02

48 12 1
                                    


HENING, suasana itulah yang di inginkan oleh Soya, dan dia sangat hafal tempat-tempat mana saja yang biasanya menjadi tempat kesukaannya itu.
Ya, perpustakaan adalah salah satunya. Perpustakan memang tempat yang tenang walaupun banyak orang di dalamnya.

Disana Soya akan menenangkan pikiran dan melupakan kehidupan luar yang sangat dia benci.

Tapi, dia memilih perpustakaan bukan untuk membaca melainkan menyandarkan kepalanya pada 2 buah buku tebal yang sudah ditumpuknya di atas meja. Kemudian dia memejamkan mata cantiknya lalu terlelap.

Brukkk...

Suara barang jatuh berhasil membangunkan tidur Soya. Soya terkejut setelah mendapatkan kesadarannya sepenuhnya.

GELAP, itulah yang dapat ia gambarkan untuk saat ini. Soya melirik jam tangannya dan mendapati jam sudah menunjukkan pukul 00.35 am.

"Ya ampun...jam setengah satu?" ucap Soya yang terkejut karena berarti dia sudah tertidur sangat lama.

Dari tempat duduknya Soya hanya melihat pantulan cahaya di salah satu sela lorong rak buku yang berjajar di perpustakaan itu.

Dengan agak gugup Soya mengambil tasnya dan berjalan menuju cahaya yang dilihatnya.

Sesampai disana Soya mendapati seorang laki-laki yang sedang jongkok dan sibuk merapikan buku-buku yang barusan jatuh berserakan kemudian berdiri setelah semuanya rapi.

"Astaughfirullah..." ucap laki-laki itu terkejut dan semua buku yang sudah ia rapikan jatuh berserakan kembali di lantai saat mendapati Soya tiba-tiba berada di depannya.

Soya hanya terdiam yang terus memandang dalam kepada laki laki itu.

"Kamu siapa ?" tanya laki-laki itu sambil mengarahkan senter yang ia pegang ke wajah Soya.

Tentu saja Soya merasa silau dan mengankat tangannya menutupi wajah.

"Hey...apaan sih ? Silau tau gak " protes Soya.

"Kamu ngapain disini ?" tanya laki laki itu setelah menurunkan senternya.

"Tadi aku ketuduran"

"Ketiduran ?"

"Aduhhh...udah deh" ucap Soya kemudian meninggalkan laki-laki itu menuju pintu keluar.

Laki-laki itu hanya terlihat kebingungan. Kenapa masih ada orang didalam kampus ?
Apa aku salah lihat ?.

Dia kemudian berjalan dan menyusul Soya dari belakang.

Sesampainya di depan pintu dia mendapati Soya yang sedang berusaha untuk membuka pintu yang tentu saja tidak bias dibuka karena laki-laki itu sudah menguncinya saat masuk tadi.
Haaaaa ternyata manusia..

"Gak akan bisa dibuka.kau seharusnya membutuhkan ini" ucap laki-laki itu sambil menunjukkan seuntai kunci dan mendekati pintu.

"Kenapa harus dikunci sih?" sambung Soya karena merasa jengket kepada laki-laki itu.

"Ya memang harus dikunci, kita gak bakalan taukan, apa yang akan dilakukan orang sepertimu disini tengah malam begini?" jawab laki-laki itu sambil membuka pintu dengan nada seolah olah Soya itu seorang pencuri.

"Maksudmu aku akan mencuri disini ?" Timpa Soya yang merasa dirinya tengah dituduh.

"Apa tadi aku bilang kalau kamu akan mencuri ?" balas laki-laki itu dengan santai.

Mendengar itu, Soya mulai jengkel dan mendorong laki-laki itu dari depan pintu kemudian pergi dari sana.

Apa aku perlu mengantarnya ?
Ah ngapain juga ?
Tapi, kalau nanti terjadi apa-apa ?
Aaa udalah, biarin aja pulang sendiri. Ngapain juga aku harus peduli.
Pikir laki-laki itu dalam hati.

Why Gone? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang