Dd

592 97 40
                                    

"Please Mom, jangan sita handphone dan laptopku. Aku mohon, aku tidak akan mengulangi perbuatanku kemarin. Please Mom ak--"

"Cukup Tiffany! Kamu sudah mengatakannya berkali kali. Sekarang tahun terakhirmu di SHS, Mom harap kamu bisa membuat Mom bangga saat kelulusan nanti. Sudah, Mom mau istirahat. lima menit lagi Mr. Tomlinson datang. Awas kalau kamu aneh aneh, Mom bakal kasih hukuman yang lebih berat." Ancam Mom kemudian meninggalkanku sendirian di ruang belajar.

Kalian mau tahu mengapa handphone dan laptopku disita? baiklah, aku akan ceritakan penyebabnya.

Flashback On

"Tiff, apa kamu mendengarku?" Tanya Louis sambil mengetuk meja menggunakan bolpoinnya.

"Hmm," Jawabku masih asyik dengan handphone ditanganku. Aku beritahu, saat ini aku sedang malas untuk melakukan kegiatan apapun. Jadi aku memilih untuk asyik smsan dengan temanku.

"Bisa letakkan handphone nya sebentar, dan kita bisa fokus belajar lagi?" Tanya Louis lagi. Aku sempat melirik ke arahnya sebentar, dan kulihat raut wajahnya sudah sangat marah.

"No, aku sedang asyik smsan, jika Mr. Tomlinson mau pulang, silahkan. Aku tidak keberatan." Aku menatapnya sebentar sambil memasang senyum palsuku, sebelum kembali fokus ke layar handphone ku.

Awalnya tidak ada balasan dari Louis, tapi tiba tiba dia sudah berada tepat disampingku dan berhasil merebut handphoneku.

"Kembalikan handphoneku!" Teriakku menggapai tangannya, tapi percuma. Dia lebih tinggi dariku. Tangan kanannya terangkat keatas sambil memegang handphone ku, dan tangan kirinya menahan badanku untuk mendekat kearahnya.

"Tidak akan. Ini ketiga kalinya kamu tidak fokus, dan sekarang kesabaranku sudah habis." Louis menyeringai, kemudian memasukkan handphone ku ke saku celananya. Dan itu membuatku mengurungkan niatku untuk mengambil handphoneku kembali.

"Licik." Ketusku kembali duduk dan menenggelamkan kepalaku diatas meja.

"Whoa, satu pesan baru dari Zayn Malik. Dia mengajakmu jalan besok." Aku terkejut kemudian menoleh kearahnya, mencoba merebut handphone ku dari tangannya, tapi sia sia. Dia kembali memasukkan handphone ku ke saku celananya.

"Please Louis, berikan padaku. Aku hanya ingin membalas pesannya, kemudian aku janji setelah itu akan belajar lagi." Aku mengeluarkan puppy face ku, yang sepertinya tidak berhasil.

"Tenang, aku sudah membalasnya." Jawab Louis santai.

"APA! LOUIS KAMU JAWAB APA? PLEASE LOUIS JANG--"

"Aku hanya bilang kalau kamu tidak bisa pergi dengannya besok. Ingat, besok ada jadwal les kan?" Louis melipat tangannya kemudian menunjukkan wajah yang ingin sekali aku tonjok.

"LOUIS WHAT ARE YOU FUCKIN' DOING ARRGGHH DASAR LICIK BERI--"

"Tiffany! Ada apa ini? Mom tidak bisa tidur siang karena mendengar keributan kalian." Tiba tiba Mom masuk ke ruang belajarku, dan aku hanya bisa diam menyumpahi mulutku yang tidak bisa ku kontrol.

Flashback Off

Setelah kejadian itu, Mom mengintrogasiku dan mau tidak mau aku mengatakan yang sejujurnya, karena disitu juga ada Louis. Mom memarahiku habis habisan dan langsung menyita handphone serta laptopku. Sungguh menyebalkan, aku sangat benci dengan Louis--

"Hallo Tiffany, kabar baik?" Sapa seseorang yang telah masuk ke ruang belajarku. Oh, Louis.

"Menurutmu? Setelah handphone dan laptop ku disita, aku terlihat memiliki kabar baik, begitu?" Ketusku kemudian mendengus kesal.

"Maafkan aku. Aku juga tidak menyangka kalau handphone dan laptop mu sampai disita. Hari ini kita tidak usah belajar, sebagai permintaan maafku. Ayo kita jalan jalan keluar!" Seru Louis berteriak kegirangan, seperti seorang anak yang baru mengenal permen.

"Hah? Apa kamu Louis? Kamu bukan Louis ya? Dimana Louis Tomlinson yang menyebalkan, mengganggu, aneh, li--"

"Ayo! Sebelum aku berubah pikiran." Seru Louis lagi menarik tanganku keluar dari ruang belajar.

"Wha--wait! bagaimana dengan Mom?" Aku menghentikan langkahku yang kemudian diikuti oleh Louis.

"Aku sudah bilang tadi, bahwa aku akan mengajakmu belajar diluar." Jawab Louis kemudian melanjutkan langkahnya.

"Wait! Berarti kamu bohong sama Mom." Seruku sedikit ketus.

"Cepat sebelum aku berubah pikiran." Louis melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti gara gara aku tadi, tapi aku menahannya kembali.

"Wait!" Seruku lagi.

"Oh God! Apalagi Tiffany?" Tanya Louis yang kelihatannya mulai frustasi.

"Err, aku bisa jalan sendiri, Louis." Ucapku sambil menatap tangan Louis yang masih memegang tanganku sedari tadi.

"Oh-uh, maaf. Aku baru sadar. Baiklah, ayo jalan." Louis melepaskan tangannya dengan sedikit canggung, kemudian berjalan menuju mobilnya.

Keadaan menjadi canggung setelah kami masuk mobil dan Louis mulai mengendarai mobilnya.

"Eh, kita mau kemana?" Tanyaku memecah keheningan yang dari tadi sangat menggangguku.

"Kita mau ke cafe. Cafe keluargaku, mau kan?" Tanya Louis sambil menyalakan radio di mobilnya. Mungkin dia juga sedang berusaha untuk menghilangkan kecanggungan diantara kami.

Setelah perjalanan kurang lebih sepuluh menit, kami sampai di sebuah cafe yang tidak terlalu besar tapi sangat indah dengan desain yang sangat menggambarkan kota London. Meja cafe tersebut bergambar london eye dengan kursi bergambar big ben. Di dinding terdapat beberapa lukisan yang menggambarkan kota London, dan di meja kasir terdapat beberapa miniatur big ben.

"Hey, terpesona, eh?" Louis membuyarkan lamunanku saat kami pertama kali memasuki cafe keluarganya.

"Louis, bawa aku ke orang yang mendesain interior cafe mu, ini sangat indah! Aku sempat berpikir akan menikahi orang tersebut jika dia laki laki!" Seruku setelah duduk di salah satu kursi sambil masih menatap lukisan lukisan yang menempel di dinding.

"Aku yang mendesainnya." Jawab Louis setelah memesan minuman di kasir.

"Whoa! Ternyata seorang Louis Tomlinson sangat ker--Tunggu. Kamu yang mendesainnya? Uh-eh, perkataanku tadi hanya bercanda, jadi jangan dianggap serius, ugh." Aku mengumpat mulutku di dalam hati. Pasti sekarang wajahku memerah dan Louis sedang menertawakanku di dalam hati.

"HAHAHAHAHAH sorry Tiff aku tidak bisa menahan untuk tertawa, HAHAHAHAH" Seru Louis tertawa lepas, sampai pelanggan yang lainnya menoleh ke arah kami dan beberapa dari mereka sedikit terganggu.

"Louis, diam! Kita menjadi pusat perhatian." Bisikku menenangkan Louis yang masih tertawa keras.

"Louis?" Tiba tiba Louis berhenti tertawa ketika seorang wanita menghampiri kami dan menyapanya.

***

.

.

.

Heeyyyaaaa <3

I'm back yay! maaf kalo alurnya mungkin rada kecepeten, hihi :v

Makasih buat yang masih nunggu :)x ( itupun kalo ada )

Ada yang bisa nebak, siapa cewek yang bikin louis berhenti ketawa? yang bisa nebak aku kasih parsel buat lebaran deh :/

So, semoga aja masih ada yang baca dan vomments c;

Mr. Tomlinson [ pending ]Where stories live. Discover now