Acara Wisuda!?

Mulai dari awal
                                    

"You touch, you die."

"Waduh, abangnya galak. Takut." Ammar memajukan bibir bawahnya.

Nadya tertawa kecil. Ternyata, teman-teman Gio tidak seseram yang ia bayangkan.

"Nadya."

Gadis dan ketiga laki-laki itu menoleh.

"Nadira, sini!"

Nadira terlihat bingung dengan kehadiran Gio yang sedang merangkul teman sebangkunya.

"Nad, kenalin ini Gio sama temen-temennya." Nadya tersenyum.

Meski merasa bingung, Nadira tetap mengulurkan tanganya.

Gio lah yang pertama menjabat tangan gadis itu dan berkata, "Saudara kembarnya Nadya."

Refleks, mulut Nadira menganga. Ia tidak pernah menyangka jika orang yang ia sukai ternyata suadara kembar teman sebangkunya.

"Gak usah kaget. Gua tau tentang lo, kok." Laki-laki itu tersenyum.

Astar pun mengambil alih jabatan tangan Nadira. Seperti yang sudah Ammar dan Gio duga, lelaki itu selalu saja mendekati banyak wanita.

"Temen gue dua, sama cewek genit banget." Gio menggelengkan kepalanya.

"Yah, kita kan gak kayak lo, yang demen banyak. Bejibun malah." Ammar tertawa.

Gio tidak lagi mendengarkan pembicaraan teman-temannya. Pandangannya terfokus pada seseorang yang sedang bermain piano. Jika dilihat dari perawakannya, gadis itu merupakan anak remaja. Mungkinkah ia adalah adik kelasnya?

Nadya yang melepaskan rangkulan tamgannya membuat Gio menoleh.

"Mau ke mana?"

"Maura. Pengin minta nomor teleponnya dia." Gadis itupun berjalan menuju seorang gadis yang masih memainkan piano.

Entah mengapa, Gio mengikuti langkah adik kembarnya.

"Ih, kok ngikutin?" Nadya menghentikan langkahnya.

Kening Gio mengkerut. "Belum boleh tau?"

Kepala Nadya menggeleng. "Belum waktunya dia tau. Lagian, Gio kan gak suka sama dia. Pacarnya juga galak, ngelarang dia deket sama cowok. Kalau dia dimarahin pacarnya, gimana?"

Gio menghela napasnya dan tersenyum tipis. "Oke."

Kedua matanya memerhatikan langkah Nadya yang semakin mendekat dengan Maura. Tak lama kemudian, permainan gadis itu terhenti. Seorang pembawa acara pun kembali naik ke atas panggung dan mengucapkan sesuatu yang tidak didengarkan oleh Gio.

Pandangannya masih terfokus pada Nadya yang kini sedang tersenyum bahagia. Begitu juga dengan Maura yang masih duduk di bangkunya. Tidak pernah Gio melihat adik kembarnya seceria ini selain dengan Nadira.

Tanpa sadar, Gio tersenyum.

"Empat tahun lagi, Ra. Tunggu saya."

Saat Maura menoleh ke arahnya, Gio tersadar.

"Duh, mikirin apa, sih. Mana mau anak kayak dia jadi istrinya tentara." Gio pun menggelengkan kepalanya.

"Dia siapa, tuh? Udah nemu pengganti Melisa?" Tiba-tiba, Astar sudah berdiri di samping Gio.

Hal itu membuat Gio berdecak. "Apa, sih. Males gue pacaran. Lagian, tentara isinya cowok semua. Empat tahun lagi, mungkin."

"Gue, sih yakin lo jadi tentara. Secara, fisik sama otak lo udah oke. Tinggal sifat sama hati aja yang belom." Ammar yang sejak tadi mengikuti Astar, tertawa.

NayanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang