Chapter 9 (Sadar)

16 2 0
                                    

"Kil... gue tau maksud lo, dia mirip Raka kan?"

pikiran gue tetep aja tergiang-ngiang kejadian tadi siang di kampus,

"Raka.."

Tes

Tanpa sadar air mata Akila meluncur begitu saja, Sakit itulah yang Ia rasakan saat ini, dadanya kembali merasakan sesak seperti beberapa tahun lalu. di saat kejadian naas itu menimpa dirinya.

Uuuuh... Ngiing_____

"Dok kenapa anak Saya belum sadar juga? hiks.."

"Maafkan Saya Bu, Anak ibu mengalami pendarahan otak yang cukup fatal, yang mengakibatkan Ia mengalami koma Bu."

"Tapi dok ini sudah 2 tahun... hikss.. "

"Mah sabar Mah.."

"Uuuhh..." kila kembali mengeluh kepala nya sakit lagi, Ia tak tahu, Ia sering kali mendengar sayup-sayup suara percakapan orang yang Ia tak begitu jelas.

yang pasti Ia sekarang tak tahan lagi dengan kepalanya yang serasa mau pecah. dadanya terasa terhimpit. tak sadar, Ia pun menagis sesegukan. Ia tak tau kenapa Ia merasa sesakit ini.

Ngiiiing____

"Uuuuhh.. AARRRGHHH" Erang Kila, yang tak tahan dengan rasa sakit yang Ia rasa.

"Dokter tekanan darahnya menurun."

"Siapkan alat pemicu jantung, sekarang juga ! CEPAT!!"

"150"

"..Biip... Biiip.. ... .."

"Naikan 200!"

".... ..."

"Biar saya pijat jantungnya sekarang juga 1 2.."

Ngiiing_____

***

"Pah .. Mamah takut... bagaimana kalau Akila.." Erina memeluk erat tubuh suaminya.. ia teramat takut sekarang, anak semata wayangnya, sedang berada di ujung maut.

"Sssttt.. Udah mah, kita berdoa aja, semoga Kila baik-baik aja." Lengan kokoh itu berusaha tetap tegar, sembari mengelus punggung istrinya, menyalurkan segala kekuatan yang ada. tak henti-hentinya Ia panjatkan doa kepada yang maha kuasa, agar anaknya di beri kesembuhan.

Tak lama kemudian dokter telah keluar dari ruangan anaknya tersebut.

"Bagaimana keadaan, Anak saya dok?"

"Anak Bapak dan Ibu berhasil kami selamatkan, jantungnya kembali berdetak, Ia sudah berhasil melewati masa kritisnya. kemungkinan beberapa jam lagi anak Bapak dan Ibu akan segera sadar." ujar dokter memberi penjelasan.

"Tapi.."

"Tapi, apa dok?" lanjut  gunawan tampak khawatir.

"Mungkin anak Bapak dan Ibu, akan kehilangan ingatan, atau akan sedikit terganggu keadaan mentalnya."

***

Bip.. Bip..

Kepalaku sakit, Aku hanya bisa mendengar suara alat pendeteksi detak jantung, Uuuh.. sakit, sakit sekali, Aku hanya bisa memjamkan mata demi mengurangi rasa sakitnya.

"Hah.. hah..." mataku pelan-pelan terbuka, menyesuaikan dengan keadaan sekitar,  Akila hanya mengerang sesekali menahan sakitnya, Ia bingung, sedari tadi Ia mengingat-ngingat kejadian sejam yang lalu, tiba-tiba saja Ia tersadar di ruangan putih ini.

" mataku pelan-pelan terbuka, menyesuaikan dengan keadaan sekitar,  Akila hanya mengerang sesekali menahan sakitnya, Ia bingung, sedari tadi Ia mengingat-ngingat kejadian sejam yang lalu, tiba-tiba saja Ia tersadar di ruangan putih ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bukankah, Ia sedang berada di kamar, dan tiba-tiba kepala nya terasa sakit, namun yang Ia lihat hanya buram, dan iapun mencoba memfokuskan pandangannya.

"Kila .. sayang kamu udah sadar." Kila mengalihkan atensinya pada suara tersebut.

"Hiks.., akhirnya kamu sadar sayang." ujar perempuan dengan mata yang sudah sembab itu.

"Kamu siapa?"








You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 09, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE DREAMSWhere stories live. Discover now