Praaang... Praaang...
Selalu begitu setiap pagi nya, suara hantaman perabotan kaca dan keramik, siap menghiasi gendang telinga para penghuni rumah sederhana tersebut.
Suara teriakan sepasang suami istri pun juga ikut memenuhi rumah tersebut.
Mr. Smith dan Mrs. Aline, hampir setiap hari bertengkar. Memang keluarga ini menjadi kurang harmonis sejak kejadian dua tahun yang lalu.
Dimana Mr. Smith yang seorang pilot, harus kehilangan pekerjaannya, di pecat dari salah satu maskapai penerbangan di negara nya, karena telah melakukan kecerobohan saat mengemudi pesawat sehingga pesawat yang di tumpangi nya jatuh dan sebagian besar badan pesawat terbakar. Untung saja tidak ada korban jiwa karena perlengkapan untuk penyelamatan diri dalam keadaan darurat sudah di siapkan.
Sementara Mrs. Aline, yang bekerja sebagai pegawai kantor, selalu sibuk dengan urusan kantor nya. Selalu pulang malam, seakan pulang ke rumah hanya untuk mampir mandi dan tidur saja.
"Dad, Mom. Udah dong Rachel capek tiap hari denger kalian berdua berantem terus tiap hari." Gadis 19 tahun menengok dari tangga untuk melerai kedua orang tuanya.
"Ini, Dad kamu, enak-enakan tiap hari cuma santai dirumah, sementara Mom, harus bekerja siang malam. Dia sebenarnya pria macam apa," Mrs. Aline dengan nada sinis nya, berkacak pinggang, seolah dirinya sedang menantang Mr. Smith untuk terus adu mulut.
"Enak saja kamu ngomong. Dasar wanita tak tahu di untung. Berani nya kamu ngomong seperti itu sama suami sendiri, mau jadi wanita macam apa kamu? Hah?! " Mr. Smith yang tak terima dengan perlakuan istri nya, pun semakin meninggikan nada suara nya. Amarah dalam hati nya semakin menjadi-jadi.
"Dad, Mom, Rachel malu sendiri dengar kalian berantem, malu dong sama tetangga. Kalian ngga sadar? Tiap kali Rachel lewat di depan rumah tetangga, selalu saja mereka berbicara buruk tentang kalian. Rachel malu sendiri Dad, Mom." Rachel yang mulai capek hati, mencoba menyadarkan kedua orang tua nya.
Suasana di antara mereka mendadak hening, kedua orang tua itu sedang larut dengan pikirannya masing-masing. Mencoba memikirkan perkataan anak perempuan satu-satu nya itu.
Rachel yang masih di atas tangga, membuang nafas nya kasar. Sudah cukup kesabaran nya kali ini, ingin rasa nya Rachel pergi dari rumah itu, tinggal sendiri dan melupakan sejenak masalah di rumah nya. Melupakan sejenak ya, sambil menenangkan pikiran, sambil mencari solusi untuk memecahkan masalah keluarga nya.
"Mom, Dad, Rachel minggu depan sudah mulai masuk kuliah, Rachel mau tinggal di asrama kampus. Rachel harap kali ini kalian bisa menuruti permintaan Rachel. Rachel udah benar-benar ngga betah di sini, Dad, Mom." Suara Rachel mulai memecah keheningan di antara mereka.
Semantara kedua orangtua nya terperanjat kaget, mendengar pernyataan dari anak nya.
"Kamu mau ninggalin Mom sendirian? Hm?" Mrs. Aline mulai was-was, bagaimana anak nya bisa membuat keputusan seperti itu, bagaimana dengan diri nya di rumah jika Rachel tidak ada.
"Keputusan Rachel udah bulat Mom. Sebelum kalian benar-benar baikan, Rachel tidak nggak akan pulang ke rumah." Rachel semakin mantap dengan keputusannya itu.
"Kau yakin dengan keputusan mu Rachel? " Mr. Smith bertanya dengan nada yang tak percaya kepada Rachel. Ia tidak yakin anak nya bisa tinggal di asrama kampus yang full dengan aturan itu.
"Rachel yakin, Rachel bakal buktiin ke kalian, kalau Rachel bisa tinggal di asrama yang penuh dengan aturan itu." Tanpa menunggu jawaban dari orangtua nya itu, Rachel pergi begitu saja menuju kamar nya, ia sudah terlalu malas jika harus berdebat lama-lama dengan mereka. Toh, apa pedulu mereka? Selama ini pun Rachel mengurusi semua urusannya juga sendirian.
Mr. Smith dan Mrs. Aline masih di bawah, mereka kembali terdiam. Rachel mempunyai watak yang keras kepala, jika diri nya mempunyai keinginan, maka tidak ada orang yang berani mengacaukannya, sekalipun kedua orangtua nya.
Setelah cukup lama terdiam, Mrs. Aline merasa bosan dan malas untuk terus berdebat dengan suaminya itu, akhir nya ia memutuskan untuk beranjak keluar dari rumah. Mrs. Aline meraih tas coklat tua yang tergeletak di atas sofa.
"Hey, mau kemana kamu? Urusan kita belum selesai! " Ucap Mr. Smith dengan nada yang penuh penekanan. Rahangnya mengeras, tangannya ia kepalkan kuat-kuat untuk menjaga agar amarah nya tak lolos begitu saja. Namun sayang, Mrs. Aline yang sudah keluar dari rumah, tak menanggapi ucapan suami nya.
Hello, hello...
Aku bawa cerita baru nih, berbeda dari ceritaku sebelumnya yang ber genre fanfiction, kali ini aku tertantang banget buat bikin cerita dengan genre yang berbeda. Tentu semua nya yang berbeda, membuat ku agak sedikit berpikir keras sih. But it's no matter.
Aku harap kalian menyukai cerita ini, saran, kritik, komentar, tanggapan, apapun itu sangat sangat aku butuhkan dari kalian, untuk membangun cerita ini menjadi lebih baik, lebih seru, dan lebih berbobot.
Keep enjoying semua nya 💕💕💕
YOU ARE READING
MY INTROVERT FRIEND
General FictionIni bukan cerita bad boy, cold boy, bad girl, atau apalah. cerita ini unsur romance nya hanya sedikit. lebih ke cerita persahabatan dan petualangan. oke, disini aku lebih fokus bagaimana gambaran persahabatan yang sebenarnya itu. Ini sedikit menggam...
