cage [hyungkyun] pt. 1

3.1K 294 42
                                    

Beberapa cerita yang beredar di masyarakat berkata, vampir itu nyata. Mereka berkeliaran setiap malam hari, mencari orang-orang tidak beruntungㅡyang kebetulan sedang berjalan sendirian di tengah gelapnya malamㅡuntuk dihisap seluruh cairan darahnya hingga kering, lalu terbujur kaku dia tidak berdaya.

Chae Hyungwon mempercayai itu, satu atau dua kali dia mendengar berita mengenai korban-korban yang ditemukan tergeletak begitu saja di jalanan, di mana luka bekas gigitan yang terbuka mengerikan ditemukan di permukaan leher mereka.

Dan, sampai saat ini, dia masih mempercayainya.

Namun, semenjak kejadian itu, Hyungwon mulai mengerti kenapa para vampir memilih untuk bersembunyi dan tidak pernah menyerang manusia secara terang-terangan, meskipun mereka, katanya, sekuat itu.

Hyungwon tersenyum sendiri sambil mengingat beberapa potongan cerita dari kejadian hari itu.

"Changkyunnie, aku pulang."

Dia menyapa, sambil menutup pintu di belakang tubuhnya. Hyungwon tersenyum tipis, tapi Changkyunㅡlaki-laki lainnya di dalam ruangan ituㅡtidak membalasnya sama sekali. Dia tetap menduduk dan kedua tangannya mengepal dengan kuat.

"Aku tidak senang kalau kau tidak menjawabku," Hyungwon berjalan mendekat, lalu berjongkok mendekati Changkyun yang terduduk di lantai. Sambil memegangi tali yang mengikat sebelah kaki Changkyun di belakang tubuhnya, Hyungwon tersenyum lebih lebar.

Benar, semenjak kejadian itu, sejak pertama kali Hyungwon menemukan Changkyun tergeletak lemas di pekarangan rumahnyaㅡ

ㅡdia akhirnya tahu bahwa vampir menjadi sangat lemah ketika kekurangan darah.

Changkyun tetap menunduk dan dia bahkan mulai mencoba menjauhi tatapan Hyungwon. Bibirnya yang pucat itu digigitnya kuat-kuat.

Hyungwon menyentuh pipi Changkyun yang dingin, lalu membuatnya mengangkat kepala dan mempertemukan tatapan mereka. Tubuhnya terasa sedikit gemetar saat itu. Wajahnya benar-benar pucat, entah sudah berapa lama vampir kecil ini tidak mendapat asupan darah.

"Apa kau selemah itu sampai tidak bisa menjawab pertanyaanku?"

Changkyun tetap diam, dia menunduk lagi ketika Hyungwon melepaskan sentuhannya.

"Begitu? Bagaimana kalauㅡ"

Hyungwon berdiri, lalu menyibak tirai yang menutupi jendela di kamar itu dengan cepat. Cahaya matahari pun masuk dan membuat ruangan itu terang seketika. Pancaran sinar itu terutama membias lurus melalui kaca menuju tempat di mana Changkyun duduk.

Laki-laki itu benar-benar terkejut. Hyungwon tidak tahu sebahaya apa cahaya matahari bagi para vampir, tapi sepertinya cukup mengerikan sampai Changkyun langsung berteriak dengan sisa-sisa suaranya. Dia memeluk kaki Hyungwon secara refleks, lalu merintih seperti benar-benar kesakitan.

"Ma-maafkan aku."

Hyungwon menghembuskan napas pelan, lalu menutup kembali tirai itu dengan santai. Dia kembali duduk di atas lantai, lalu membalas pelukan Changkyun.

"Changkyun, kau hanya harus menuruti kata-kataku dan aku akan memberikan apa yang kau inginkan," katanya. "Apa itu terlalu sulit untuk kau mengerti?"

"A-aku mengerti."

"Kenapa kau menangis?" Hyungwon berujar seraya mengelus-elus pelan helaian rambut Changkyun.

"Punggungku ... pa-panas sekali."

"Aku sudah menutup tirainya."

Changkyun hanya diam, lalu mengangguk kecil.

Hyungwon mengubah posisi mereka sedikit, lalu mengecup beberapa kali permukaan kulit Changkyun yang baru saja terkena sinar matahari. Changkyun terdengar merintih tipis di antara kecupan itu.

"Lihat hari apa ini," Hyungwon kembali pada posisi awal, lalu memeluk Changkyun lebih erat. "Sudah waktunya memberi makan kucing manisku."

Changkyun mengangkat kepalanya secara refleks, sedikit terlalu antusias mendengar kata-kata itu.

Hyungwon menyodorkan telapak tangannya ke hadapan Changkyun, lalu mengacungkan jari telunjuknya tepat di hadapan hidung Changkyun. Changkyun tahu Hyungwon tidak akan pernah membiarkan lehernya digigit, tapi untuk keadaan Changkyun saat ini, bahkan jari telunjuk itu saja sudah sangat menggodanya.

Changkyun membuka mulutnya, lalu menghisap jari Hyungwon seperti bayi. Hyungwon sedikit berdenyit nyeri ketika Changkyun menggigit ujung jarinya, membuat luka kecil di atas permukaan kulitnya.

Changkyun memejamkan matanya ketika menghisap darah Hyungwon. Dia terlihat sangat menikmatinya. Tidak banyak yang bisa didapat dari luka kecil di ujung jari, tapi Hyungwon menarik kembali jari telunjuknya beberapa saat setelah itu.

Changkyun menatap Hyungwon dengan tatapan matanya yang menyayu. Sedikit darah yang baru saja dia minum hanya mampu membuat warna bibir Changkyun kembali memerah, tapi tubuhnya masih tampak lemah dan sebentar-sebentar gemetaran.

"Kau masih menginginkannya?"

Changkyun menggigit bibirnya, ragu menjawab.

"Jawab aku, sayang."

Dengan ragu, dia mengangguk kecil.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan, Changkyun."

"A-aku ..." Changkyun membuka mulutnya, lalu menutupnya lagi. Dia menggigit bibirnya selama beberapa detik sambil menghindari tatapan Hyungwon sebelum akhirnya membuka suara. "Menuruti kata-katamu."

Hyungwon tersenyum tipis, ada seringaian di dalamnya. Dia menarik dagu Changkyun, membuatnya membuka mulut. Hyungwon menyentuh lidah Changkyun dengan jarinya yang masih mengeluatkan satu-dua tetes darah, menggodanya seperti itu.

Lalu, dia mengecup, mencumbu. Hanya saling menautkan lidah mereka selama beberapa detik, merasakan hangat dan basah. Ada sedikit rasa anyir darah ketika Hyungwon menciumnya semakin dalam, tapi lama kelamaan sensasi memabukkan yang mendominasi permainan itu.

Hyungwon menarik Changkyun semakin mendekat, menempel padanya. Di sela-sela cumbu itu, Hyungwon menanggalkan pakaian Changkyun satu per satu.

I.M Your Good Boy [AllKyun]Where stories live. Discover now