Chapter 2

4K 412 112
                                    

.
.
.

"Karma-kun, kita mau kemana?" tanya (Nn).

"Entahlah. Bagaimana jika menonton film? Ada film bagus edisi musim dingin, lho!" usul Karma.

"Film apa? Jangan bilang tentang kisah romantis," ujar (Nn). Dia memang anti soal romantika.

"Hm~ Padahal tadi kau memegang wajahku dengan penuh cinta, lho~"

"I- itu kan hanya untuk menenangkanmu! Jangan salah paham!"

"Sifat tsundere milikmu tak pernah bisa menyembunyikan kejujuran, ya. Kelihatan sekali bohongnya,"

"Bakabane! Aku sama sekali tak berbohong, kok."

"Iya deh. Lalu, jadi nonton?" tanya Karma.

(Nn) tampak berfikir. Mungkin tak ada salahnya jika mencoba menonton film romance. Lagipula tak ada yang melarang. Akhirnya, (Nn) mengangguk setuju.

"Tenanglah, film ini tak sepenuhnya romance. Lebih banyak aksi dan drama." jelas Karma.
.
Skip bagian nonton :v
.

Sekitar jam 12.30 siang, mereka keluar dari bioskop.

"Film yang menarik! Untung aku tak menolak!" ujar (Nn).

"Lebih banyak aksi dan drama, 'kan? Kau bisa menyesal jika tak menontonnya." ujar Karma. (Nn) hanya mengangguk kecil.

"Setelah ini, mau kemana?" tanya (Nn).

"Mau makan? Sekarang sudah siang. Aku lapar."

"Baiklah."

Mereka pergi ke sebuah kafe yang cukup besar. Setelah makan, mereka berjalan-jalan di taman yang berada dekat kafe itu.

Karma melihat (Nn) yang sedang termenung. Nafasnya menghasilkan asap tanda kedinginan. Karma melepas syal merahnya.

"Kau kenapa? Kedinginan sehingga membeku?" tanya Karma seraya mengalungkan syal merahnya pada (Nn).

"Terima kasih. Aku hanya berpikir, saat ini kita seperti sedang berkencan. Kau mengajakku menonton film, mentraktir makan siang, dan berjalan-jalan di taman. Dan sekarang kau meminjamkanku syal milikmu." ujar (Nn) panjang lebar.

Manik Karma membulat dan muncul semburat merah diwajahnya. Karma mengalihkan pandanggannya. Dia tersipu malu.

"Ada apa, Karma-kun?" tanya (Nn).

"Perkataanmu ... Apa kau sadar?" Karma balik bertanya.

(Nn) terdiam sejenak. Mengingat apa yang dia katakan sebelumnya.

'Aku hanya berpikir, saat ini kita seperti sedang berkencan.'

'Kencan.'

'Kencan.'

KENCAN.

Manik (Nn) ikut membulat. Wajahnya juga memerah, hampir semerah rambut Karma. Dialah yang lebih malu dari Karma.

"A-ah! Lupakan kalimatku tadi!" ujar (Nn).

"Bagaimana bisa," ujar Karma.

"Tentu saja bisa!" balas (Nn).

"Lho, Karma-kun, (Nn)-san? Kalian ada disini!" ujar seseorang tiba-tiba.

Seorang pemuda yang cantik, bersurai biru dan imut. Dia bersama seorang gadis bersurai hijau. Mereka berlari kecil menghampiri Karma dan (Nn).

"Nagisa-kun! Kaede-chan!" ujar (Nn).

"Apa kabar? Kita sudah jarang bertemu, ya?" ujar Kayano.

"Ya. Dan Nagisa, kau sama sekali tak bertambah tinggi, ya. Masih saja pendek." ujar Karma jahil.

"Karma-kun, bukankah itu hal yang seharusnya tak ditanyakan ketika bertemu teman lama?" tanya Nagisa.

"Sikap jahilmu juga tak berkurang." ujar (Nn) membela Nagisa. "Kalian sedang apa?"

"Bukankah sudah jelas? Mereka jadian, 'kan?" ujar Karma terus terang.

"Uwaa!!! Tentu saja tidak! Kami hanya pergi ke toko buku bersama. Karena kebetulan bertemu, akhirnya bareng saja!" ujar Kayano dan Nagisa serempak.

"Serasi juga. Bahkan omongan kalian sama~" goda Karma.

"Lupakan itu, Karma-kun!" ujar Nagisa.

"Kalian sendiri, sedang apa? Berkencan?" tanya Kayano menyelidik.

Seketika, semburat merah muncul di wajah Karma dan (Nn). Mereka mengingat perkataan (Nn) tadi, tentang berkencan.

"A-ah, tidak kok. Kami kebetulan bertemu. Ya 'kan, Karma-kun?" tanya (Nn).

"Yah ... begitulah," jawab Karma.

"Kalian tampak mencurigakan." ujar Kayano.

"Sudah, sudah. Tidak usah berdebat. Dan jangan mengganggu kencan mereka, Kayano-chan," ujar Nagisa.

"Nagisa-kun, apa kau mencari mati?" tanya Karma dengan Evil mode.

"A-ah, maaf. Aku tak bermaksud," ujar Nagisa takut.
"Tapi yang pasti, kami harus pergi. Masih ada urusan." ujar Kayano.

"Mau melanjutkan kencan kalian?" tanya (Nn) sambil menyeringai.

"Ti-tidak! Pokoknya, kami pergi. Nanti kita main bersama, ya! Sampai nanti!" Pamit Kayano seraya menarik lengan Nagisa.

"Sampai jumpa!" ujar Nagisa.

(Nn) membalas salam mereka. Lalu dia dan Karma saling bertatapan.

"Apa?" tanya (Nn). Karma tersenyum tipis.

"Mau pulang? Sepertinya sekarang semakin dingin, wajahmu sudah memerah. Bisa-bisa nanti kondisimu semakin memburuk." ujar Karma.

"Aku sehat, kok. Buktinya, aku masih bisa pergi denganmu, 'kan?" tanya (Nn) kesal karena merasa direndahkan.

"Iya, iya. Terserah padamu. Aku hanya tak mau kau semakin melemah." ujar Karma. "Kau tahu, 'kan? Penyakitmu bisa membuat kematian datang kapan saja."

Raut wajah Karma berubah. Dia menjadi sedikit pucat. Nafas dan suaranya agak berat. Dia kembali merendahkan (Nn).

"Karma-kun, sudah kubilang beberapa kali aku baik-baik saja," ujar (Nn). (Nn) menggenggam erat tangan Karma.

"Walaupun nanti aku mati, aku tetap bersamamu, kok. Yang namanya manusia pasti bisa mati, 'kan?" lanjut (Nn).

"Tapi aku tak mau kau pergi," ujar Karma.

(Nn) menatap Karma. Dia sedang memeras otak, memikirkan apa yang harus disampaikan pada Karma. Disaat seperti ini, Karma bisa jadi keras kepala.

"Kalau kau tak mau aku pergi, maka percayalah padaku." ujar (Nn). Karma menatapnya.

"Walaupun aku ini kelihatan lemah, sebenarnya aku kuat. Aku pasti tak akan pergi cepat-cepat, kok. Lagipun, aku masih ada keinginan yang belum dicapai dalam hidup ini. Jadi pasti rasanya rugi jika aku pergi." lanjut (Nn).

Karma POV

Perkataannya seolah menggerakkan hatiku.

Aku sadar, aku telah melakukan kesalahan. Aku tak mempercayainya, dan aku salah. Aku mungkin terlalu egois dan merendahkannya.

Tapi sebenarnya, aku hanya tak ingin dia pergi. Aku hanya takut dia menghilang dari hidupku.

Aku takut, malaikat kecil dihadapanku ini kembali ke tempat asalnya.

Normal POV

Karma menggandeng erat tangan (Nn). Dia memasukkan tangannya dan tangan (Nn) kedalam saku jaketnya.

"Baiklah. Maaf, aku sering meragukanmu." ujar Karma. "Sekarang, ayo kita pulang."

(Nn) mengangguk seraya tersenyum hangat.

"Terima kasih, Karma-kun." ujar (Nn).

Next->

Stay with Me [Akabane Karma x Reader]Where stories live. Discover now