Kejutan pertama

7K 1.3K 256
                                    

Siangnya, dia sungguhan menungguku. Dilapangan, tepat sekali ditengah sana. Mungkin bisa sedikit kutarik kesimpulan, bilamana orang itu selalu bisa memegang ucapannya sendiri.

Aku ingin menghindar tadinya. Aneh sekali jika aku justru menghampirinya dan mengajaknya pergi. Seakan-akan aku sudah mau padanya.

Tidak.

Tidak secepat itu.

Sedikit jual mahal tak apa, kan? Toh ini juga usahaku untuk melihat seberapa serius orang ini padaku.

Dan yang aku lakukan hanya diam dipintu kelas, memperhatikan dia yang tengah menyapa teman-temannya yang berlalu-lalang disana.

Sampai dimana kepalanya plus matanya tertuju ke arahku. Dan dia langsung mendekat.

"Kenapa diam disini terus?" tanyanya.

Aku sama sekali ga menjawab. Malah memperhatikan 4 bulir keringat yang ada didahinya.

"Ini!" dia menyodorkan sebuah bulu angsa padaku.

"Untuk apa?"

"Bebas! Bisa untuk garuk telinga, untuk elus-elus pipimu, atau apapun terserah!"

"Jadi ini kejutan yang mau kamu kasih?" tanyaku heran. Aku lupa menceritakan bahwa tadi di kantin ia juga berkata bahwa ada kejutan besar untukku.

"Iya."

"Katanya kejutan besar."

"Iya memang besar." imbuhnya. "Kamu ga tau kalau aku berusaha membesarkan nyaliku hanya untuk mencabut satu helai bulu itu dari angsa ganas?"

"Ko bisa ganas?"

"Tiap liat aku, itu angsa selalu ngejar."

"Lalu ko kamu nekat?"

"Contoh kecil." dia senyum.  "Kalau aku berani apapun buat ngasih kamu yang terbaik."

Ya tuhan! Aku sungguh ga sadar kalau aku tersenyum kala itu. Tersadarnya setelah dia bilang, "Akhirnya aku disenyumin."

"Disimpen ya, Uyong!" katanya. "Kalau perlu dilaminating, ya laminating aja."

"Iya, akan aku simpan."

Lalu aku dan dia berjalan keluar sampai gerbang. Pelan-pelan, dia yang memelankan kakinya hingga aku mengikuti irama langkahnya.

"Nama angsa itu Jelly."

"Jelly?"

"Iya. Angsanya pak Jihoon. Galak, kaya yang punya."

"Kamu dekat sama pemiliknya?"

"Engga."

"Ko tau nama angsanya."

"Tadi pas ketemu aku kenalan."

"Sama pemiliknya?"

"Sama angsanya."

"Astaga!"

Si konyol yang makin konyol.

"Kamu udah punya cowok?" tanya dia.

"Katanya tau semua tentang aku."

"Iya memang. Kan ini lagi basa-basi aja."

Aku tertawa kecil. "Coba tebak. Aku punya pacar atau belum."

"Udah."

"So tau!"

"Aku!"

Sontak saja aku menoleh. Seperti biasa dia hanya tersenyum tanpa dosa. "Calon pacarmu maksudnya."

Aku ga paham apa itu, tapi yang jelas hatiku berdebar. Ga ngerti lagi, deh!

"Tapi kalaupun kamu punya, gapapa." ucapnya.

Dan yang lebih bikin aku ga paham, kenapa aku merasa takut dia menjauh kalau dia mikir aku udah punya pacar?

"Aku akan minta ijin pacarmu agar pacarnya bisa pacaran denganku."

Itu dia, kalimat ajaib si aneh.

****

Tadi dia ga sempat anterin aku sampai rumah. Karena ternyata bunda udah jemput aku digerbang tadi. Mingyu cium tangan bunda. Ketika bunda tanya dia siapa, dia jawab....

"Aku Mingyu, tante. Bodyguardnya Sungyoung. 78% kemungkinan jadi pacarnya minggu depan."

Gilanya, dia nawarin bunda bulu angsa buat dijadiin gantungan kunci mobil.

Mingyu anaknya asik ternyata, humoris walau guyonannya ga jelas. Tapi aku suka berteman dengannya. Padahal baru dua hari.

Aku lihat-lihat lagi bulu angsa yang dia kasih. Lembuut, putih. Teringat lagi ucapannya bahwa aku bisa melaminatingnya jika aku mau. Ya supaua ga rusak.

Ini hadiah pertama darinya. Lucu sih. Benar-benar ga biasanya. Sudah ketebak mungkin kalau pria pasti memberi bunga, boneka, coklat atau sejenisnya.

Tapi Mingyu sungguh unik.

"Sungyoung.. "

"Iya, bunda?"

Bunda tiba-tiba udah ada pintu kamar.

"Tadi Seokjin telepon. Katanya dia lagi dijalan mau kesini."

Apa?

Seokjin?

Mingyu 2017 ✔✔Where stories live. Discover now