Gadis

47 0 0
                                    

-Catatan dari seorang pelayan-


Mengingat kembali masa lalu, entahlah, mungkin sekitar puluhan tahun lalu. Aku terpuruk, terbuang dan dalam masa kehancuranku. Hingga seorang malaikat tiba-tiba datang, dengan senyum menawan nan anggun. Wajahnya sangat cantik bahkan aku ragu jika ia ada seorang puteri raja. Sebab rasanya ia begitu sempurna jika hanya menjadi seorang manusia biasa. Berbeda dari yang lain, rambutnya sangat putih seperti perak, putih alami. Itu pertama kalinya aku melihat rambut yang begitu putih seperti salju di musim dingin yang sendu.

Kala itu aku terperangkap dalam penjara. Sesak, gelap dan terhina, itulah yang menjadi pakaianku setiap hari. Mengetahui jika minggu depan aku akan dieksekusi, rasanya ada sedikit kepuasan dalam hatiku. "Setidaknya aku tak perlu memikirkan hari esok!" gumamku setiap hari.

Tak ada yang berani menyentuhku, tak ada sedikitpun yang berani menyentuhku, bahkan sipir penjara yang memiliki hati sebesar singa, mendengar namaku saja mungkin ia akan enggan untuk menatap mataku. 

Banyak yang memburu kepalaku dan banyak yang mencari jasaku. Semua orang tunduk dan mengakui aku, kecuali gadis itu.

Aku memang terpesona pada gadis itu, usianya mungkin barulah menginjak 19 tahun. Ia datang menghadapku, menghiburku di saat-saat terakhir nafasku. Awalnya aku menolak kehadirannya namun kini ia menjadi satu-satunya lawan bicara yang kupunya. Aku merasa tersanjung dan berterima kasih kepada Tuhan telah menciptakannya untuk hadir dalam hidupku, hingga pada akhir waktuku, aku menyadari bahwa aku jatuh cinta padanya!

"Aku seorang pembunuh, aku menghabiskan masa mudaku dalam militer dan setelah kehilangan semuanya, aku menjadi seorang pembunuh bayaran. Kau mengerti itu kan?"

"Jika kau seorang yang baik, mana mungkin kau akan berada disini" Ia menutup setiap perkataanku dengan tawa kecil. Semua yang terlukis di bibirnya, membuatku semakin jatuh cinta padanya. 

Hari penghakiman tiba, saat itulah aku mengetahui bahwa ia benar-benar tuan puteri. Seorang perwira penjara memanggil namanya, Juliana Swan, puteri dari selir pertama sang raja.

"Nicolas," Juliana berbicara, "Aku sungguh bahagia mampu berbicara dengan dirimu, namun, kau tahu, aku tidak bisa membalas perasaan cinta mu padaku. Itu akan membuat keluarga kami malu. Untuk itu, tolong rahasiakan ini, ya!"

Kemudian ia memelukku dan melangkah maju, membisikkan sesuatu di telingaku yang cukup membuatku terkejut.

"Aku akan menolongmu!"

Siang hari pun tiba, secara mengejutkan aku dibebaskan dari seluruh tuduhan. Suasana yang tadinya gaduh menjadi hening. Kala seorang gadis berbicara dihadapan hakim, ia membela mati-matian atas diriku. Tidak lain dan tidak bukan adalah Juliana Swan. Ia meminta hakim untuk meninjau ulang semua putusan, terlebih fakta jika aku adalah seorang pembunuh bayaran, artinya aku bekerja dibawah perintah orang lain. Lantas siapa yang memintaku untuk membunuh sang raja? Aku selalu terdiam kala pertanyaan tersebut dilontarkan padaku.

Hakim setuju dengan pernyataan-pernyataan Juliana, meninjau dari semua strateginya, beberapa pihak terlihat tak senang dengan keputusan yang diambil oleh sang hakim. Serta tak sedikit dari petinggi-petinggi bajingan itu mengutuk apa yang diucapkan oleh Juliana dalam persidangan. Aku menatap tajam pada seseorang, yap! dia adalah orang yang menyewaku.

Aku kembali mendekap dalam jeruji besi. Munafik rasanya jika aku berkata bahwa aku tidak takut menghadapi kematian. Masa kecilku kuhabiskan sendirian bersama anak-anak yatim di sebuah gereja kecil didaerah Brixton. Lantas aku pun menantikan kedatangan dari gadis itu, namun hingga lebih dari tiga bulan ia tak pernah kembali lagi.

Aku bersabar, menunggunya dengan sabar, hari demi hari kutahan rindu ku dan ucap rasa syukur kepadanya. Aku berlutut pada Tuhan, berdoa dan memohon agar aku dipertemukan kembali dengannya. Sekali saja untuk bisa berterima kasih kepadanya, sekali lagi saja untuk mengungkapkan rasa rindu ku kepadanya. Penantian panjangku akhirnya terkabul kala ia kembali setahun kemudian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MimosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang