English Teacher

23 1 2
                                    

Ding.

Jel, gue baru inget.. Lo jago bing kan?

Jelita mengernyitkan dahinya, sedikit bingung dengan pesan yang baru saja masuk melalui salah satu aplikasi chatting online nya. Mungkin ia bertanya-tanya, siapa yang mengirimi pesan singkat ini, terlebih lagi hingga mengetahui bahwa dirinya mempunyai kelebihan khusus di bidang kebahasaan. Sontak saja ia langsung mengambil HP nya,

Ini siapa?

Jelita mengambil guling yang berada di tempat tidurnya lalu menjadikannya alas untuk tumpuan kedua siku tangannya. Ia juga meminum matcha latte yang sudah dibuatnya beberapa saat lalu untuk menemaninya membaca novel. Ia meniup isi dari gelas berkarakterkan rabbit kesukaannya, membuat kacamatanya buram terkena uap air yang berlomba lomba membebaskan diri dari wadah berisikan air hangat yang ada didalamnya.

Ding.

Grrr.. Harus banget ya lo jawab pertanyaan gue pake pertanyaan lagi? Ini gue, Kevin. Anak 9 E. Lo bisa bantu gue ga?

Jelita yang sedang menikmati minuman kesukaannya pun menghentikan aktivitasnya sejenak lalu membaca pesan balasan dari lelaki yang mengakui dirinya sebagai Kevin. Jelita tentu saja mengenal Kevin, dia adalah mantan pacarnya sewaktu kelas 7, saat dirinya masih terpuruk dalam suasana yang sering remaja sebut sebagai 'Cinta Monyet'. Tetapi yang menarik perhatiannya adalah nama kekanakan yang Kevin sematkan pada akunnya. No Game No Life. Nama macam apa itu? Apa ada anak seusia mereka yang menyamarkan diri dengan judul anime?

Well, Mr. No Game No Life, kalo lo mau minta bantuan untuk mentranslate kalimat kalimat susah dari game lo, lo salah tempat. lo bisa mendatangi google dan menanyakan dimana kediaman google translator sekarang. Terima kasih :)

Ya, Jelita sangat benci padanya. Dulu, Kevin lah yang memulai hubungan diantara mereka dan Kevin jugalah yang memutuskan hubungan tersebut. Mungkin cintanya kekanak-kanakan, tetapi kalau masalah kepercayaan, ia tau bahwa ia tidak akan mendapatkannya dihadapan seorang Kevin Luthfy Andreas.

Ding.

Ehehe, bukan game ko. Gue mau minta lo ajarin gue bing, bentar lagi tes masuk SMA. Nyokap gue udah wanti wanti gue buat belajar. Tapi lo kan tau gue lemah banget kalau soal bahasa, gue uda minta bantuan Lena, tapi dia gamau. Gue juga ga terlalu akrab sama temen sekelas, jadi ya..

Lena. Well ya wajar saja jika ia mengenal Lena, sahabatnya itu memang perempuan paling heboh sejagat raya dan pandai membaur kepada siapa saja. Lena juga tentu saja jago bahasa inggris, dia juga mengambil les di salah satu tempat les khusus bahasa inggris yang terkenal di kota ini. Bukannya Jelita tersinggung karena ia bukanlah pilihan pertama Kevin untuk berguru, ia justru lebih tertarik dengan alasan Lena tidak ingin mengajari Kevin. Anak itu biasanya selalu bersemangat apabila berurusan dengan lelaki.

Kenapa Lena gabisa?

Sebenarnya ia tidak masalah mengajari Kevin, anak itupun sepertinya sudah masa bodoh dengan Jelita yang berstatus sebagai mantan kekasihnya. Jelitapun sudah melupakan fakta bahwa seluruh sahabatnya mengetahui alasan Kevin memutuskan hubungannya dengan Jelita, sedangkan dia sendiri tidak mengetahuinya. Untuk rekor, ia bahkan belum mengetahui alasannya hingga detik ini. Hmm.. Sepertinya dia masih belum bisa melupakannya.

Ding.

Lo tau Lena anak tunggal kan, nyokap bokap dia gaakan ngebiarin anaknya berduaan dengan lelaki. Terlebih lagi lelakinya gue.

Jelita mengangguk menyetujui pernyataan tulus dari lawan bicaranya itu. Orang tua waras manapun apabila mengetahui bagaimana kelakuan Kevin, tidak akan mengizinkan putrinya untuk berduaan dengannya. Dia gila. Benar benar dalam makna denotasi, dia gila.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mistakes and StupidnessWhere stories live. Discover now