"Aku akan mencobanya". Kataku lirih.

"Besok, nona Karin akan datang dari Dubai dan tinggal disini untuk beberapa waktu".

"Karin siapa?" Tanyaku.

"Dia adalah sahabat tuan dari kecil".

~~

Hari ini aku mencoba merias diri selagi aku tidak ada kegiatan karena tubuhku masih sakit. Di dampingi Hana aku berusaha untuk memakai make-up.  Dan sampai menjelang malam aku habiskan dengan berbaring dan memainkan ponsel.

"Aku pulang". Suara bariton terdengar seiring dengan pintu kamar terbuka.

Willis, dia sudah pulang dan langsung menuju padaku. Memeluk tubuhku dan mencium bibirku sekilas.

"Kau memakai riasan?" Tanyanya dan kuangguki. "Kau terlihat sangat cantik".

"Hm..." Jawabku.

"Sepertinya kau lelah, kau sedang dalam proses penyembuhan aku akan tidur di kamar sebelah supaya kau dapat beristirahat dengan tenang". 

Dia pun keluar dan tidak kembali sampai pagi hari. Setelah mandi dan Menganti pakaian, Willis datang dan mengajakku untuk sarapan pagi. Aku sudah bisa berjalan sedikit di bantu oleh Willis. Namun saat sampai di ruang makan betapa terkejutnya aku dan Willis melihat seorang wanita duduk di salah satu kursi meja makan. Sangat cantik, dia bagaikan bidadari.

  "Karin kau kah itu?" Kata Willis sambil tersenyum lebar lalu dengan cepat ia mendudukkan tubuhku dan segera menyambut pelukan dari wanita itu yang bernama Karin.

  Aku memalingkan wajah tidak mau melihat adegan di depanku. Setelah beberapa lama kemudian Karin menjulurkan tangannya padaku dan ku sambut dengan senyuman.

"Siapa ini Willis? Apa kekasihmu?"  Tanya Karin dengan senyuman jahil.

"Begitulah". Jawab Willis.

Selama waktu sarapan, aku hanya diam melihat dua orang itu berbicara dengan asik mengenai masa kecil dan pekerjaan. Terlihat jika mereka adalah sahabat yang sangat lama.

"Uhukk... Uhukk..." Willis tersedak yang membuatku panik dan segera mengambil segelas air. Tapi wanita bernama Karin lebih dahulu memberikannya dan menepuk-nepuk punggung Willis. Aku mengurungkan niatku.

  Rasanya tidak nyaman, tapi itu bagus karena aku tidak jadi pusat perhatian Willis lagi.

"Dasar kau ini sudah besar masih saja tersedak seperti anak-anak". Kata Karin dan di sambut tawa dari Willis.

"Aku sudah selesai, aku akan kembali ke kamar". kataku dan segera berjalan menuju kamar meninggalkan Willis dan Karin.

Rasanya sesak, entah kenapa. Sepertinya aku terkena gejala asma. Aku segera meminum segelas air, seperti aku harus katakan pada Willis jika aku merasa seperti terkena gejala asma.

"Nyonya Lucia, apa anda mau jalan-jalan di taman?" Hana sudah bersiap dengan sebuah kursi roda. "Aku membawa kursi roda jika nyonya Lucia lelah nyonya bisa duduk dan aku akan mendorongnya untuk nyonya".

"Tentu aku mau jalan-jalan, udara pagi ini bagus untuk kesehatanku".

Setelah beberapa lama berjalan pandanganku terarah pada rumah kaca kecil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah beberapa lama berjalan pandanganku terarah pada rumah kaca kecil. Rumah kaca yang ini lebih kecil dari pada waktu saat acara malam waktu itu, tempat yang ini lebih sederhana.

  Beberapa saat kemudian ku dengar suara wanita tertawa, kupikir para pekerja wanita disini pasti tidak akan berani seperti itu. Ternyata Willis dan Karin yang berjalan sambil berbicara dengan asyiknya, mereka berjalan melewati rumah kaca tempat sekarang aku berada dan sepertinya keduanya tidak tau kalau aku disini.

Aku kembali ke kamar dan seharian ini aku tidak melihat Willis setelah di rumah kaca. Dia biasanya selalu datang padaku kecuali jika dia ke kantor, tapi hari ini dia di rumah. Hana bilang jika Willis bersama dengan Karin seharian ini. Kemarin Willis selalu bersamaku tapi mengapa setelah aku mendengar itu aku kembali merasa sesak?

  "Hana, aku ingin wine". Kataku, Hana terlihat sedikit bingung tapi dia langsung mengambilkan apa yang aku mau. Dia lantas keluar kamar dan mencari yang aku mau.

  Walaupun ini sudah tengah malam aku sangat salut pada Hana yang siap siaga. Dia selalu memberikan yang aku mau. Dia juga yang menemaniku seharian ini. Aku merasa frustasi seharian ini entah kenapa.

Suara pintu terbuka begitu saja membuatku segera melihat siapa yang datang, karena Hana selalu mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk.

Willis, dia datang dengan sebotol wine di tangan kanannya. Dia duduk di sampingku dan menatapku tajam.

"Kenapa kau menginginkan ini?" Tanya Willis padaku sambil menunjuk botol di tangannya.

"Aku hanya ingin". Jawabku singkat.

  "Tidak ada alkohol saat kau masih belum sembuh. Ayo tidurlah, apa kau sedang tidak bisa tidur?".

Aku mengangguk pelan. Dia pun berbaring di sampingku dan memeluk tubuhku. Aku senang, kenapa aku merasa seperti itu. Dia mencium bibirku dan melumatnya dengan lembut. Apakah aku menyukai Willis? Aku menyukai saat dia berada di dekatku dan aku benci dia mengalihkan perhatiannya pada wanita lain.

Harum tubuhnya membuat hatiku terasa hangat. Wajahku tepat berada di depan dadanya. Dia memeluk tubuhku malam ini setelah kemarin dia tidak bersamaku, aku seperti sangat merindukannya. Tanpa sepengetahuannya aku menatap wajahnya saat tidur, dia sungguh luar biasa tampan wanita mana yang tidak mau mendapatkan perhatiannya. Pantas saja dia populer di kalangan wanita dan di sebut sebagai pengusaha muda yang paling tampan di kota ini bahkan lebih. Tapi lihatlah pria yang diagung-agungkan itu malam ini tertidur pulas dengan memeluk tubuhku.

To be continued....

Like yaa biar di lanjut... Jangan lupa buat komen juga... Love u guys😚

By. Intan_avena

 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 09, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Plot Twist.Where stories live. Discover now