4 • Orang yang Sama

20 1 0
                                    

Silver menunggu si pemilik nama unik itu di bangku taman berbentuk persegi, dengan warna biru yang mencolok mata. Pandangan Silver tak henti mengedar untuk mencari kenalan barunya.

 Pandangan Silver tak henti mengedar untuk mencari kenalan barunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan-jangan gue diboongin nih," decak Silver sedikit khawatir.

Silver melirik smart watch nya, ternyata masih 5 menit lagi untuk jam 2. Pantas saja ia belum datang. Sambil menunggu, Silver memutuskan untuk mengerjakan tugasnya sebentar.

"Maaf, udah lama nungguinnya ya?"

Silver terlonjak kaget saat seseorang berbisik di sampingnya. "Ah engga, belom lama kok." Untuk kedua kalinya, Silver melirik jamnya, ternyata ia datang tepat waktu sekali.

"Saya harus kerjain yang mana?" tanya Darpa lembut diiringi senyum.

"Nih, lu cari yang ini, waktu itu gua lupa nyari di mana. Nanti kalo udah bilang ya, gua mau ngerjain yang lain."

"Oh oke."

✍✍✍

Di sebuah kafe yang ukurannya tidak terlalu besar, terlihat beberapa remaja sedang mengobrol dengan sangat asik. Di balik meja panjang itu terdapat satu wanita dan pria sebagai sisanya. Entah mereka membicarakan apa, tapi kelihatannya seru.

"Sayang, aku mau itu." rengek wanita itu sambil menggelayuti pundak lelaki yang ada di sebelahnya.

"Apa yang enggak sih buat kamu, Kal? Sana pesen, nanti aku yang bayar."

"Uuuu sayaaaang... Aku juga mau itu donggg," timpal Egam dengan suara yang menjijikan.

"Kalydta dapet lu beruntung, lu yang dapet Kalydta buntung." timpal Rafif yang memang tidak suka dengan keberadaan Kalydta si perempuan matre.

"Sirik aja heran,"

Rafif tak segan membicarakan Kalydta saat Kalydta sedang sibuk mengambil semua makanan yang ia mau.

"Ga inget pas di klub semalem? Minta ini dikasih, minta itu dikasih. Pas mau bayar, ATM lu langsung kering hahah." ingat Rafif akan kejadian yang semalam di klub. Bukannya iri atau apa, sebagai sahabat, Rafif tidak mau Arpa terus dimanfaatkan oleh perempuan macam Kalydta.

"Ssst, orangnya dateng." desis Egam.

Baru saja Kalydta mendaratkan bokong seksinya di sofa, sejurus itu juga Rafif menyambar kunci mobil untuk segera berangkat ke kampus sekarang. "Lu mau ikut gua kaga? Kalo mau ayo bareng."

"Ikut dong Pip, ntar gua di sini jadi kacang. Oke dadah Arpa yang sedang dimabuk cinta. Egam Megantara yang tampan ingin kuliah dulu." Pamit Egam dengan suara menjijikan.

"Najis!"

Tak lama saat Egam dan Rafif pergi, sepasang kekasih inipun ikut pergi dengan tujuan yang sama, yaitu Universitas Oreldo.

VERPA Where stories live. Discover now