"itu juga bukan kemauanku.." ucap Jaemin dalam hati.
"Ngomong-ngomong.. Kenapa kau memanggilnya 'Jaemin-ssi'? Kenapa formal sekali? Kita harus lebih friendly satu sama lain.. kita kan teman.." Ujar Haechan yang dibalas tatapan tajam dari Jaemin.
Aku mulai membencimu Haechan!– batin Jaemin.
"Kau sangat tampan Jeno, sepertinya Jaemin cemburu denganmu" Ucap Haechan frontal.
"In your dream!! Sialan ni cowok bikin aku jadi terlihat jahat.. tunggu saja, dan aku akan mencari cara untuk memotong benang merah takdir ini―"
saking seriusnya melamun iya tidak menyadari ada orang dibelakangnya dan tidak sengaja menyenggolnya hingga ia terjatuh. Iya, jatuh tepat dalam dekapan Jeno (Uhuy.. ngiri gw 😰)
"Wanginya enak.." Batin Jaemin menghirup wangi dari badan Jeno.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Jeno.
"a-aku baik baik saja!" Ucap Jaemin langsung berdiri tegak.
"eh apa ini?" Gumam Jaemin membuka kepalan tangannya. Kancing.
"Ah.." Ucap Jaemin dan Jeno bersamaan. Iya itu kancing baju Jeno gak sengaja copot gara-gara Jaemin.
"Maaf.." Ucap Jaemin bersalah.
"Tidak apa.. ini hanya baju.. aku bisa beli lagi yang baru" Ucap Jeno.
"Belajarlah untuk menghargai sesuatu, bodoh!" Ucap Jaemin sambil menarik kerah baju Jeno.
"Huh? Na― Jaemin-ssi?"
"Diam! Dan ikuti aku!"
💖💖💖
Jaemin dan Jeno pun berakhir disebuah kelas.
"Tunggu disini." Ucap Jaemin mendudukkan Jeno dimeja.
Jaemin pun mengeluarkan peralatannya.
"Peralatan Jahit? Kau bisa menjahit Sunbae?" Tanya Jeno begitu melihat peralatan Jaemin.
"yeah, ayo. Buka kakimu." Ucap Jaemin
"Eh? Ah.. Apakah harus dalam posisi seperti ini?" Tanya Jeno. Pasalnya posisi mereka sangat ambigu. Orang yang lewat bisa saja berpikiran jika mereka sedang melakukan BJ :v.
"Akan susah jika melepas pakaianmu.. apa ada masalah dengan begini?" Tanya Jaemin.
"Ah.. tidak.. Hanya saja―"
"Tidak ada apa apa.. lanjutkan saja.." lanjut Jeno.
Jaemin pun menjahit kancing baju Jeno dengan telaten.
"A-Aku tak menyangka Jaemin Sunbae dapat menjahit.."Ujar Jeno membuka percakapan.
"Aku tidak punya Ayah, Ibu dan kakakku berkerja, jadi aku yang melakukan perkerjaan rumah." Ucap Jaemin, namun masih fokus menjahit.
"Kelihatannya itu susah"
"Tidak, tidak sesusah yang kau kira.."
"Jaemin Sunbae sangat berbakat ya, tidak sepertiku. Orang tuaku selalu memberikan apa yang aku inginkan, sehingga aku jadi orang yang tidak berguna.."
"Yak! Kau harus bersyukur dengan apa yang ada dihidupmu! Jika kau merasa tidak berguna maka lakukanlah sesuatu! Jangan hanya merasa bersalah atas dirimu sendiri!" Ucap Jaemin dengan nada suara yang ditinggikan. Jeno hanya mengerjapkan matanya.
"Nah.. kancingmu sudah sudah selesai, warnanya tidak kontras dengan bajumu, jika kau mau mempuangnya bu―"
"Tidak akan! Aku tidak akan membuangnya! Aku akan menjaganya.." Ucap Jeno tiba-tiba, membuat Jaemin tersentak.
"Ba-baiklah.."
💖💖💖
Keesokkan harinya...
"Jaemin sunbae.. anu.. kancing bajuku lepas.. bisa tolong betulkan lagi?" Tanya Jeno.
"A-aku sudah mencobanya.. tapi.. tidak berhasil" Lanjut Jeno. Jaemin melihat tangan Jeno yang penuh dengan plester. ya.. Jaemin rasa Jeno sudah berusaha keras.
"Baiklah.. tak masalah" Ucap Jaemin.
💖💖💖
"Maaf sudah merepotkanmu" Ucap Jeno.
"Tidak apa apa.. ini bukan masalah besar.." Ujar Jaemin masih menjahit kancing tersebut.
"Sialan, apa yang sedang ku lakukan? harusnya aku menolaknya!"batin Jaemin.
"dia punya wajah yang imut dan sifat yang sopan.. andai saja ia seorang yeoja..
.
.
Terus kenapa?? yang aku sukai hanya Lami!" Batin Jaemin
"Ini, sudah selesai" Ucap Jaemin memberikan baju tersebut pada Jeno.
"Terimakasih" Ucap Jeno sambil tersenyum lembut.
"Hei, biasanya yang melakukan ini cewek.. lain kali kau minta saja mereka.. mereka akan senang.. aku duluan ya.." Ucap Jaemin terburu-buru.
"Tunggu!" Ucap Jeno menarik tangan Jaemin dan sialnya ia menariknya terlalu kuat. membuat keduanya terjatuh
\Brukk\
"Apa ini? Ku rasa bibirku menyentuh sesuatu yang lembut.." batin Jaemin lalu ia berusaha bangkit dari atas Jeno. Ia melihat wajah Jeno memerah sambil memegang bibirnya. Sontak membuat Jaemin bangkit.
"Tunggu, jangan bilang.. sesuatu yang lembut tadi itu adalah.. sebuah ciuman?"batin Jaemin.
Jeno mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaemin, mengikis jarak antara mereka.
"Jaemin-ssi.. apa yang harus aku lakukan? ku rasa aku jatuh cinta kepada―"
"Jangan katakan hal itu padaku lagi!" Ucap Jaemin sehabis mendorong Jeno.
"Maafkan aku.. aku tidak membenci ini, dan jantungku berdebar cepat, ku rasa aku mencintaimu.."
"Stop! Jangan katakan itu!!Kau Salah! Kau sama sekali tidak mengerti tentang itu.."
"Tapi ku rasa aku―"
"Lagi pula aku sudah mempunyai orang yang ku cintai.. Aku pulang dulu bye bye!" Ucap Jaemin lalu pergi meninggalkan Jeno.
"Itu sangat bahaya.. Sepertinya efek dari benang merah takdir sangat besar.." monolog Jaemin.
AKU PASTI AKAN MENCARI CARA UNTUK MENGHINDARI TAKDIR INI!– Na Jaemin.
Tapi, aku memang menyukaimu- Lee Jeno.
.
.
.
.
TBC
HALO SEMUAAA!! KEMBALI LAGI SAMA AKU! JAERIM! INI WORK BARU AKU.. TP GTW UPDATENYA KAPAN.. HEHEHE.. SEMOGA SUKA YA..
BTW LAGI-LAGI INI CERITA TERINSPIRASI DARI MANGA.. DI CHAP PERTAMA INI SM PERSIS SM YANG DIMANGA.. UNTUK SELANJUTNYA GTW LG DEH..
MAKASIH BUAT YG UDH READ DAN VOTE.. KALI INI SIDER GW BIARIN DULU DEH.. BYE.. LOVE YOU ALL!!
YOU ARE READING
Our Red String (Nomin)
FanfictionBenang merah takdir, benang yang menghubungkan kedua insan dalam satu takdir yang sama. Jaemin memiliki keistimewaan untuk melihatnya dan kini ia bertemu takdirnya. Bagaimana jika takdirnya tidak sesuai seperti yang ia harapkan? Bisakah ia menerima...
Our Red String ~1
Start from the beginning
