Chapter 5

2.5K 307 37
                                    

.
.
.

Karma's POV

Aku membuka pintu kamarku yang gelap. Tanpa menyalakan lampu, aku segera berbaring di kasur.

Hari ini, seorang (Fn) mengatakan padaku kalau dia menyukaiku. Dan tentunya aku juga menyukainya. Namun sial, waktunya bersamaku tak lama lagi. Apakah Tuhan tak mengizinkan kami bahagia bersama?

.

Hari ini, aku tak berniat pergi kemanapun. Kenapa aku tak pergi ke rumah sakit dan menghabiskan waktu bersama (Nn)? Karena (Nn) bilang jika saat bersamaku dia akan sulit melepaskanku, dan nanti malah menjadi perpisahan menyedihkan. Dia tak ingin hal itu. Padahal jika seperti ini, terasa lebih menyedihkan bagiku.

Aku tak peduli seberapa indahnya pertemuan kami, dan seberapa sedihnya perpisahan kami. Bagiku, yang terpenting adalah saat ini. Saat kami dapat menjalani hari bersama. Kira-kira seperti itulah yang saat ini ada di pikiranku.

Sebagai gantinya, aku mengundang teman lamaku. Pria yang tampak seperti wanita bersurai biru langit, Shiota Nagisa. Dia baik menjadi seorang pendengar bagi orang yang butuh teman curhat sepertiku //wah, Karma butuh curhat juga :v plakk//. Aku juga seorang manusia biasa yang dapat mengalami frustasi.

"Karma, temanmu datang." ujar Ibuku yang main masuk kedalam kamarku. Dan parahnya, dia melihatku sedang frustasi.

"Ada apa denganmu?"

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." ujarku bohong.

"Hm, ya sudah. Ajak temanmu masuk. Tumben sekali kau mengundang temanmu. Butuh teman curhat? Patah hati karena perempuan?" tanya Ibuku.

JLEB!

Itu pas sekali menusuk batinku. Sepertinya sifat menyebalkanku berasal dari orangtuaku, ya?

"Tidak, aku hanya bosan saja. Sudahlah, aku keluar sekarang." ujarku dan segera pergi kebawah. Nagisa segera kuajak pergi ke kamarku. Aku juga menyiapkan beberapa makanan. Oke, sekarang aku merasa seperti seorang gadis yang ingin bergosip. Lupakan itu.

"Tumben sekali kau memanggilku, Karma-kun. Sepertinya ada masalah, ya?" tanya Nagisa.

"Ya, ini mengenai (Nn)-chan." jawabku.

"Hm? Ada apa dengannya?"

"Kau tahu? Aku sudah lama menyukai anak itu."

Mata Nagisa terbelalak. Wajahnya sedikit memerah.

"Se-serius?" tanyanya.

"Tunggu, kenapa wajahmu seperti itu? Aku tidak bilang menyukaimu, lho. Atau kau juga menyukai (Nn)-chan? Kau kemanakan si dada rata itu?" Aku balik bertanya menyelidik.

"Tidak! Aku menyukai gadis lain!" ujar Nagisa. Yap, keceplosan. Aku hanya tersenyum ala devil.

"Su-sudahlah. Kembali ke masalah. Kau menyukai (Nn)-san?" tanya Nagisa.

"Ya."

"Lalu apa masalahnya? Kau ditolak?"

"Tidak. Dia juga menyukaiku."

"Wah, selamat! Lalu apa masalah sebenarnya?"

Aku menghela nafas pelan.

"Dia bilang dia tak bisa bertahan lebih lama." ujarku.

"Kenapa?" tanya Nagisa mulai serius.

"Jantungnya melemah. Dokter bilang hidupnya tak lama lagi." jelasku. Nagisa tampak kaget mendengar itu.

"Bo-bohong! (Nn)-san bilang dia baik-baik saja!" seru Nagisa.

"Aku juga berpikir seperti itu tapi dia menolaknya. Dia juga sudah merasa hidupnya akan berakhir,"

"Kau memanggilku hanya untuk mengatakan itu padaku?"

"Ya. Bagaimana menurutmu, Nagisa?"

"Justru aku ingin tanya. Bagaimana denganmu?"

Aku diam sebentar, berusaha mencerna perkataan Nagisa.

"Apa?" tanyaku.

"Bagaimana denganmu? Apa kau akan membiarkannya pergi begitu saja? Kenapa kau tidak di rumah sakit sekarang?"

"(Nn)-chan bilang, jika aku mendonorkan jantungku dia tidak mau. Dia tak ingin hidup jika aku mati. Anak yang manis, ya?" ujarku seraya tersenyum pahit. "Aku tak dirumah sakit juga diminta (Nn)-chan."

"Kalau begini sulit juga. Kita tak mungkin menyuruh orang lain untuk mendonorkan jatungnya. Itu sama saja kita menyuruh orang lain mati."

"Itu dia. Tak adakah yang bisa kulakukam untuknya?"

"Sepertinya tidak, karena (Nn)-san bertemu denganmu saja enggan."

"Benar, 'kan? Aku merasa tak berguna baginya. Untuk apa aku menjaganya jika ujungnya seperti ini?"

"Jangan bicara seperti itu! Aku yakin dia pasti senang karena itu dirimu, Karma-kun!"

"Apa maksdumu?"

"Apa kau tak senang jika orang yang kau cintai menjaga dan menemanimu saat sakit? Walaupun tak sampai akhir, setidaknya kau pasti senang."

"..."

"Dan juga berharaplah akan keajaiban. Tak ada kata 'tidak' untuk berharap, bahkan sesuatu yang mustahil."

"Maksudmu, berharap dia akan tetap hidup?"

"Ya, tepat sekali."

Aku berpikir sejenak. Apa yang dikatakan Nagisa ada benarnya juga. Tak salah 'kan jika aku berharap? Setidaknya itu dapat mengurangi rasa khawatirku.

"Baiklah, terimakasih atas saranmu, Nagisa." ujarku seraya tersenyum.

"Nah, begitu. Berpikirlah positif. Dokter bukan Tuhan, jadi tidak bisa menentukan hidup mati seseorang." ujar Nagisa. "Aku tahu (Nn)-san adalah orang kuat yang tak akan menyerah melawan penyakitnya. Tenang saja, kau jangan frustasi."

"Ya, kau benar."

Tiba-tiba saja, ponselku berbunyi. Kulihat (An) meneleponku.

"Halo, (An)-san? Ada apa?"

"Karma-kun ... hiks, ini ... mengenai (Nn)."

(An)  terdengar seperti sedang menangis. Ada 2 kemungkinan, yaitu baik atau buruk.

"A-ada apa dengan (Nn)-chan?"

"Sekarang ... hiks, dia sedang tidur tenang. Dokter bilang ... hiks, ada kemungkinan ... dia tak akan bangun setelah ini,"

Sial, kemungkinan buruk. Dokter sialan! Kenapa dia membuat keputusan seperti itu?!

"(An)-san, kau bohong? Ini pasti bohong, 'kan?! Iya, 'kan?!" seruku dengan perasaan campur aduk. Pikiranku kacau sekarang.

"Hiks ... maaf, Karma-kun. Terima kasih ..."

(An) menutup panggilannya. Dan tanpa sadar, ponselku terjatuh.

"Ada apa, Karma-kun?" tanya Nagisa. Aku hanya diam, tak menjawab pertanyaan Nagisa.

1 menit ...
2 menit ...
3 menit ...
Hening.

"Pulanglah." ujarku kemudian

"Memangnya ada ap-"

"Pulanglah! Aku ingin istirahat,"

"Baiklah, kau yang mengundangku dan kau juga yang mengusirku. Semoga kau tidak apa-apa, Karma-kun."

Next->

Yo, minna!

Kemarin niat double update, tapi kondisi Thor gak memungkinkan buat nulis chap selanjutnya. Kemarin Thor sempet demam gitu, deh. Hehe (gk ada yang nanya).

Maaf ya, telat publish. Oh ya, next chapter adalah yang terakhir lho~ akhirnya fanfic ini bisa kelar juga :')

Tapi ...
Mungkin Thor update last chapter itu bakal lama. Karena bentar lagi masuk sekolah, gk bakal ada banyak waktu. Thor bakal seneng kalau kalian tetep nungguin :')

Yah, itu aja yang pengen Thor sampaikan, sampai jumpa di last chapter!

Bye nee~!

Stay with Me [Akabane Karma x Reader]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن