. Bisa dibilang, sayap ini adalah asal muasal kerajaan kami." Pangeran Franco mengalihkan kembali pandangannya pada Agni, memberikan pandangan kosong pada sosok yang terantai di depannya. "Ini merupakan sayap yang harus kami jaga selama ini, oleh keluargaku. Dan sebagai imbalannya, kami bisa berjaya mendirikan kerajaan di bawah perlindungan Asta."

Nama terakhir mampu membuat kedua mata Agni membelak tak percaya. Satu nama yang telah mengucapkan kutukan berupa lingkaran setan yang terus berulang-ulang untuknya. Dia tidak menyangka jika setelah kejadian itu, Asta masih ikut campur dalam urusan manusia. Padahal dari informasi yang di dapat, Asta dan pemimpin makhluk lainnya sekapat untuk tidak mencampuri urusan manusia lagi.

"Sebenarnya apa hubungan semua ini. kenapa bisa kelugamu berurusan dengan Asta."

Pangeran Franco menampilkan senyum penuh rahasia. "Ini akan menjadi cerita yang sangat panjang. Bagaimana jika kita lanjutkan sambil minum kopi?" Pangeran Franco memberikan arahan agar prajuritnya membawa Agni dan sayapnya menuju salah satu tenda yang telah disiapkan. Setelah keduanya di tempatkan sesuai dengan arahan Pangeran Franco, semua prajurit itu segera keluar dari tenda, menyisakan Pangeran Franco beserta Agni dan sayapnya.

"Baiklah, sampai mana kita lagi. Oh ya, Asta. Berabad-abad yang lalu keluargaku diberikan tanggung jawab untuk menjaga sayap ini agar tidak dicuri oleh pemiliknya, yang berarti kau. Dan sebagai gantinya, Asta akan menjaga keselamatan kami selama kami meminta kecuali jika yang mengancam keselamatan kami adalah—"

"Aku," potong Agni dengan cepat.

"Benar sekali. Pendahuluku terdahulu kemudian berpikir, bagaimana caranya agar kami bisa melindungi sayap ini darimu sedangkan Asta tidak mau melindungi kami dari bahaya yang berasal darimu. Kemudian pendahuluku mendapat ide untuk membuat suatu kerajaan sehingga saat kau datang untuk mengambil sayapmu, kami bisa menggunakan semua prajurit dan bantuan yang ada untuk melindungi kami."

Agni mengernyit tidak suka setelah mendnegar penjelasan Pangeran Franco terlebih lagi wajahnya menunjukkan seringai senang dengan ucapan yang baru saja di keluarkannya. "Kau menjijikkan."

"Woah, jangan salah paham. Ini hanyalah salah satu bentuk melindungi diri. Sama halnya seperti cicak yang melepaskan ekornya maupun bunglon yang menyamarkan warna kulitnya dengan sekitar." Pangeran Franco kembali membelai bulu-bulu yang ada di sayap Agni, memainkannya seakan itu adalah mainan yang menyenangkan.

Immortal GuardianWhere stories live. Discover now