Putus

3.8K 888 99
                                    

Sudah kuduga ini akan terjadi. Sikap Mingyu berubah. Dia menghindariku sekarang. Ketakutanku selama ini akhirnya terjadi juga.

Demi Tuhan aku sangat menyesal, aku merasa menjadi wanita sangat jahat dan hina. Bagaimana mungkin aku bisa sangat mudah menerima Mingyu menjadi kekasihku disaat statusku saja masih menjadi kekasih orang lain.

Jika kalian ingin menghujat, mencaci dan menyumpahiku karena sudah menyakiti Mingyu.. Silahkan! Aku memang pantas mendapatkannya.

Semalaman aku mencoba menelponnya, tapi nomornya tidak aktif sampai tadi pagi. Kutelepon rumahnya dan bundanya bilang Mingyu tidak pulang ke rumah. Di sekolah pun dia ternyata tidak hadir. Sungguh, aku sangat cemas. Aku takut ia melakukan sesuatu yang membahayakan untuknya.

Semalaman juga aku menangis. Semua memori tentang kami terputar dengan sendirinya di otakku. Perlakuan Mingyu yang manis, lembut padaku, bagaimana dia sangat menghargai aku sebagai perempuan dan orang yang disayangnya. Aku merasa sangat bersalah sudah membuat pria itu terluka.

Jam istirahat tiba, aku langsung bergegas pergi ke kelas Rowoon. Hanya dia mungkin yang bisa membantuku sekarang ini.

Beruntung sekali, Rowoon tengah duduk di bangkunya dengan temannya yang entah siapa.

"Rowoon.." panggilku.

Dia menoleh. Kulihat temannya pamit dan meninggalkan kami berdua di kelas yang memang cukup sepi sekarang.

"Ada apa?"

"Mingyu mana?"

"Ko tanya aku? Kan kamu pacarnya."

Aku terdiam. Rasanya sangat malu ketika ada yang bilang aku pacarnya Mingyu. Aku sangat malu karena sudah menjadi pacar yang buruk untuknya.

"Kalian berantem?"

"Iya, Rowoon. Aku yang salah disini. Aku mau minta maaf sama Mingyu."

"Semalam dia nginep di rumahku. Tapi tadi pagi dia pergi entah kemana."

"Dia cerita tentang aku ga ke kamu?"

"Mingyu ga pernah curhat anaknya. Enak ga enak pokoknya dia rasain sendiri."

Takut sekali aku sekarang. Takut dia tak memaafkan aku, takut dia pergi dariku, takut aku tidak bisa lagi menjadi gadis spesial untuknya. Hah!! Kau memang sangat brengsek, Han Sungyoung!

"Kalo kamu mau ketemu Mingyu, aku kayanya bisa datangin dia ke sekolah."

"Caranya?"

*****

Aku ga tau gimana cara Rowoon buat manggil Mingyu. Tapi yang jelas sekarang aku disuruh nunggu di taman dekat gerbang sekolah. Ini sudah pulang sekolah dan sekolah sudah mulai sepi.

Saat aku tengah menunduk menatap ujung sepatu, aku melihat ada sepatu yang tak asing dihadapanku. Aku mendongkak, betapa bahagianya aku ketika tau Mingyu berdiri disana.

"Mingyu.."

Mingyu terlihat biasa saja. Dia tersenyum seraya memasukan tangannya pada saku jaketnya.

"Ada apa, Uyong?"

"Kamu dari mana aja? Kenapa semalam hp kamu ga aktif? Terus kenapa ga masuk sekolah?"

Dia menunduk sejenak, menendang pelan daun kecil disana. "Aku masih ada di bumi ko."

"Mingyu duduk sebentar! Ada yang mah aku jelasin."

Tanpa banyak kata, dia menuruti ucapanku.

"Kamu ga jadi ikut ke rumah tantemu?" tanyaku.

"Engga."

"Kenapa?"

"Males aja."

"Kamu kemarin liat aku sama dia, kan? Aku bisa jelasin sama kamu."

Mingyu lagi-lagi tersenyum. "Gapapa. Aku ngerti."

"Ngerti apa?"

"Ya ngerti keadaan yang terjadi sekarang."

"Kamu ga marah?"

Mingyu geleng-geleng. "Aku ga pernah bisa marah sama kamu, Uyong."

Jujur saja, melihat dia pura-pura baik-baik saja seperti ini justru membuatku sangat sakit.

"Tapi maaf, Uyong. Aku kecewa."

Deg!

Hanya kalimat sesederhana itu, sangat berhasil membuat air mataku jatuh begitu saja.

"Mingyu maaf. Keadaannya ga seperti yang kamu fikir. Aku bisa jelasin semuanya."

"Kamu masih cinta sama dia?"

"Engga! Sumpah aku cuman cinta sama kamu sekarang!"

"Kalo masih, gapapa. Aku ngerti, Uyong."

"Mingyu, tolong!"

Mingyu usap lembut air mata aku yang terus turun membanjiri muka. "Aku ga mau kamu terbebani, Uyong. Aku selalu pengen kamu jujur sama aku. Tapi kenapa kamu masih sembunyiin semuanya?"

"Aku ga mau kamu kecewa, ga mau kamu terluka."

"Tapi hari ini aku terluka, dan aku kecewa."

Aku semakin merasa tak karuan ketika Mingyu melepaskan tangannya dari pipiku. Menghembuskan nafas panjangnya dan menatap langit.

"Uyong.."

"Iya?"

"Aku pengen kita break dulu. Maaf sekali, tapi aku butuh waktu untuk lebih memahami keadaan ini."

Mingyu 2017 ✔✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن