Benang merah takdir, benang yang menghubungkan kedua insan dalam satu takdir yang sama. Jaemin memiliki keistimewaan untuk melihatnya dan kini ia bertemu takdirnya.
Bagaimana jika takdirnya tidak sesuai seperti yang ia harapkan? Bisakah ia menerima...
"Ah.. maaf.. kudengar suhu badan orang turun ketika sedang tidur.. maaf.." Ucap Jeno.
"Aku.. tidak marah denganmu.. dan, terimakasih.." Ucap Jaemin, ia sama sekali tidak berani menunjukkan wajahnya ke Jano.
"Sama-sama"
Jeno masih malu untuk mengangkat wajahnya, namun ia merasa tidak enak dengan Jeno. Ia berusaha untuk menatap wajahnya.
"Jen―"
\brukk\
Tiba-tiba Jeno menabrakkan dirinya dengan Jaemin. Nafasnya yang tersengal sengal, tubuhnya bekeringat tidak dalam batas wajar, dan wajahnya yang memerah.
"Hey, Kau tak apa?"Tanya Jaemin lalu membatu Jeno untuk duduk, ia merasakan kulitnya bersentuhan dengan badan Jeno.
"Maaf.. badanku terasa sangat berat" Ucap Jeno dengan suara paraunya.
"Kau demam! Seharusnya tadi kau tidak memberikan jaketmu padaku!"Ucap Jaemin cemas. "Pakai jaketku.." lanjut Jaemin memberikan jaketnya ke Jeno.
"Tapi kau nanti kedinginan.."Ucap Jeno menolak Jaket Jaemin.
Jaemin menghela nafasnya "Baiklah.. dengan begini kita berdua tidak akan kedinginan.." Ucap Jaemin merapatkan badannya dengan Jeno dan memeluknya membiarkan Jeno menyandarkan kepalanya dibahu Jaemin.
\Drrrt\
Chani
Badai masih melanda, kami akan menjemput kalian segera setelah badai berhenti.
"Wow, ditempat ini masih ada koneksi ternyata" Batin Jaemin setelah melihat pesan dari Chani.
Jeno menggeliat tidak nyaman, Jaemin yang merasakan pergerakan dari Jeno pun segera membaringkan Jeno.
"Kau tidak apa?" Tanya Jaemin.
"Sunbae.. aku merasa tidak enak badan" Ucap Jeno dengan suara parau, namun sedikit manja.
"Sabarlah.. mereka sebentar lagi datang, sabarlah sebentar lagi." Ucap Jaemin.
"Sunbae.. aku menyukaimu," Ucap Jeno tiba-tiba. "Aku tidak berimajinasi, aku benar-benar yakin tentang itu, aku mencintaimu.. maafkan aku, padahal kau sudah menyukai orang lain, ku mohon jangan abaikan perasaanku.."lanjut Jeno dengan susah payah.
Jaemin mendecih, "Baiklah.. aku mengerti.. cintai saja aku jika itu membuatmu senang" Ujar Jaemin.
"Syukurlah.. aku senang.."
"em.. kau mau sesuatu? Aku akan memenuhinya.." Ucap Jaemin cangggung.
"Aku―" Jeno menahan ucapannya dan mengambil nafas, "Aku ingin.. menciummu"Lanjut Jeno yang membuat Jaemin jaw drop.
"Yak! Kenapa kau selalu ngomong sebarangan sih?"Ucap Jaemin, wajahnya memerah. Sepertinya Jeno berhasil membuat Jaemin menjadi panicked gay 😅.
"Aku hanya ingin mengatakan itu.."
Jaemin menghela nafasnya, "Baiklah.. tutup matamu.." Ucap Jaemin lalu mengikis jarak antara keduanya.
Semakin dekat..
.
.
.
.
.
.
Semaki dekat hingga Jaemin dapat merasakan nafas hangat Jeno, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan.
"JENO!!JAEMIN!!DIMANA KALIAN??"
Jaemin langsung bangkit dari posisi sebelumnya dan segera keluar dari goa. Untung saja Chani, Sanha dan Xiyeon datang membuat Jaemin tidak jadi mencium Jeno.
"Yak! Kami disini!" Panggil Jaemin. Sanha dan yang lainnya pun berjalan mendekat ke gua tersebut.
"Wah.. tempat yang keren.. kau tak apa?" Tanya Sanha. Jaemin menganggukkan kepalanya cepat.
Chani dan Sanha segera membopong Jeno dan pergi menuju hotel.
💖💖💖
Jeno terbangun dari tidurnya. Setelah kejadian di goa tadi Jeno langsung beristirahat.
"Kau sudah bangun?"Tanya seseorang, Jeno pun melihat kesumber suara, Jeno tersenyum lebar ketika ia tau siapa orang tersebut. Ya, Jaemin.
"Yang lain mana Sunbae?"Tanya Jeno.
"Mereka sedang jalan-jalan.."
"Kau tidak ikut?"
"Tidak, ku pikir kau akan kesepian jika kau terbangun sendirian, lagi pula kau sakit juga karna aku." Ucap Jaemin.
"Hahaha.."
"Yak! Kenapa kau tertawa?!"Tanya Jaemin kesal karena niat baiknya malah ditertawakan.
"Tidak.. aku hanya berpikir 'aku sangat mencintai orang'"
"Yak! Kau mendengarku? Aku menjagamu karena aku tidak sibuk! Jangan membayangkan sesuatu yang aneh!" Ucap Jaemin. lagi-lagi Jeno membawanya ke zona panicked gay.
Jaemin menggeram, ia begitu malu. Jaemin pun beranjak dari duduknya hendak pergi.
"Kau akan pergi sunbae?"
"Kau laparkan? Aku akan mengambilkanmu makan.."Ucap Jaemin lalu pergi.
"Sialan, namja itu menjadi angkuh.. harusnya aku tidak usah mengkhawatirkannya."Batin Jaemin.
AKU PASTI TIDAK AKAN DIKENDALIKAN OLEH BENANG MERAH TAKDIR―Na Jaemin
Aku benar-benar ingin menciumnya―Lee Jeno
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TBC
Maaf kalo mengecewakan ya! Makasih buat yang udah baca! Lup Yu!