Part 11 - Alergic

3.3K 150 1
                                    

Victoria POV

Kami menuju rumah Bunda Ayu untuk mencari tahu apa ada sesuatu yang Bunda ketahui tapi belum di sampaikan olehnya. Saat Bunda melihat kedatanganku, Bunda langsung menarikku masuk ke dalam. Dan menatap Samuel penuh curiga.

"Aku butuh bicara padamu empat mata." Kata Bunda, tatapannya meminta Samuel pergi meninggalkan kami.

"Ohhh... shame of me, maaf Bunda aku belum memberitahumu. Samuel sebenarnya suamiku..." kataku canggung saat mengucapkan kata Suami.

"Ohhh sayang... benarkah... syukurlah. Ayo kesini." Bunda membawa kami masuk ke ruang baca, banyak lukisan di pajang dan lemari penuh buku disana.

"Bunda ada sesuatu yang ingin kami tanyakan."

"Itukah alasannya kau datang nak? Ada sesuatu terjadi padamu?" Tanyanya khawatir.

"Ya. Sebenarnya, hari pas Bunda memberikan Kotak itu, kotak itu dicuri, tapi anehnya dia hanya mengambil surat dari ibuku. Dan kemarin, orang yang sama masuk ke kamar kami dan mereka sepertinya mencari sesuatu, entah apa yang mereka cari." Bunda mengangguk angguk.

"Maafkan aku, aku sama sekali tidak mengetahui bahwa kotak itu benar-benar sangat berarti sampai di cari-cari orang. Sebentar." Bunda mencari sesuatu di rak buku yang paling bawah.

"Ini. ini adalah buku cerita yang selalu kau bawa dan baca saat kamu masih kecil, ini juga pemberian ibumu." Kata Bunda menyerahkan buku cerita. Aku ingat aku selalu membaca buku itu di bawah pohon. Aku tersenyum mengingat kenangan itu.

"Coba kulihat." Aku memberikan buku itu padanya.

"Apakah ada hal aneh selama aku disini Bunda? Sesuatu yang berkaitan dengan kotak itu mungin."

"Ibumu pernah mengatakan bahwa aku harus menjaga kotak itu untukmu, karena isinya hanya surat dan mainanmu, jadi aku tidak benar menyadari bahwa itu sangat berarti sampai hari ini kau menceritakannya padaku."

"Ibumu sepertinya sangat menyukai buku ini dan ingin kau memiliki mainan yang sama dengan buku ini." Kata Samuel. Aku melihat buku itu, Samuel menunjuk beberapa gambar yang mirip dengan mainan yang ada di dalam kotak itu.

"Benarkah? Aku tidak tahu hal itu." Giliran Bunda yang ikut melihat buku cerita itu.

"Mengapa aku tidak menyadarinya. Pantas aku sangat menyukai buku ini." Kataku lirih. "Bolehkan aku memiliki kembali buku ini?" Tanyaku. Bunda memandangku dengan penuh kasih.

"Tentu nak, ini kan bukumu."

***

"Sam, menurutmu, mengapa orang itu menginginkan surat itu? Aku masih tidak mengerti." Tanyaku setelah kami hanya berdua didalam mobil yang Samuel sewa. Samuel mengangkat bahunya.

"Aku juga tidak tahu, sudahlah itu hanya surat, yang penting sekarang tidak ada hal lain yang terjadi."

"Ya, semoga ini hanya pencurian biasa." Kataku ragu. "Oya, sore nanti Tommy ingin mengajakku pergi. Kau tidak keberatan kan?" Dia menoleh sebentar lalu kembali fokus ke jalanan.

"Tidak. Asalkan aku tahu kemana dia mengajakmu."

"Kamu tidak akan mengikuti kami kan?"

"Untuk apa aku mengikutimu. Kau sudah besar, aku sudah peringatkan untuk tidak mengencani Vendorku, tapi kamu masih keras kepala. Dan Aku tidak bisa melarangmu. Bisakah aku?"

"Tidak. Kamu bilang kan kita tidak mencampuri urusan masing-masing."

"Ya. Lakukan saja apa yang kau mau." Jawab Samuel singkat. Dan aku merasakan ketegangan di antara kami lagi.

Bali I'm In Love (Versi Indonesia) #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang