Nata masih terlihat acuh tak acuh.

"Lo nggak takut ikut olimpiade sendirian?" tanya Fikri dengan tampang bergidik ngeri.

Nata hanya menaikan bahu dan alisnya, tanda bahwa itu tak menjadi masalah untuknya.

"Hiiii, bisa mati berdiri gue kalo jadi lo." Celetuk Diki.

"Bagus dong. Hidup gue jadi tenang." Zikri menjawab ucapan Diki.

"Lapangan Zik, jualan burung puyuh!"


Di waktu yang sama...

Elzi memasuki kelasnya dengan lesu. Ia masih tak habis pikir dengan Pak Handoyo yang tak henti-hentinya membuat Elzi serangan jantung. Oke, lupakan pemikiran berlebihan Elzi.

Mungkin tiga hukuman kemarin dapat Elzi tolerir. Tapi tidak untuk yang satu ini. Huft. Mimpi apa dia semalam hingga harus mewakili olimpiade fisika bersama Nata. Demi apapun ini lebih menjengkelkan ketimbang melihat tampang tengil Zikri kemarin.

Melihat wajah Elzi yang jauh dari kata semangat membuat Nelly perlu mengintrogasi sahabatnya itu. Emm-- ada rengginang di balik toples Kong Huan.

"Muka lo suram amat kayak hidup lo. Kenapa?"

Elzi mendudukan dirinya di kursi miliknya, ia menatap Nelly lalu menghela nafas panjang dan merosotkan bahunya. "Gue ikut olimpiade matematika,"

"Lah bagus dong. Kenapa jadi lesu gini? Jangan-jangan otak lo udah kadaluwarsa? Udah gak bisa buat mikir lagi?"

Elzi berdecak sebal, "bareng Nata." Jawab Elzi yang sejurus kemudian membuat bibir Nelly terbuka lebar.

Melihat sahabatnya yang terus menganga, Elzi akhirnya menceritakan kenapa dan bagaimana ia harus ikut olimpiade bersama Nata. Yah, dialah yang menggantikan Nanaz-- mengingat ia mendapatkan peringkat 3 pararel.

Tentu dialah yang menjadi harapan selanjutnya, untuk mewakili sekolah dan diharapkan bisa menyabet piala guna membawa nama baik sekolah.


Nelly membulatkan mulutnya tanda ia mengerti, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan menatap Elzi horor. "Kayaknya lo bener-bener harus nyiapin mental. Jeritan fans Nata aja yang kemarin masih anget."

"Terus sekarang... lo bakal sering bareng Nata. Fix si, lo emang lagi kena karma." Lanjut Nelly.

Mendengar itu Elzi semakin dibuat lesu. Benar juga ucapan Nelly. Tadi pagi saja ia terus mendapatkan tatapan tajam dari para fans Nata. Belum lagi ponselnya yang terus berdenting-- karena banyaknya notifikasi terus menerus masuk ke benda pipih silver miliknya itu. Mereka semua mulai meneror Elzi habis-habisan-- mulai dari sekedar bertanya hubungan apa yang Elzi dan Nata jalin sampai ada yang mengancamnya untuk tidak mendekati Nata. Ck, fanatik garis keras!

Huft. Elzi lo terseret cukup jauh!

***


Sesuai instruksi yang diberikan Pak Handoyo, Elzi dan Nata kini tengah berada di perpustakaan untuk mengulik soal demi soal. Selama 8 hari ke depan, 2 jam pelajaran terakhir mereka akan terus terpotong guna memfokuskan diri untuk perlombaan yang akan datang. Tentu ini bukan hal yang pertama bagi Nata, mengingat ia dari awal memang sudah sering berlatih dengan Nanaz.

NATA [Selesai]✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat