♡ BAB 14 ♡

214 52 31
                                    

"Kau tahu tidak—"

"Tidak."

Jungkook berdecak kesal karena Taehyung memotong ucapannya.

"Kemarin, aku melihat Ji Eun makan berdua dengan Suga di kafe dekat sekolah kita," lanjut Jungkook.

Taehyung membulatkan matanya, kedua alisnya terangkat, menunjukkan rasa penasaran yang begitu kentara.

"Apa kau benar?" selidik Taehyung.

"Sejak kapan aku berbohong padamu."

Benar juga, pikir Taehyung. Jungkook tidak pernah membual padanya.

"Kenapa kau bisa menemukan mereka berdua di sana? Kau menguntit Ji Eun?"

"Tidak," sergah Jungkook sambil menggeleng. "Kemarin aku melewati kafe tersebut dan mataku tidak sengaja menangkap Ji Eun yang duduk berhadapan dengan Suga. Kukira, setelah mengantarkan Ji Eun, kau jalan berdua dengannya. Tapi ternyata dia malah bersama laki-laki kulkas itu."

Taehyung mendengus keras setelah mendengar penjelasan Jungkook mengenai kekasihnya.

"Lalu ... setelah melihat Ji Eun, kemarin aku juga melihatmu dengan wanita lain. Gadis incaranmu yang baru, ya?" tanya Jungkook penuh selidik.

***

Taman belakang sekolah menjadi pilihan Ji Eun dan Taehyung untuk menikmati jus jeruk yang baru saja mereka beli. Keduanya duduk pada sebuah bangku yang berada di bawah pohon rindang. Ditemani dengan semilir angin yang berembus lembut.

Setelah menyeruput jus jeruknya hingga tersisa setengah, Taehyung menghela napas pelan. Pandangannya beralih pada gadis yang duduk di sampingnya. Ji Eun melihatnya balik, dan tersenyum manis.

"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu," celetuk Taehyung.

Ji Eun memandang kekasihnya dengan wajah penasaran. Ia kemudian mengangguk tanpa melepaskan gelas dari jus jeruk yang sejak tadi ia minum.

"Kemarin kau bertemu dengan Suga?" tembak Taehyung tanpa basa-basi lagi. Tatapannya terlihat mengintimidasi Ji Eun.

Mendapati kekasihnya mengatakan hal yang diluar dugaan, Ji Eun nampak kaget, terlihat sekali dari raut wajahnya yang terkejut.

"K-kenapa kau bisa tahu?" tanya Ji Eun balik.

"Berarti benar kan, kau bertemu dengan Suga?"

Ji Eun memang tidak pandai untuk menyembunyikan sesuatu. Ia langsung saja mengangguk membenarkan saat Taehyung bertanya seperti itu. Meskipun saat ini jantungnya berdetak cepat karena takut Taehyung akan marah padanya, dan akan mogok bicara, atau yang paling parah ia bisa diputuskan oleh Taehyung. Ji Eun menggeleng sambil memejamkan kedua matanya, mencoba menghalau pikiran-pikiran buruk yang terlintas di kepalanya tentang Taehyung.

"Kenapa kau tidak memberitahuku saat akan bertemu dengan temanmu itu?" tanya Taehyung dingin.

Kedua tangan Ji Eun saling menggenggam, ia gugup saat ini.

"A-aku ... aku takut kau akan marah padaku jika aku bertemu dengan Yoongi."

"Tentu saja aku akan marah. Kau pikir kau tidak marah jika melihatku pergi dengan gadis lain?"

Ji Eun diam, ia tidak berani menjawab perkataan Taehyung.

"Tapi kan, aku hanya ingin bertemu dengan Yoongi sebentar saja. Kurasa tidak apa-apa jika tidak memberitahumu terlebih dahulu. Lagipula jika aku meminta izin, kau pasti tidak akan mengizinkannya."

"Sudah tahu aku tidak akan mengizinkanmu untuk bertemu dengannya, lalu kenapa kau tetap bersikeras untuk menemui dia?"

Lagi-lagi Ji Eun terdiam. Ia kehabisan kata-kata, tidak tahu harus menjawab apa.

"Kau mau membantah semua kata-kataku?" ucap Taehyung dingin dan datar. Baru kali ini Ji Eun mendengarnya seperti itu.

"T-tidak. Aku hanya ingin bertemu Yoongi untuk memastikannya baik-baik saja, hanya itu. Aku juga tidak bermaksud untuk membantah kata-katamu," jawab Ji Eun sedikit takut, pandangannya menunduk.

Dengusan kasar terdengar dari mulut Taehyung. Membuat Ji Eun semakin takut jika kekasihnya akan berbuat hal yang tidak-tidak karena perbuatannya kemarin.

"Gadis bodoh. Lain kali gunakanlah otakmu jika akan melakukan sesuatu," cetus Taehyung sinis.

***

Rooftop sekolah merupakan tempat yang paling pas untuk meluapkan segala kesedihanmu. Kau bisa melakukan hal apapun di sini, entah itu berteriak sekeras mungkin, atau mungkin bisa melompat dari atas ke bawah jika kau sudah merasa putus asa. Tapi, opsi yang kedua jangan sampai terjadi. Itu terlalu berbahaya untuk dilakukan.

Seperti yang sedang Ji Eun lakukan saat ini. Tidak. Dia tidak putus asa dan hendak menjatuhkan dirinya dari atas rooftop. Saat ini Ji Eun duduk di ujung rooftop sembari memeluk kedua lututnya. Bahunya bergerak naik turun, menandakan bahwa Ji Eun kini tengah menangis. Isakannya terdengar sangat jelas, sendu, seolah mencerminkan bahwa ia sedang dalam keadaan yang tidak baik.

Suga yang baru saja datang dari bawah menuju roftoop terhenti sejenak di dekat pintu masuk. Ia sedikit merinding mendengar suara tangisan wanita di atas sini, meskipun ini masih siang hari. Tidak peduli dengan suara itu, Suga terus berjalan ke ujung rooftop. Namun semakin dekat, suara tangisan tersebut semakin jelas. Suga akhirnya melihat punggung seorang gadis yang ia kenali.

"Ji Eun?" panggil Suga memastikan.

Yang dipanggil menoleh, Ji Eun memasang senyumnya saat melihat Suga.

"Kau menangis? Kenapa? Ada masalah apa?" tanya Suga bertubi-tubi seraya menghampiri Ji Eun.

"Tidak apa-apa, Yoongi. Jangan khawatirkan aku."

"Bagaimana aku tidak khawatir, kau menangis sendirian di atas sini. Kemana tai-mu? Apa dia yang membuatmu menangis seperti ini?"

Suga berjongkok di hadapan Ji Eun. Kedua jemarinya menangkup pipi Ji Eun dan mengusap jejak air mata yang masih membekas disana.

"Sudah, jangan menangis lagi." Suga akhirnya terduduk dan membawa Ji Eun ke dalam pelukannya.

Lima menit sudah Suga mendekap Ji Eun dan mencoba menenangkannya. Namun gadisnya itu tak juga mengeluarkan suara. Suga pikir Ji Eun memang tidak mau menceritakan masalahnya.

Biarkan ini menjadi masalahku. Tidak mungkin aku menceritakannya dan kembali menjauhi Yoongi. Lebih baik aku bermasalah dengan Taehyung dibandingkan harus berjauhan lagi dengan Yoongi. Batin Ji Eun bersuara.

Gadis itu membalas dekapan dari Suga. Sudah tak ada lagi bekas air mata yang membasahi pipinya. Ji Eun menyandarkan kepalanya pada dada bidang Suga.

"Kau hangat, Yoongi, hihi," kekeh Ji Eun.

Suga senang gadisnya sudah tidak menangis lagi. Ia mengeratkan pelukannya pada Ji Eun.

"Tentu saja hangat. Aku baru saja memanaskannya tadi pagi."

Ji Eun terkekeh kecil, candaan garing dari Suga sedikit mengiburnya. Keduanya masih tetap bertahan dengan posisi seperti itu. Tanpa sadar bahwa seseorang mengawasi mereka berdua dari balik pintu masuk rooftop.

***

Terima kasih sudah berkenan menunggu dan membaca.❤

Stay With Me [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat