Lembar 11 : Luka

579 29 8
                                    

Sebenernya sedikit nggan mood nulis lanjtinnya ini. Maksudnya lagi hilang ciri khas nulisku yang biasanya. Tapi kalau nurutin mood terus kapan selesainya? Jadi aku paksain deh, tapi maaf yang kalau nanti basahanya jadi agak aneh. Yang penting tetep nangkep isi ceritanya aja.

Seperti biasa, awas typooo

***

Unique kembali menyusuri lorong istana milik Pangeran Yasa. Dongeng yang diceritaan oleh Charta tadi masih tertanam di benaknya. Bahkan Unique sekarang bertanya-tanya, bagaimana nasib pria bersayap di dongeng itu. sayangnya, Charta enggan menceritakan kelanjutannya pada Unique. Dia bilang bahwa ada beberapa dongeng yang memang hanya perlu diceritakan sebagian dan ada beberapa yang tidak boleh diceritakan.

Tapi Unique sudah terlanjur penasaran.

Pikirannya masih saja berkutat tentang dongeng Charta saat pandangannya menangkap sosok berambut coklat yang memunggunginya. Agni. sosok ketua pengawalnya yang awalnya selalu dibalut perban itu kini tengah memandang ke dalam kegelapan hutan dari balkon istana. Rambut coklatnya menari-nari dengan angin yang masuk ke dalam istana. hanya kepalanya saja yang tidak lagi berbalut perban, selain itu masih saja tubuh pria itu dibalut perban.

Pemikiran yang tiba-tiba merasuk ke dalam otaknya membuat Unique segera menghampiri Agni. kehadirannya tentu mengundang tanya Agni karena dia mengira jika tuan putrinya sudah terlelap saat ini.

"Ada apa Tuan Putri?" tanya Agni melihat tuan putrinya menatap ke arahnya dengan binar senang.

"Tuan Agni, bukankah sudah hidup lama seperti Charta."

Meski tidak paham, ketua pengawalnya itu tetap menjawab dengan senyum ramahnya yang biasa. "Iya."

"Kalau begitu, bisakah kau melanjutkan dongeng Charta yang baru saja dia ceritakan kepadaku."

Agni memandang ke arahh Tuan Putrinya dengan binar gelinya yang disembunyikannya. Tuan Putrinya yang penasaran seperti anak kecil yang kegirangan karena diberikan makanan kesukannya. "Lebih tepatnya cerita apa Tuan Putri. Jika saya tau, tentu akan saya ceritakan kepada anda."

Unique menampilkan senyum senangnya saat menjawa pertanyaan Agni. "Tentang Pria bersayap dan gadisnya." Agni tentu sedikit terkejut dengan jawaban Unique. Dia tidak menyangka jika Charta akan menceritakan kisah itu kepada gadis di depannya.

Meski enggan menanggapi perkataan Unique, Agni mau tidak mau menyahuti perkataannya. "Jadi sejauh mana Tuan Putri mengetahui ceritanya?"

"Erm, sampai dengan Asta yang mengucapkan kutukannya."

"Dan kenapa Charta tidak mau melanjutkan dongengnya? Setau saya, dia suka sekali menceritakan dongengnya sampai selesai."

Unique mengingat-ingat alasan yang disebutkan Charta saat dia meminta pria itu melanjutkan kisahnya. "Dia bilang bahwa ada beberapa dongeng yang boleh diceritakan sampai selesai, ada juga dongeng yang tidak boleh diceritakan." Unique memandang pengawalnya yang tidak lagi memasang wajah ramahnya seperti biasa. "Jadi, kau mau menceritakannya padaku?"

Agni memasang wajah dengan senyum kecilnya, "Sebenarnya, saya tidak pandai bercerita seperti Charta." Sekilas Agni terdiam melihat perubahan wajah Tuan Putrinya. Gadis di depannya hampir terlihat kecewa karena jawaban Agnil. Karena tidak ingin melihat wajah tersebut, Agni kemudian melanjutkan perkataannya. "Tapi akan saya coba sebaik mungkin melanjutkan cerita Charta."

Unique terlihat senang mendengar mendengar ucapan Unique. Gadis mengikuti langkah Agni yang bersandar pada pagar balkon istana, dan memandang Agni lurus, mencermati setiap perkataan yang akan dikatakan oleh Agni. sedangkan pengawalnya tersebut terlihat kembali memandangi hutan di depan mereka. Pria itu seakan masih berkutat di dalam pikirannya.

Immortal GuardianWhere stories live. Discover now