"Taiga, aku hanya akan pergi ke ruang kesehatan untuk istirahat. Percayalah padaku, oke?"
Kagami terdiam cukup lama sebelum akhirnya mengangguk, lalu mengelus rambutnya lembut.
"Hati-hati."
"Sudah kubilang aku hanya akan pergi ke ruang kesehatan..." Komentarnya, sweatdrop. Namun Kagami tidak ambil pusing, menikmati elusan sepupunya.
Sophia tersenyum.
"Thanks..."
~Skip Time~
"Oh, kau bisa dapat beginian juga ya?"
Green mengunyah kue stroberinya khidmat sembari membaca ancaman yang diserahkan Sea. Keduanya masih dalam ruangan milik sang guru olahraga, padahal bel sudah berdering entah sejak kapan.
Si hacker hijau sebenarnya sengaja ngaret datang demi kue stroberi limited edition di bakery terkenal di Tokyo, jaraknya bisa dibilang cukup jauh dari sekolah, berdalih bahwa murid-muridnya juga bernafas lega untuk sementara dan mempersiapkan diri untuk pelajarannya untuk menghindari efek trauma seperti tempo hari.
Tak bertanggung jawab memang. Si Masayoshi sebenarnya ingin menggebuknya dengan sepatu, tapi ia butuh jawaban atas kejadian ini segera dan tak mau buang waktu untuk meladeni si Hacker yang merajuk.
Tugasnya sudah banyak, ia tidak perlu tambahan lagi demi tuhan.
"Jadi? Bisa kau cek siapa pelakunya? Aku masih cukup sibuk untuk beberapa lama dengan kasus dan aku yakin ini bisa menganggu."
"Kurasa. Hanya tinggal mengecek cctv dan mengidentifikasi orangnya kan?"
Sophia mengangguk.
"Kalau begitu, sepertinya ini akan selesai sekitar satu-dua hari. Paling lambat seminggu kalau ada pergerakan baru dari organisasi itu." Verde berucap dengan nada masam. Seolah segala beban hidupnya disebut dalam dua kalimat.
"Yeah, I can relate." Balasnya, teringat dokumen laknat kiriman sang kapten yang masih tersisa di kamarnya.
Green beranjak dari bangkunya, meregangkan badan sampai berbunyi kretek-kretek.
Sophia menaikkan alis ngilu.
"Yah, sepertinya aku sudah capek menatap layar."
Ia menyambar peluit. Dan melangkah dengan dramatis. Serigai sadistik mendadak muncul.
"Let the party... begin."
Sophia hanya bisa mendoakan keselamatan teman sekelasnya.
~CNS~
"Tubuh kalian kurang rileks! Angkat lagi!"
Suara Verde menggema dalam gymnasium, memaksa anak anak kembali menekuk pinggang keatas dengan arah terbalik. Mereka sudah bertahan dalam posisi ini selama kurang lebih satu menit, dan guru olahraga mereka nampaknya takkan menyuruh berhenti dalam waktu dekat.
Yang sudah tumbang tentu ada, banyak malah. Mereka sudah mengungsikan diri kepojok dengan tubuh banjir keringat, atau malah tewas seperti Kuroko.
Kagami masih bertahan meski tubuhnya terasa ingin patah, mengumpat dalam hati selagi mulut menggerang ngilu. Ia melirik kearah sang sepupu, yang nampaknya masih dalam keadaan yang lebih baik darinya.
Sedikit yang ia tahu, gadis itu sendiri juga sudah diambang batas dan ingin mengajak Verde baku hantam ditempat.
Suara peluit menjadi suara surga bagi seluruh murid yang bertahan. Semuanya buru buru melepas tangan dan berhamburan seperti domino diatas matras dengan mengenaskan.
Botol minum disodorkan, Kagami mengerjap, beralih kepada si pemberi yang kini disampingnya.
"Cepat ambil, tanganku pegal."
Kagami tersenyum lebar, merangkul sepupunya dan berucap terima kasih. Handuk kecil berwarna putih yang awalnya untuknya beralih fungsi menjadi pengelap keringat Kagami pada sang Masayoshi.
"Taiga, berhenti memeperkan handuk itu ke wajaku!"
"Haha!"
Tawa mereka menggema dalam gym. Mengundang mata melihat, kemudian ikut tertawa, atmosfir hangat antar keluarga yang terasa dekat membuat orang-orang jadi rileks juga. Iris biru keunguan sang gadis menatap sosok dengan rambut biru muda yang masih tergeletak dengan khawatir.
"Taiga, partnermu tidak bergerak."
"Hng? Oh..." Butuh waktu untuk Kagami meload kata-kata itu, lalu berdiri dengan panik ketika menyadari maksudnya.
"KUROKO JANGAN MATI DISINI!"
Dan satu gym kembali tertawa keras. Termasuk sang Masayoshi yang masih di bench ruang olah raga, matanya menatap dua cahaya-bayangan itu dengan penuh nostalgia.
Tanpa menyadari sepasang iris menatapnya dari jauh, penuh iri dan dengki.
-TBC-
A/N : "HAIHAI , AKU KEMBALI!!
IYES INI MASIH BLUE, AKU CUMA GANTI NAMA AKUN BIAR LEBIH ✨ AESTHETIC ✨
Aku kaget banget, despite FFku ini g selesai-selesai entah berapa abad, TERNYATA KALIAN MASIH PADA NUNGGU ?? AKU TERHARU!! / SOBS /
Untuk sekarang mungkin aku bakal coba untuk bangkit dan nulis Code Name : Sea! Ini sampai tamat.
Awalnya Hiatus sementara Karna aku mau UN... Tapi karena hp yang dulu wafat dan file sama sekali ga di back up jadi ya gitu.
Oh iya, kalau kalian tertarik baca original novel, aku juga baru buat, judulnya "Kebohongan Putih." Baru netes chapter satu, vibesnya mungkin mirip, jadi kalau berminat silahkan dilihat!
Dan sekali lagi, makasih banget untuk yang masih stay! Watch me rise like a phoenix for you all!!
Atszy, peace out!
YOU ARE READING
Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]
RandomSea. Itulah nama sandi seorang agen FBI berbakat. Ia tak terdeteksi dan mudah beradaptasi. Berada dalam team khusus yang disembunyikan membuat hampir tidak ada yang tahu siapa dirinya. Namun dibalik segala popularitas dan prestasinya, ia sebenarny...
Case Two : Begining (Part 2,5)
Start from the beginning
![Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]](https://img.wattpad.com/cover/36900989-64-k9154.jpg)