sick [minkyun]

3.1K 290 9
                                    

“Miyeon-ssi?”

“Ah, Changkyun-ssi.”

Sebenarnya, beberapa hari belakangan ini tidak heran bagi Changkyun mendapati gadis itu ada di apartemennya pada jam-jam segini. Changkyun sudah bisa menebak siapa yang berkunjung ketika melihat ada sepatu wanita bertumit tinggi di antara sepatu-sepatu yang berserakan di dekat pintu. Tapi, saat ini sedikit mengherankan karena gadis itu terlihat terburu-buru mau meninggalkan apartemennya.

“Maaf, aku ada urusan sekarang ini,” katanya. “Obatnya ada di meja dekat ranjang, bisakah kau—”

“Obat?” Changkyun menyatukan kedua alisnya, heran.

“Ah, apakah Minhyuk-oppa tidak memberitahumu bahwa dia sedang sakit?”

O-oh.

“Aneh sekali, seharusnya dia memberitahu teman sekamarnya juga soal ini,” Miyeon berujar setengah bergumam. “Ah, aku sudah terlambat,” katanya, nada suaranya sedikit meninggi seperti baru teringat sesuatu. “Aku titip Minhyuk-oppa ya, Changkyun-ssi. Sampai jumpa!”
Changkyun tidak menjawab, tapi perempuan itu berlalu setelah terdengar langkah kaki yang terburu-buru dan suara pintu yang tertutup.

Alih-alih segera masuk dan menemui Minhyuk, Changkyun masih terdiam di dekat pintu sambil memikirkan beberapa hal. Jika dia tahu lebih awal bahwa Minhyuk sedang sakit, dia pasti minta pulang lebih awal dari tempatnya kerja sambilan sejak tadi. Ah, tapi, Changkyun tidak perlu khawatir karena sudah ada Miyeon yang menjaga Minhyuk sejak tadi. Lagi pula, Minhyuk pasti lebih senang dirawat oleh perempuan yang disukainya dari pada oleh teman satu apartemennya yang membosankan.

“Cha-Changkyunnie, kau sudah pulang?”

Changkyun tersadar dari lamunannya ketika mendengar seruan Minhyuk yang serak dari dalam apartemen. Minhyuk memanggilnya, disertai beberapa kali terbatuk-batuk setelahnya.

Changkyun segera berlari kecil menuju kamar Minhyuk, untuk kemudian mendapati laki-laki itu sedang terbaring lemas dengan banyak sampah tisu di lantai sekelilingnya.

Hyung ... kenapa tidak bilang kau sedang sakit?” Changkyun berlutut untuk kemudian memunguti sampah tisu itu dan memasukkannya ke tempat sampah.

“Aku tidak mau merepotkanmu,” balas Minhyuk. “Kau sudah makan, belum?”

“Kau ‘kan tahu, aku tidak pernah makan malam.”

Minhyuk mendengus. “Kau juga tidak pernah sarapan. Itu kebiasaan buruk. Kau harus menjaga tubuhmu.”

“Aku tidak mau mendengar nasihat seperti itu dari orang yang sedang sakit.”

Minhyuk mengembungkan pipinya, cemberut.

Setelah selesai membersihkan sampah tisu, Changkyun berdiri, lalu menghampiri Minhyuk. Dia menyentuh dahi laki-laki yang lebih tua darinya itu, memeriksa suhu tubuhnya. “Astaga, kau benar-benar demam,” katanya.

“Itu berlebihan, aku baik-baik saja,” balas Minhyuk.

Changkyun mendengus. “Kau tetap harus minum obat,” katanya. “Aku akan menyiapkan bubur instan,” katanya.

“Bagus,” balas Minhyuk. “Kau harus membuat ramyun juga untuk dirimu sendiri.”

“Aku tidak mau makan.”

“Kau harus. Lagi pula kau bilang kau hanya mau makan kalau ditemani orang lain.” Minhyuk terbatuk beberapa kali saat itu.

“Baiklah,” Changkyun mengembungkan pipinya. “Hyung tetap saja menyebalkan meskipun sedang sakit.”

I.M Your Good Boy [AllKyun]Where stories live. Discover now