Lembar 3 - Her Guardian (bagian 1)

889 34 1
                                    


Hai, maaf update telat. Mungkin untuk sebulan kedepan aku akan hiatus sementara karena ada ospek nih. Jadi mohon pengertiannya ya.

Terima kasih


Kejadian demi kejadian yang menimpa Putri Unique membuat Raja Barda meningkatkan penjagaan dalam istana. Di setiap sudut ruangan ada satu orang prajurit yang berjaga. Begitu pula gerbang kerajaan yang semula hanya dijaga oleh dua orang prajurit, kini satu lusin prajurit menjaga disana, memeriksa siapapun yang hendak masuk ataupun keluar.

Unique masih berada di dalam kamarnya. Kejadian yang terakhir kali menimpanya membuat penjagaan diperketat, begitu pula dengannya. Saat ini, dia tidak bisa pergi kemanapun sendirian, dia selalu di temani oleh pengawalnya, bahkan di dalam kamarnya sekalipun.

"Anda sudah siap Tuan Putri?" Unique mengalihkan pandangannya pada Honey. Gadis itu berjaga semalaman untuk menjaganya, membuat kantung tebal tampak berada di bawah matanya.

"Apa kau tidak kelelahan Honey?" Honey hanya bisa tersenyum meskipun dia menguap sesekali.

"Jangan khawatirkan saya, Tuan Putri. Setelah ini saya akan istirahat dan digantikan oleh Tuan Agni." Unique mengangguk, tidak lagi bertanya.

Pintu kamar Unique terbuka, menampilkan Agni yang berjalan masuk menghampiri Unique serta Honey. "Kau bisa pergi sekarang Honey, aku akan menggantikanmu. Segeralah makan lalu tidur." Honey tersenyum senang mendengar perintah Agni. Dengan secepat kilat, Honey segera berlari keluar dari kamar Unique, melupakan tingkah lakunya di depan sang pemilik ruangan.

"Maafkan tingkah laku Honey yang tidak sopan, Tuan Putri." Unique yang sedari tadi terkekeh kecil melihat tingah Honey hanya menggeleng maklum.

"Tidak apa-apa Agni. Dia pasti kelelahan karena menjagaku."

Agni pun segera mempersilahkan Unique untuk mengikutinya keluar dari kamar. Hari ini Unique memiliki janji untuk menghabiskan waktu bersama Pangeran Yasa guna mengenal pria itu lebih banyak. Pria itu mengatakan jika dia akan menemui Unique di taman istana.

"Apakah tidak apa-apa berada di taman istana dalam kondisi seperti ini?"

Agni menolehkan kepalanya, memberikan senyum menenangkan kepadan Unique, "Kami sudah mengamankan wilayah di sekitar taman, jadi saya rasa tidak apa-apa berada disana sekarang. Lagi pula, ada banyak prajurit yang berjaga disekitar sana."

Unique tidak lagi bertanya, dirinya melanjutkan menuju ke taman istana. Sesampainya disana, belum terlihat Pangeran Yasa berada di sana. Agni pun segera mengarahkan Unique untuk duduk disalah satu kursi taman di bawah pohon apel yang tengah berbunga. Sepanjang mata memandang, Unique bisa melihat semua bunga tengah bermekaran.

Dari kejauhan, tampak Pangeran Yasa yang tengah berlari menuju ke arah Unique. Agni pun segera mundur, menjaga jarak, saat Pangeran Yasa sudah sampai di depan Unique, dengan napas yang tersengal. "Anda tidak apa-apa Pangeran Yasa?"

Pangeran Yasa mengambil napas panjang sebelum akhirnya berdiri tegak di depan Unique. Tangannya yang tadinya menumpu kepada lututnya segera disembunyikannya di belakang punggungnya, menghalangi Unique untuk melihat apa yang dibawanya. "Saya tidak apa-apa, Putri Unique. Hanya sedikit kelelahan." Pangeran Yasa kembali mengambil napas panjang guna mengatur ritme napasnya yang tersengal-sengal.

"Memangnya anda dari mana, Pangeran Yasa?" Pangeran Yasa tidak menjawab. Sebagai gantinya, pria itu melemparkan buntalan bunga ke pangkuan Unique. Unique pun segera melihat buntalan bunga yang ternyata anggrek itu. itu adalah anggrek merah dengan corak garis unik yang hanya bisa ditemukan di hutan belakang istana dan merupakan bunga favoritnya.

Immortal GuardianWhere stories live. Discover now