El Academy-Victorian

Mulai dari awal
                                    

Feyna POV

Aku berjalan menuju kamarku yang katanya bernomor kamar 102. Bukan aku bermaksud tidak sopan terhadap kepala sekolah El Academy ini. Namun, itu karena aku benar-benar lelah. Aku tidak berbohong.

Dari yang kubaca di internet, sekolah ini terbagi menjadi beberapa bangunan. Bangunan pertama adalah bangunan untuk sekolah. Tingkat satu atau dasar bangunan ini berisi aula utama, ruang guru juga ruang kepala sekolah, dan kantin. Tingkat dua berisi kelas 1 yang terdiri dari 13 kelas yang berisi nama-nama planet dan berbagai benda planet. Begitu pula tingkat-tingkat selanjutnya untuk kelas 2 dan kelas 3. Jadi jika digitung dari lantai dasar, bangunan ini memiliki 4 tingkat. Hm, begitulah.

Bangunan yang kedua adalah asrama pria yang berada di sebelah kiri dan asrama wanita yang berada di sebelah kanan. Ada pula taman yang berada di depan sekolah dan belakang sekolah. Di taman belakang sekolah, biasanya anak-anak yang menghabiskan waktunya untuk bersantai dan bermain entah apa. Seperti sepakbola dan basket. Sangat luas tentunya.

Bangunan-bangunan lainnya juga ada di taman belakang sekolah seperti perpustakaan, laboratorium umum, green house untuk tanaman, kebun sekolah, dan masih banyak lagi. Oh ya, di dalam bangunan utama atau bangunan sekolah, tiap tingkatnya berisi uks dan kelas pribadi seperti kelas sihir dan sebagainya. Kecuali tingkat satu yang berisi aula, kantin, dan ruang guru.

Aku berjalan dari ruangan nomor satu hingga nomor seratus dua yang berada di lantai tiga. Aku berharap dalam hati supaya aku tidak terlambat untuk bangun nantinya karena kelasku dan kamarku benar-benar jauh.

Setelah berada di depan kamarku, aku langsung saja membuka kuncinya dan menghempaskan tubuhku di salah satu kasur yang berada di kanan. Kamar ini tidak begitu buruk. Disini ada dua tempat tidur dan dua lemari. Selain itu, ada dua meja belajar yang sepertinya memang disiapkan supaya siswanya lebih giat dalam belajar. Entahlah, aku tidak tahu. Ada juga satu kamar mandi yang tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Cukup sederhana dan tidak jauh berbeda dengan apartemen kecilnya dahulu.

Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Seorang gadis berambut merah dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya masuk kemari tanpa permisi. Oh, sepertinya ia teman sekamarku untuk waktu yang lama. Aku hanya melihatnya sekilas sebelum membiarkan kepalaku menyentuh bantal lagi.

"Hai! Kita teman sekamar," ucap gadis yang baru saja meletakkan kopernya di dekat laci meja belajar dan menghempaskan tubuhnya di kasur sebelah kiri.

"Aku tau," gumamku yang tak mungkin didengar olehnya.

"Namamu siapa?" tanyanya setelah meletakkan kacamatanya di nakas. Ia tidur menyamping-seakan memang ingin mengajakku berbicara. Ah, aku mendesis pelan merasa sedikit terganggu. Akhirnya aku mengalah berdebat dengan dewi batinku dan mulai tidur menyamping menghadap kepadanya. Apakah dia mampu kupercayai kedepannya? Atau ...

"Oilien Feyna Aksana," ucapku dengan begitu datar. Ini efek kelelahan kalau kalian ingin tahu. Bukan karena aku tidak menghargai perempuan di depanku ini.

"Nama yang bagus! Kalau namaku itu Evelina Audia Anderson. Kamu bisa memanggilku Evelin atau Audia. Terserah kamu," ucapnya dengan senyum serta lesung pipi yang menambah kesan manis dalam wajahnya.

"Bisa aku panggil kamu Oilin?" Aku mengerutkan dahiku saat ia berkata demikian. Lalu aku mengangguk tanpa mengucapkan apapun. Terserah sajalah, aku ingin beristirahat.

"Wah! Aku harap kita bisa berteman dengan baik!" Dia terdengar antusias sekali. Padahal kesan awal aku melihatnya, kupikir dia adalah seorang gadis introvert. Aku hanya tersenyum sebagai tanggapan.

"Kamu masuk kelas mana? Aku Neptunus." Oh, tidak. Mungkin memang kami ditakdirkan menjadi teman baik. Teman? Omong-omong, aku sudah lama tidak menggumamkan kata itu.

El Academy [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang