Chapter 4

2.4K 316 65
                                    

Esoknya ...

"(Nn), hari ini aku libur. Jadi aku bisa menemanimu. Apa perlu kupanggilkan Karma-kun juga?" tanya (An). (Nn) menggeleng lemas.

"Aku tak mau dia khawatir jika mengetahui keadaanku." jawab (Nn). (An) menghela nafas.

"Bagaimana kondisimu? Apa yang kau rasakan?"

"Seperti biasa, aku tak enak badan. Rasanya lemas."

"Wajahmu juga pucat. Mau kupanggilkan dokter?"

"Tak perlu."

(Nn) melihat keluar jendela. Salju-salju turun dari langit, tampaknya sangat indah.

'Karma-kun ... bagaimana jika aku tak keluar dari rumah sakit 2 hari lagi?' batin (Nn). 'Bagaimana jika saat kau bangun besok pagi, aku sudah tak ada lagi disini?'

Tanpa terasa, air mata (Nn) mengalir. Dia menangis dalam hening, menangis dalam damai. Menangis karena rasa rindu yang ada dalam hatinya.

'Bagaimana jika aku tak bisa melihatmu lagi? Aku merindukanmu, Karma-kun. Tapi aku tak ingin kau khawatir.

Tiba-tiba, seorang Dokter datang ke kamar (Nn).

"Selamat siang, (Ln)-san." ujar Dokter itu.

"Selamat siang. Ada apa, ya?" tanya (An).

"Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Ini terkait kondisi (Fn)." jawab Dokter.

"Ada apa denganku?"

.
.
.

Esoknya (lagi) ...

"Selamat pagi, (Nn)-chan. Maaf aku tak bisa datang kemarin." ujar Karma.

"Karma-kun, selamat pagi ..." jawab (Nn) lemas. Karma sedikit kaget melihat (Nn).

"(Nn)-chan? Kau baik-baik saja?" tanya Karma.

"... Tidak. Aku tidak baik-baik saja." ujar (Nn).

"Akan kupanggilkan dokter!" seru Karma.

"Jangan! Aku ingin bicara denganmu."

"Baiklah, setelah aku memanggil dokter untuk memeriksamu."

"Jangan, kumohon dengarkan aku." ujar (Nn) serius. Karma menghela nafas pelan.

"Baiklah, ada apa?" tanya Karma.

"Kemarin dokter datang kemari dan memberitahu kondisiku," ujar (Nn). Wajah Karma memucat.

"Lalu apa katanya?" tanya Karma pelan. (Nn) menghela nafas.

"Aku tak bisa bertahan lebih lama lagi."

Karma's POV

Aku terkejut mendengarnya. Jantungku berdegup kencang. Hatiku terasa tersayat. Ragaku serasa jatuh kedalam jurang mematikan.

"Apa katamu?" tanyaku.

"Aku tak bisa bertahan lebih lama lagi." jawab (Nn). "Dokter bilang, jantungku terlalu lemah. Saat ini aku tetap bernafas saja adalah sebuah keajaiban."

"Bohong ..! JANGAN BERCANDA! KAU PASTI BOHONG, 'KAN?!"

Ah, tanpa sadar aku membentaknya. Bodoh sekali diriku. Tapi dia hanya tersenyum dengan tatapan sayu.

"Mengapa aku harus berbohong ketika sedang membicarakan nyawa?" tanya (Nn).

Aku terdiam sejenak. Aku merasa gagal dalam hidupku sebagai seorang pria.

"Aku tak ingin kau pergi ..."

"Maaf, Karma-kun ..."

"Jangan tinggalkan aku, tetaplah bersamaku ..."

"Maaf ..."

"Jangan meminta maaf, bodoh."

"Bahkan disaat seperti ini kau masih sempat mengataiku?" tanya (Nn).

"Maaf," balasku.

"Sekarang kau yang meminta maaf, Bakabane ..." ujar (Nn) seraya tersenyum tipis. Aku tahu, itu senyum yang dipaksakan.

"Kalau kau mendonorkan jantungmu, nanti hanya aku yang hidup." jawab (Nn). "Aku tak mau hidup seorang diri tanpamu."

Aku sedikit terkejut mendengar pernyataan (Nn). Dia tak mau hidup tanpaku, begitupun diriku. Salah satu alasanku hidup adalah dirinya, (Fn).

Aku menunduk. (Nn) yang berada disampingku memegang wajahku. Kepalanya bersentuhan dengan kepalaku. Nafasnya terasa dingin.

"Karma-kun, aku hanya ingin kau tahu,"

"Apa ..?"

"Aku menyukaimu ..."

Bisikan halus dan lembut. Namun aku bisa merasakan kepiluan didalamnya.

Next->

Yo, i'm back!

Maaf, Thor upnya dikit banget. Tapi niatnya double up kok 😂👌

Maaf ya buat kalian yang nunggu lama sama kelanjutan Ff ini. Makasih juga buat dukungan kalian. Thor gak bakal up lagi kalau nggak ada support dari kalian semua. Hontou ni arigatou, minna!

Ya, cuma itu aja yang mau Thor sampaikan. Thor pergi dulu,

Bye nee~!

Stay with Me [Akabane Karma x Reader]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum