CHAPTER 14: A Slytherin Girl

Start from the beginning
                                    

Sementara itu Dan sudah bangun terduduk di tepi tempat tidurnya ketika Tom selesai mandi. Louis sudah pergi dari kamar, sepertinya sarapan di aula.

"Apa kau akan ke Hogsmeade hari ini?" Pertanyaan itu keluar tiba-tiba saja dari mulut Tom. Dan menoleh, mengucek-ucek matanya. "Entahlah. Rasanya capek sekali minggu ini."

Tom mendecak sebal, "padahal aku lebih capek tahu." Gumamnya.

"Apa?"

"Ah, tidak. Kupikir kau mau ikut yang lain ke Hogsmeade." Tom pura-pura merapikan tempat tidurnya.

"Kau akan kesana?" Tanya Dan. Tom menggeleng, "sepertinya tidak. Kau tak akan pergi, kan? Lagipula aku ada tugas."

"Tugas jaga?" Tom mengangguk.

"Ya sudah, aku mau tidur lagi. Kalau kau bertemu Rupes atau yang lain, bilang saja aku tak enak badan." Benar saja, Dan kembali meringkuk di balik selimutnya. Mungkin hari Sabtu memang yang terbaik untuk benar-benar beristirahat dari pelajaran dan kegiatan lain. Maka Tom segera mengabari Emma bahwa ia tak akan pergi ke Hogsmeade hari itu.

Emma sedang membereskan tempat tidurnya bersama ketiga teman kamarnya yang lain. Tina, sambil memasukan sarung bantal baru ke bantal empuknya itu berkali-kali membuat lelucon aneh, sengaja mengibaskan sarung lamanya yang berdebu ke arah mereka yang ada disitu, mengundang tawa dan perang bantal dari yang lainnya. Mereka sepertinya senang sekali menghadapi akhir pekan ini, bisa beristirahat sebentar dari tugas-tugas NEWT yang menyita waktu. Emma pun merasa begitu, ia memutuskan hari ini untuk bersenang-senang di Hogsmeade, mencoba hal-hal baru sebelum ia kembali ke dunianya yang sebenarnya, cepat atau lambat. Barangkali Aleria ikut, ia bisa memanfaatkan hal itu untuk mengetahui lebih jelas tentang gadis itu.

Setelah membersihkan diri, Emma mengenakan baju kasualnya dan juga cardigan milik Emma ditambah jubah santai Gryffindornya—karena hari itu cuaca dingin sekali. Ketiga temannya sudah lebih dulu keluar ke ruang rekreasi, sementara Emma masih menunggu pesan dari Tom. Ia akhirnya memainkan tongkat sihir Emmyra, mencoba-coba mantra yang baru saja dipelajarinya dari buku Transfigurasi, ketika tak berapa lama terdengar bunyi pip dari laci di nakas. Emma segera meraih perkamen kecil yang ia yakini dari Tom.

Aku dan Dan tidak akan ikut ke Hogsmeade, dia bilang tak enak badan, tolong sampaikan itu ke Rupert. Aku akan lebih baik kalau disini saja. Kau bagaimana?

Emma terdiam sesaat. Ia ingin sekali pergi ke Hogsmeade, tapi kalau tak ada Tom.. rasanya hambar, bukan? Tapi, kalau ia tidak ikut pergi, orang-orang mungkin akan curiga padanya, dan kemungkinan besar ia akan terlihat seperti mengikuti Tom. Emma menggeleng-geleng keras. Ia tak boleh tampak seperti itu, maka dengan berat hati Emma membalas,

Baiklah, akan aku sampaikan. Manfaatkan waktu liburmu dengan baik, Tom. Aku akan kembali sebelum pukul 11.00. Mereka akan curiga kalau tak ada dari kita yang ikut. Ingat, jangan melakukan hal yang tidak-tidak!

Rupert, Matthew dan Grace sudah menunggu di ruang rekreasi. Emma menuruni tangga spiral dengan hati-hati. Perasaannya tidak seantusias sebelumnya ketika belum mendapatkan pesan dari Tom.

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Matthew, yang dari tadi sudah berdiri memeluk katak kesayangannya, ketika Emma sudah menginjakan kaki di ruang rekreasi.

"Mm, Tom dan Dan bilang mereka tidak akan ikut. Dan bilang dia sedang tidak enak badan," kata Emma.

"Ah, anak itu. Paling dia hanya tidur lagi. Tapi, baiklah, segini saja cukup." Kata Rupert, bangkit dari duduknya.

"Aleria tidak ikut?" tanya Emma.

"Dia akan menyusul." Kata Grace, lalu menggandeng Emma pergi menuju lubang lukisan. Entah kenapa tiba-tiba Emma merasa bersemangat lagi mendengar Aleria akan datang.

Time Turner: First Love Never Die [Feltson]Where stories live. Discover now