Rukus

69 2 2
                                    

Aku dan Rukus sedang dalam perburuan Enderman kami, di atas kapal kano yang kami naiki tersedia sebuah bucket dan satu set alat pancing. Rukus selalu menghabiskan waktunya untuk memancing dua-tiga puffer fish untuk makanan, setidaknya itu yang dia dapatkan. "Eugh, apa kamu yakin ikan-ikan itu bisa dimakan?"

"Zio dulu pernah makan ikan ini sekali, lalu dia gatal-gatal."

"Bukankah ikan itu beracun?"

"Bukan, dia hanya alergi ikan." Ah, kenapa ada orang yang makan ikan jika dia tahu kalau tubuhnya alergi terhadap makanannya. "Jika saja kami tidak membuat taruhan, mungkin aku tidak pernah tahu kalau dia tidak suka ikan." Oh, aku mengerti sekarang.

"Kamu dan Zio sudah lama kenal?" tegurku supaya percakapan kami tidak segera berakhir, "Kami... uh... anak kembar."

"SERIUS?!" aku tidak sadar kalau suaraku melengking sehingga Rukus menutup lubang telinganya, "Ya, agar kami tidak saling tertukar kami menggunakan jubah. Aku yang hitam dan Zio yang putih."

Percakapan kami berakhir, aku menatap wajah Rukus yang tertutup tudung jubahnya sambil menderu napas singkat. Ujung kapal kano kami membentur sebuah daratan, pemandangan hutan kayu dark oak menyapa kami. Hari belum larut malam, oleh karena itu kami memutuskan untuk berkemah di pinggir sungai dan mempersiapkan sebuah senjata. "Guardian Fish biasanya ada di dasar sungai atau laut. Aku berasumsi kalau sungai itu dalam, dari warnanya... jadi kemungkinan ada satu atau dua Guardian di sini." Jelas Rukus, "Menyelam kedasar sungai kalau begitu." Tambahku sembari melompat ke dalam air, Rukus mengikutiku. Sebelum kami menyelam kami terlebih dahulu menarik napas panjang dan berenang secepat mungkin untuk mengukur dalamnya sungai.

Sudah mengetahui kedalamannya kami memulai pencarian kami dengan menyusuri arus air. Tidak ada ikan sejauh mata memandang, hanya gang-gang laut saja. Aku naik ke permukaan dan menunggu Rukus. "Ah, dugaanku salah." Aku mendengar gerutuan gadis itu, aku ingin membalas gerutuannya dengan sebuah teguran tapi mulutku kehilangan kata-katanya ketika mataku melihat wajah asli Rukus.

Matanya berbeda antara yang kanan dengan yang kiri, mata kanannya berwarna kuning sedangkan yang kiri berwarna biru. Rambutnya hitam pendek seperti anak laki-laki dan ada bekas luka yang memotong wajahnya dari kening hingga dagu. Aku tidak sadar jika mulutku menganga bagaikan goa "Um... Steve?"

"Oh, Ah. I—iya?" Rukus tersenyum melihat kelakuanku "Suka dengan wajah 'tampan'ku?" ejeknya. "TAMPAN?!"

"Ya! Aku kembaran dengan Zio! Wajahku sama cetakannya dengannya, ibarat copy paste tapi sedikit diubah...."

"Apa Zio juga punya warna mata seperti kamu?"

Rukus terdiam sejenak, "Uh.. iya, tapi miliknya agak spesial."

"Spesial?"

"Nanti kamu juga tahu..." Wajah Rukus seketika menjadi murung, "Hari... sudah mau gelap... Bisa kita mulai pemburuannya sekarang?"

"Oh, iya. Kita sebaiknya pergi kedalam hutan." Selaku, Rukus kembali tersenyum dan berlari kearah barang-barang yang dia taruh di bawah pohon. "Let's hunt for the night!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Zero To HeroWhere stories live. Discover now