Part 8 - Bomb

3K 164 3
                                    

Narator POV

Dua minggu sudah ibu Victoria meninggal dunia. Victoria sudah kembali menjalankan aktivitasnya sehari-hari, sejak malam itu, sikap Samuel terhadap Victoria lebih halus, karena dia tidak ingin menyakiti hati Victoria yang masih berkabung.

Helen setiap hari jumat datang ke kantor untuk mengajak Victoria makan siang. Dan Helen memberikan perhatian lebih kepada Victoria sejak meninggalnya ibu Victoria.

Helen mengajak Victoria untuk hadir di acara pertunangan sepupu Samuel, dengan alasan Helen ingin ada yang menemaninya di acara keluarga itu. Victoria sudah menolaknya, tapi sayang Helen sangat sulit menerima penolakan. Dan Helen menyakinkan bahwa acara ini setidaknya akan membuatnya tidak terkubur dalam kesedihan.

Samuel memarkirkan mobilnya. Sambil membantu Helen keluar mobil, Victoria yang merasa sungkan ikut ke acara keluarga orang lain, terpaksa berjalan di samping Helen, karena hanya Helen yang dekat dengannya.

"Ohh Dear... apa kabarmu Sayang... " Helen dan wanita yang umurnya hampir sama dengannya saling berpelukan dan bersalaman.

"Baik. Aku sangat senang bisa hadir di acara ini."kali ini wanita itu beralih ke Samuel.

"Sam... Apa kabarmu nak?"

"Hallo aunty Brie. Aku baik. Senang bertemu denganmu."

"Syukurlah, kamu harus selalu menjaga ibumu ya." Sambil menepuk ringan pipi Samuel. "Well, well, dan inikah gadis yang kau ceritakan itu?" kata Brie sambil mengelus lembut rambut Victoria yang terjuntai di bahunya.

"Ya... Jangan menggodanya. Dia cantik bukan?" Helen mengingatkan sambil mengangkat dagunya.

"Ya benar katamu, dia sangat cantik. Kamu sangat cocok untuk Sam." Kata Brie tersenyum ke arah Victoria. "Jadi kapan kalian akan bertunangan? Ahhh, sebaiknya tidak perlu tunangan, kalian langsung saja menikah. Ayo kita masuk, semua sudah menunggumu." Kata Brie secepat kilat, lalu menyambar tangan Helen dan membawanya masuk ke dalam.

Samuel dan Victoria saling bertukar pandang, mereka tampak kebingungan satu sama lain. "Sam.. apa maksud perkataan aunty mu tadi?" tanya Victoria setelah mereka diam mematung.

"Mom... " Samuel mengumpat pelan sambil menahan emosinya. "Aku tidak tahu. Aku yang seharusnya bertanya padamu." Samuel menarik lengan Victoria dan menuntunnya masuk ke ruangan yang tidak jauh dari sana, menjauh dari keramaian.

"Aku tidak mengerti."Kata Veronika setelah pintu di tutup.

"Kau tidak mengerti? Oh My God Vi... inikah rencana kau dan ibuku selama ini? Kau sengaja bekerja di perusahaanku untuk mendekatiku, dan kau membujuk ibuku untuk datang kesini agar kau bisa di perkenalkan sebagai kekasihku? Luar biasa Vi. Kau sungguh luar biasa." Samuel berdiri di hadapan Victoria sambil melipat tangan di dada, dengan nada mendesis dia menahan amarah nya. Tapi tidak bisa teriak seperti yang dia lakukan sebelum ibu Victoria meninggal.

"Sam,sungguh, aku tidak merencanakan apapun dengan ibumu.... aku tidak seharusnya datang ke acara keluargamu." Kata Victoria dengan nada menyesal.

"Tapi kau mau saja di suruh apapun oleh mom. My God ... Penyesalanmu tidak ada gunanya sekarang." kata Samuel sambil membelakangi Victoria dan kali ini mengepalkan tangannya dalam saku celananya.

"Bisakah kamu mengantarku pulang, aku tidak ingin semua keluargamu beranggapan bahwa kita benar... benar..." Victoria menyarankan sambil menghadap muka dengan muka kembali, tapi dia tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

"Sudah terlanjur. Begitu ibuku masuk bersama aunty, seluruh keluargaku sudah pasti mengetahuinya."

"Aghhh... bagaimana ini. Sam.. aku sungguh tidak tahu harus bagaimana, maafkan aku, kehadiranku membuat semuanya kacau..." Victoria kelihatan sangat cemas. Dia mondar mandir sambil menggigit jari telunjuknya.

Bali I'm In Love (Versi Indonesia) #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang