Aku melangkahkan kakiku sesuai dengan beat lagu yang kudengarkan. semuanya terasa damai sampai aku melihat sesosok pria berjalan dari arah yang berlawanan.

Sosok pria itu berjalan dengan sempoyongan sambil membuang sepuntung rokok yang baru saja dihisapnya.

Aku mempercepat langkah kakiku, begitupun dengannya.

Ia berjalan menghampiriku dan memberhentikan langkahku.

"Hey gadis kecil, mau kemana?"
Ia memegang pundakku dengan erat.

Dapat kurasakan nafasnya yang terengah-engah dan tercium bau alkohol yang menyengat dari mulutnya.
Aku berusaha untuk bersikap tenang dan menyingkirkan tangannya dari pundakku.

Namun tubuhku terlalu lemah dan tidak dapat melawannya, ia sangat kuat.
Aku ingin berteriak namun nafasku terasa seperti tertahan.
Aku hanya bisa diam terpaku, siapapun aku mohon tolong aku.

"Mengapa gadis manis sepertimu berjalan sendirian di tempat seperti ini? Apa kau butuh teman?"
Pria itu mengusap rambutku pelan.

Dadaku mulai terasa sesak, air mataku sudah tidak dapat terbendung lagi.
Ya Tuhan, aku tidak mau mati ditangan orang seperti ini.

Pria itu mendorongku tubuhku hingga menempel pada dinding lorong yang dingin ini.
Aku bisa merasakan tubuhnya yang semakin dekat denganku dan aku dapat merasakan nafasnya disekitar leherku.

Aku hanya dapat memejamkan mataku sambil menangis.
Aku tidak dapat melakukan apapun, aku hanya berharap keberuntungan berpihak kepadaku sekali ini saja.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat kepada kami

"BUKK!!"

Aku mendengar suara pukulan yang sangat keras dan aku dapat merasakan pria aneh itu menjauh dari tubuhku.
Aku membuka mataku perlahan.

Terlihat seorang laki-laki tinggi mengenakan jacket abu-abu dan celana jeans panjang sedang memukuli pria itu. Ia memukul wajah pria itu hingga pria itu terjatuh di tanah.

"SIAPA KAU??!! ADA MASALAH APA KAU KEPARAT, AKU AKAN MEMBUNUHMU!!"
Pria itu berteriak kemudian memukul laki-laki berjacket abu-abu itu hingga terjatuh ke tanah.

"SIAPA KAU??!! ADA MASALAH APA KAU KEPARAT, AKU AKAN MEMBUNUHMU!!" Pria itu berteriak kemudian memukul laki-laki berjacket abu-abu itu hingga terjatuh ke tanah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Laki-laki itu kemudian membalas pukulannya dengan pukulan yang lebih keras lagi hingga pria itu mengalami pendarahan yang cukup parah.
Pria itupun berlari sempoyongan sambil memaki laki-laki itu.

Laki-laki itu menoleh ke arahku. Terlihat wajahnya yang sudah babak belur akibat pukulan dari pria itu. Ia menyikap rambutnya yang menutupi dahi dan matanya.

"Ju..Jungkook..?"

"Kau gapapa?" Katanya sambil mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
Aku hanya diam sambil mengangguk.

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanyaku.
"Sudah tidak usah banyak tanya, sini aku antar pulang, ayo jalan" Jungkook jalan mendahuluiku. Akupun berjalan menyusulnya.

Perjalanan menuju rumah sangat hening. Tidak ada salah satu dari kami yang membuka pembicaraan. Hanya terdengar suara hembusan angin malam dan suara daun-daun yang berjatuhan disepanjang jalan.

Setelah berjalan selama kurang lebih 20 menit, kamipun sampai didepan gerbang rumahku.

"Masuk sana" Kata Jungkook sambil mengisyaratkanku untuk masuk ke dalam rumah.
"Kau juga, ayo ikut aku" Aku menarik tangan Jungkook untuk masuk kedalam rumah.

Ia melepaskan tanganku dan berkata "Tidak, aku harus pulang sekarang"
"Kau tidak mungkin pulang dengan keadaan seperti itu, kau harus ikut aku kedalam" Ucapku sambil kembali menarik tangan Jungkook dan membawanya kedalam rumahku.

Aku mempersilahkannya duduk di ruang tamu, ini pertama kalinya aku membawa laki-laki kedalam rumahku, semoga eomma tidak mengintrogasiku setelah ini.

"Kau tunggu disini, aku akan ambil obat"
Aku pergi kekamarku di lantai 2 dan mengambil kotak P3K yang kupunya kemudian menghampirinya lagi di ruang tamu.

"Aku memang anak IPA tapi aku bukan dokter, bilang kalau sakit ya"
Kataku sambil membersihkan luka yang ada di lengannya.

Jungkook tersenyum tipis.

"AHH" Jungkook berteriak
"Ada apa?!! Sakit ya?!" Tanyaku dengan sangat panik.
"Tidak, tadi ada nyamuk yang hampir mengigitku"
Jawabnya sambil senyum-senyum.
Aku memutar bola mataku dan kembali membersihkan lukanya.

"Jungkook, Terima kasih ya" Ucapku dengan suara pelan.
Ia hanya membalas dengan anggukan, Ia sedang asyik menonton televisi.

"Jungkook, kenapa kau bisa ada disana tadi?" Aku memberanikan diri untuk bertanya.
Jungkook tidak memberikan jawaban.

"Kenapa kau menyelamatkan aku?" Aku bertanya kembali.
"Sudah diam, bersyukurlah kau selamat, kalau tidak ada aku kau sudah habis tadi, kau tau?"
Jawabnya tanpa menoleh kepadaku.

"Maaf.. apa yang bisa aku lakukan untuk membalas perbuatanmu tadi?" Tanyaku.
Terdengar Jungkook menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar.

"Lupakan saja, lagipula aku pasti akan menolong siapapun yang ada dalam keadaan seperti itu, dan kebetulan saja itu kau" Ujar Jungkook.

Aku menatap matanya. Iapun menoleh ke arahku dan mata kami bertemu. Aku merasa sangat tidak enak, aku ingin melakukan setidaknya satu hal untuk membalas kebaikannya.

"Oke, kalau kau benar-benar ingin berterima kasih padaku, mungkin kau bisa menemaniku membeli hadiah ulang tahun untuk ibuku pada hari Minggu nanti, mungkin disana kau bisa menraktirku eskrim"
Ia seperti bisa membaca isi pikiranku.
Akupun mengangguk setuju.

TBC

PROMISE | •jjk•Where stories live. Discover now