"Sial. dia tidak membalas pesanku, haruskah aku bersiap untuk ke cafe?" Dengan malas akupun berdiri dan berjalan menuju lemari bajuku. "Tapi, bagaimana jika dia hanya menipuku dan besok dia akan menertawaiku di sekolah dan menganggapku bodoh?" Aku mengurungkan niatku untuk membuka lemari baju. "Apakah aku harus mempercayainya?" Aku berfikir sejenak, apa yang harus aku lakukan. "Ah, tidak apa-apa, kalaupun dia tidak datang, aku bisa bersantai sendiri di cafe, dari pada aku mati akibat terlalu bosan disini, kan?"
Aku pun mengganti pakaianku dengan baju putih dan memakai celana panjang. Aku juga memoles sedikit wajahku dengan make-up tipis. Kemudian aku memasukan dompet dan powerbank ke dalam tas. Tak terasa sebentar lagi pukul 6 sore, aku segera mengambil topi hitamku kemudian memakai sepatu converse kesayanganku dan pergi menuju cafe didekat sekolahku.
Perjalanan dari rumahku menuju cafe memakan waktu sekitar 20 menit karena aku berjalan kaki. Sampai didalam cafe, bola mataku menyapu seluruh sudut cafe tersebut berusaha mencari si lelaki mesum itu. Tapi aku tidak menemukannya.
"Apakah dia benar-benar hanya mengerjaiku, huh?" Aku duduk di bangku yang disediakan di dekat pintu masuk, agar aku dapat melihatnya jika ia datang. Aku mengeluarkan ponselku dan mengirimnya beberapa pesan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Huft, harusnya aku tidak usah datang ke sini, lihat saja nanti di sekolah, tidak akan kumaafkan" Aku kembali mengirimkannya banyak sekali pesan, berharap agar dia membalasnya dan datang kesini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Akhirnya dia membaca pesanku!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Dasar bodoh"
Aku menoleh kepada sumber suara itu. Ternyata pemilik suara itu ada didepanku. Ya, Jungkook ada di depanku. Aku benar-benar terlihat bodoh sekarang, bagaimana bisa aku tidak menyadari kalau dia sudah datang?
"E..eh, kau sudah sampai?" Tanyaku basa-basi. "Tidak, aku masih di rumah, sudah tau aku disini, masih nanya." Jawabnya dengan malas.
Jungkook berjalan menuju meja yang terdapat 2 bangku di sampingnya, aku mengikutinya dari belakang. Kamipun duduk di bangku yang tersedia. "Aku pikir kau hanya mengerjaiku untuk datang ke sini" Aku membuka pembicaraan. "Tadi niatnya seperti itu, tapi kau terlihat menyedihkan duduk sendiri disana, karena aku baik hati jadi tidak jadi kukerjai" katanya datar. Haha apa-apaan orang ini. "Jadi, apa tujuan kita datang kesini sekarang?" Tanyaku sambil melihat-lihat menu yang disediakan oleh cafe ini. "Tidak tahu, aku hanya bosan dirumah, jadi aku menyuruhmu kesini untuk menemaniku" Seriously? Dia hanya menyuruhku kesini untuk menemaninya? Memangnya aku babysitternya?
Setelah menyelesaikan percakapan singkat yang tidak berbobot itu, kami memesan minuman dan sedikit makanan.
"Dulu kau sekolah dimana?" Lagi-lagi aku yang membuka pembicaraan. "Kenapa penasaran sekali?" Dia bertanya balik kepadaku. Astaga anak ini, aku sama sekali tidak penasaran dengan kehidupannya, aku hanya berusaha membuat suasana tidak canggung. Apa susahnya menjawab saja?
"Aku sekolah di Busan, dan pindah kesini karena orang tuaku bekerja disini sekarang" Jawabnya sambil memasukan sepotong kue kedalam mulutnya. "Oh begitu"
"Apa kau bersaudara? Atau kau anak tunggal?" Tanyaku lagi. "Aku anak tunggal, kalau aku bersaudara aku tidak mungkin menyuruhmu untuk menemaniku, aku akan pergi dengan saudaraku" "Benar juga" aku meminum minuman yang kupesan.
"Kau tinggal dimana? Didekat sini?" Jungkook bertanya kepadaku. "Kenapa penasaran sekali?" Aku tersenyum miring. Dia memutar bola matanya malas kemudian tersenyum tipis. Kamipun melanjutkan obrolan kami, dari yang penting sampai tidak penting. Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 8 malam.
"Jungkook-ah" "Hm?" "Sudah jam delapan malam, kau tidak mau pulang?" "Kau mengusirku?"
Aish.. anak ini.
"Kalau kau tidak mau pulang yasudah, aku mau pu—" "Aku mau pulang sekarang, sampai jumpa lain hari" dia memotong kalimatku dan pergi begitu saja.
Aku berusaha mencerna apa yang barusan terjadi.
Sial, apakah dia secara tidak langsung menyuruhku untuk membayar semua pesanan ini?
"YAA JEON JUNGKOOK!!"
Aku melihatnya tertawa diluar sambil menjulurkan lidahnya. Ya Tuhan kenapa hal buruk selalu menimpaku? Apa yang telah kuperbuat di kehidupanku sebelumnya? ㅜㅜ
ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー
[Author] Haii semuanya! 👋🏻 Aku minta maaf sebesar-besarnya karna lama banget update chapternya 😭😭 Karna aku pikir cerita ini gabagus dan aku gatau gimana cara ngembanginnya 😭😭 Tapi karna comment kalian banyak yang minta next terus bilang kalo cerita ini seru, aku jadi semangat buat lanjutin cerita ini, Maaf kalo chapter ini kurang memuaskan, Kedepannya aku bakal berusaha panjangin lagi cerita per-chapternya, Thank you so much buat yang udah support dan baca story aku 💘💘 Aku bakal berusaha jadi author yang lebih baik lagi, sekali lagi terima kasih banyak! 💜
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.