"Ini hadiah dari Mae dan Pao, kalian harus buka saat disana ok." Wayo menerimannya dengan senang hati.

"Harusnya Mae tidak perlu repot-repot"

"Tidak repot sama sekali kok.. Ini semua demi kelancaran kalian disana" Phana melihat ibunya itu tersenyum mencurigakan, sedangkan Wayo yang polos hanya tersenyum canggung.

"Ah sudahlah ayoo kita berangkat"

"Mae tapi kami belum makan"

"Tidak usah makan Pha, nanti kamu muntah dipesawat, kau kan norak tidak pernah naik pesawat" Canda ibunya.

"Mae.."

"Hehehe becanda sayang, ayo kita makan dibandara saja. Kalau perlu kau makan saja esawat Pha biar tinggimu itu bertambah menembus atap rumah ini"

"Hahahaha lucu sekali Mae, sampai-sampai perutku sakit. Oh bahkan aku sampai ingin menangis" Ucap Phana yang sok mendramatisir berpura-pura bahwa candaan ibunya lucu padahal sangat garing.

"Dasar Berlebihan"

"Aku berlebihan juga menurun dari Mae"

"Sudah sudah, kenapa malah bertengkar? Lihat Yo jadi bingung, kalian ini Ibu anak atau Kakak adik?" Ucap ayahnya untuk menengahi ibu dan anak itu.

Ibu Phana merangkul Yo agar masuk ke mobil. Mereka berdua duduk di belakang, Phana melongo melihat ibunya itu.

"Mae kenapa tidak di depan bersama Pao?"

"Untuk apa? Oh kau ingin bermesraan di dalam mobil bersama Yo kan? Tidak tidak mobil mae akan kotor nantinya. Ups!" Ibu Phana langsung menutup mulutnya karena sudah keceplosan

Uhuk uhuk

Wayo tersedak ludahnya sendiri, ia tau apa maksud dari ucapan Ibu Phana. 'Astaga masih pagi haruskah membahas itu?' teriak Wayo.

"Mae apa-apaan sih, bahasnya begituan?"

"Maaf maaf, kau sih Pha memancing Mae"

"Mae saja yang tidak bisa mengerem mulutnya"

"Anak tidak sopan, mengatai maenya seperti itu"

"Hey Hey, sampai kapan kalian akan bertengkar? Lihat Yo sampai lelah mendengarnya" Wayo tersenyum canggung menatap keluarga ini.

.

Sesampainya di bandara, mereka langsung saraan dan menunggu jadwal penerbangan mereka. Mereka juga sedang menunggu sahabat-sahabat mereka. Tidak selang beberapa lama, geng dokter gila itu sudah datang sepaket dengan kekasihnya.

"Ai'Yo.."

"Ming" Yo memeluk Ming sebentar karena Yo langsung ditarik oleh Phana.

"Oh dokter Phana, sabarlah. Aku tau dia milikmu Phi, dasar pria posesif" cibir Ming. Forth yang seperti ada kesempatan langsung mendekati Phana. Ia membisikkan sesuatu dan memberikan sesuatu pada Phana.

"Pha ini kaset yang kau minta, aku sudah mengumpulkan sebanyak-banyaknya dn kuyakin kau akan mudah memahaminya, dan langsung mempraktekkannya. Aku tau kau pintar pasti kau bisa" Forth menepuk pundak Phana pelan

"Thanks bro"

"Sipp" Dalam hati Phana sangat senang sekali, saat ia sampai ia akan menonton bersama Yo dan akan langsung mempraktekkannya, Forth memang sahabat yang pengertian. Ia jadi tidak ragu membiarkan Beam bersama Forth, ia yakin Forth akan menjaga Beam dengan baik.

Disaat sedang asik mengobrol tiba-tiba suara pemberitahuan bahwa pesawat menuju ke paris akan berangkat 10 menit lagi dan para penumpang dimohon segera menaiki pesawat. Phana dan Wayo sudah bersiap akan menuju ke pesawat. Yo ditarik ibu Phana, Ibu Phana membisikkan sesuatu padanya.

"Yo..jika nanti Pha berlaku kasar padamu katakan saja pada Mae, atau tendang saja bokongnya itu. Mae mohon maafkan Pha jika dia tidak bisa melakukannya dengan baik maafkan dia ya?"

"Ah? Oh iya Mae.. Apapun yang dilakukan P'Pha menurutku sudah yang terbaik"

"Ah yo jangan terlalu memujinya nanti dia bisa keras kepala"
Dilain sisi Forth dan Ming masih meracuni otak Phana.

"Pha ingat, tidak perlu pengaman saat melakukannya ok, kau sudah sah menjadi suaminya jadi tidak masalah"

"Phi, memang jika P'Pha tidak memakai pengaman Yo mau melakukannya?"

"Hoikk Yo kan Polos jadi dia tidak akan tau apa-apa"

"Sebenarnya yang ingin melakukannya itu aku atau kalian?"

"Ai'Pha kami hanya memberi saran"

"Betul Phi, dan Phi jangan sampai tidak memuaskannya lagi"

"Aku tau apa yang harus kulakukan Ming" Jawab Phana datar, 'tau tapi kemarin seperti orang bodoh' batin ming dan Forth.

Berbeda lagi dengan Pao Phana, Kit dan Beam

"Mereka sedang membicarakan apa sih?"

"Biasa urusan orang dewasa"

"Paman kira kami ini bukan orang dewasa?" protes keduanya

"Ey ey, paman hanya bercanda kenapa serius sekali"

"Bagaimana rencana kalian?"

"Sudah siap semuanya, paman tidak perlu khawatir"

"Paman bingung kenapa kalian menuruti perintah Bibi kalian itu"

"Bukan begitu Paman kami juga penasaran, Pha itu kan bos kami paman, kami penasaran keahliannya di ranjang seperti apa. Walaupun yang kemarin mengecawakan tapi ya siapa tau saat di Paris dia sangat ahli nantinya hahaha"

"Beam jaga ucapanmu astaga, Paman maafkan Beam yang mesum"

"Tidak apa-apa Kit"

.

Mereka mengantar pasangan pengantin itu sampai mereka menghilang masuk ke dalam pesawat. Setelah pasangan itu sudah tidak terlihat terjadilah kehebohan pasangan Mingkit dan Foerthbeam mereka langsung panik dan berpamitan pada orang tua Phana.

"Paman Bibi kami pamit, pesawat sudah akan berangkat"

"Baiklah hati-hati kalian"

"Guys jangan lupa rekam adegan romantis dan ehem supaya Bibi dan paman bisa melihat ok"

"Siap Bibi, kami pergi" Pasangan itu langsung berlari menyusul pasangan Phayo yang sudah masuk sejak tadi. Mereka masuk dan duduk di bagian belakang, jauh dari pasangan Phayo. Inilah rencana Ibu Phana yang menyuruh mereka untuk mengikuti dan memata-matai anaknya itu.

.

.

TBC

Itu emak kok ya.. Kepo bener wkwk
Mereka juga kok ya mau disuruh jadi paparazi 😂

Maafkan aku yang mulai melantur buat ff ini. Aku buatnya sengaja comedy dulu. Karena drama sebenarnya, konflik sebenarnya itu nanti masih jauhh.. Jadi ketawa dulu baru nanti nangis-nangis wkwk 😈😈

Jangan lupa voment say

Salam GB

After Wedding [M-Preg] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang