6

2.5K 149 1
                                    

Ayana pov

Aku kembali kerumah lebih awal dari jadwal yang ditentukan oleh asya, ya seharusnya hari ini kami masih berada dibekasi namun ternyata pekerjaan kami selesai lebih cepat jadi aku memutuskan untuk kembali kerumah. Sengaja aku tidak memberi kabar pada suamiku biar saja menjadi surprise, aku pulang menggunakan taxi dan baru saja tiba dirumah beruntunglah aku karena memiliki kunci cadangan kalau tidak aku akan berada diluar seharian.

Setelah membuka pintu dan memasukan koperku aku dibuat terkejut dengan keadaan rumah yang sangat sangat berantakan. Tiba- tiba saja tubuhku lemas harapanku begitu sampai dirumah aku akan istirahat sampai sore tapi harapan hanyalah tinggal harapan, tanpa pikir panjang aku langsung bergegas untuk membereskan rumah.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 04;15 pm aku terlalu sibuk membereskan rumah sampai lupa waktu, ini jam putraku pulang sekolah mungkin sedikit lagi ia sampai dirumah aku harus memasakkan sesuatu untuknya. Saat aku sedang focus dengan masakanku tiba tiba terdengar suara pintu yang dibuka dan disusul dengan teriakan putraku yang melengking

"bundaaaaa" ucapnya sambil berlari dan langsung tubuhku dan memeluk erat. Aku mengusap rambutnya sayang sambil sesekali mencium puncak kepalanya.

"arka kangen sama bunda" katanya dengan bibir yang maju beberapa centi membuatku tidak tahan untuk mengecupnya.

"bunda juga kangen sama arka" balasku lalu kembali memelukya.

"arka ganti baju gih bunda udah masak sesuatu yang special buat arka."

"ok." ucapnya sambil mengedipkn sebelah matanya dan berlalu pergi.

***

Setelah selesai makan dia mengajakku ke kamarnya, ia ingin menunjukan hasil gambarannya siang tadi disekolahnya. Aku duduk diranjang sambil memperhatikan dia yang sibuk membongkar isi tasnnya dan sepertinya ia sudah mendapatkan apa yang dia cari.

Dia berjalan kearahku dan langsung duduk dipangkuanku menunjukan hasil gambarnya, tidak bisa dikatakan bagus tapi hasil gambarannya cukup membuatku menahan tawa. Ia menggambarku dengan wajah yang tidak jelas dan rambut yang berdiri tapi kenapa ia menggambar ayahnya dengan sangat tampan disitu, iya dia menggambar keluarga kecilnya dan disitu tertulis mom, dad, and I.

kami mengobrol cukup lama sampai tiba tiba terdengar suara seseorang yang kuyakini adalah ayahnya memanggil arka bersamaan dengan terbukanya pintu kamar arka. Seketika aku dan arka mambalikan wajah mengarah ke sumber suara.

"bunda ?" ucapnya seraya menghampiriku dan memelukku erat "kok gak bilang kalau pulang ?" tanyaya tanpa berniat melepas pelukan kami.

"kejutan" jawabku sambil merenggangkan pelukan kami.

"ayah sudah makan ?" tanyaku dan hanya dijawab dengan anggukan olehnya.

" ya sudah ayah mandi sana, sebentar lagi bunda ke kamar." ia menuruti kataku dan langsung beranjak meninggalkan aku dan arka.

***

Aku duduk dipinggir ranjang menunggunya selesai mandi tidak lama pintu kamar mandi terbuka memunculkan suami tampanku disana. dia hanya menggunakan celana pendek dan bertelanjang dada memamerkan perut sixpack miliknya sambil tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah. Aku menyuruhnya untuk duduk dihadapanku lalu ku ambil alih handuk yang ia pegang dan mulai mengeringkan rambutnya, ini adalah kegiatan yang sangat dia sukai jika biasanya pasangan pria yang akan mengeringkan rambut wanitanya namun itu berbanding terbalik dengan kami, aku yang setiap kali mngeringkan rambutnya.

Belum selesai aku mengeringkan rambutnya tiba tiba dia mendorong tubuhku kebelakang membuatku terbaring dan dia ikut berbaring diatasku. "mas kamu berat loh.." aku memperingatkannya namun tidak dihiraukan.

Kulihat ia memejamkan matanya namun tangan kanannya itu bergerak gerak entah menggambar pola apa pada sprei diranjang kami. "mas kenapa sih ?" tanyaku sambil mengusap rambutnya sayang.

"mas kangen sama adek" ujarnya sambil memajukan bibirnya sedikit membuatku terkikik geli melihatnya. "adek Cuma pergi 2hari aja udah pada kangen semua.." kataku sambil sedikit tertawa, tiba tiba dia bangun dari tubuhku dan menatapku tajam.

"karena adek udah bikin mas kangen jadi malam ini adek akan dihukum!" tegasnya. Aku baru saja akan membuka mulutku untuk protes padanya namun belum sempat aku bersuara dia sudah membungkam mulutku dengan bibir seksinya. Awalnya hanya kecupan biasa dan berubah menjadi lumatan yang menghangatkan, ciumannya benar benar memabukkan membuatku terlena dan lupa akan penolakan yang akan aku lakukan tadi.

Semakin lama ciumannya semakin menuntut membuatku kehabisan nafas aku mendorong sedikit dadanya dan melepaskan ciuman kami tanpa membuat jarak antara aku dan dia. wajah kami sangat dekat hingga aku bisa mendengar nafasnya yang memburu. Aku menelusuri setiap inci wajahnya dari dagu, bibir, hidung, dan matanya entah dorongan dari mana yang membuatku berani mengecup semua yang ada pada wajahnya.

Dia tersenyum menatapku dan kembali mencecap bibirku dengan lembut dan ku rasakan tangannya mulai membuka satu persatu kancing piyama yang kukenakan tanpa melepas ciuman kami. Tanganku terulur mematikan lampu kamar kami yang terletak tepat disebelah kanan kami karena aku harus menjalani hukuman yang diberikan suamiku, aku yakin kalian mengerti maksudku.

Senja Dipenghujung DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang