5. with me

315 20 3
                                    

  
Haii, aku balik lagi nih setelah berperang melawan kemageran yang super high. Aku balik dengan cerita bobrok punyaku. Hope kalian suka... Dan like 😚😚

~°~

Willis side~~

  Bangunlah sayang, jangan tinggalkan aku. Aku berusaha sebaik mungkin padamu, aku berusaha sekeras apapun agar kau tidak pergi meninggalkanku, tapi jika kau benar akan meninggalkanku maka apa yang harus aku perbuat?

Dulu kau yang menyuruhku untuk hidup. Kau yang mengatakan bahwa hidup itu indah. Kau yang membuatku masih bernafas seperti ini, Lucia.

Kau pasti sangat kesakitan, jika saja aku bisa menggantikan mu aku pasti sangat senang. Setidaknya aku tidak melihatmu seperti ini, maafkan aku. Ini semua karena aku terlalu keras padamu, aku terlalu memaksamu untuk tetap bersamaku, hingga akhirnya kau terluka seperti ini.

"Apa yang terjadi pada Lucia?"  Suara seorang pria paruh baya yang tidak lain adalah ayahnya Lucia. Pria itu terlihat sangat khawatir dan langsung menuju ke tempat Putrinya.

Aku sebaiknya keluar dari ruangan ini, aku yakin mereka butuh waktu bersama. Aku salah selama ini tidak membolehkan Lucia bertemu dengan ayahnya.

Koridor rumah sakit ini, aku ingat bahwa aku pertama kali bertemu Lucia disini. Saat itu dia sangat cantik seperti sekarang, dia selalu tersenyum walaupun yang dia alami sungguh pahit, ibunya terdiagnosa memiliki tumor otak.

Sedangkan aku saat itu juga sedang sekarat, tapi dia membuatku ingin hidup dan berjanji jika nanti aku selamat, akan ku jadikan Lucia istriku.

Tapi wanita itu sedang berbaring di ranjang rumah sakit dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera sadar. Hatiku sungguh pilu melihatnya seperti itu.

Sungguh aku tidak mau menyakiti dirinya, aku hanya ingin dia bisa menerimaku. Aku tidak berharap lebih, hidupku tidak ada artinya jika tidak bersamanya.

Aku sudah terlalu lama bersabar untuk mendapatkannya, aku bahkan menjauhkan semua pria yang ingin memilikinya. Aku tidak sanggup melihat dia bahagia bersama dengan pria lain. Aku benci dia bisa tertawa dengan orang lain tapi tidak denganku, ada apa? Mengapa sungguh sulit menerimaku?

Sekarang setelah aku mendapatkannya, justru seperti ini. Aku bahkan sudah sangat berbaik hati tidak menikahinya dengan paksa, aku menunggu untuk dia menerimaku dengan apa adanya. Aku menunggu dia mencintaiku. Aku sangat mencintainya dan akan selalu seperti itu.

  3 hari kemudian~~

   Aku sangat senang hari ini, Lucia ku sudah membuka matanya walaupun dia samasekali tidak mau menatapku, tapi aku sangat memakluminya wanita itu pasti marah padaku.

Aku menyuapi sesendok bubur padanya, ini kali ke tiga tapi dia masih tidak mau membuka mulutnya. Pandangannya asik pada layar ponsel yang kuberikan. Oh aku benci sekali di acuhkan.

"Kau mau makan atau ku ambil lagi ponsel itu". Dia tetap tidak perduli dengan ancaman ku. "Oke baiklah". Ku tarik ponsel di tangannya dan seketika matanya yang seperti rusa itu menatapku dengan sinis.

"Baiklah hanya tiga suap saja, dan kembalikan ponselnya".

Entah mengapa rasanya aku ingin tertawa. Dia sangat menggemaskan bagiku. 

Seharian ini di rumah sakit aku hanya menemaninya. Semua tugas di perusahaan sudah ku alihkan pada Andrew temanku. Hatiku sungguh sakit saat suster mengganti perban pada Lucia, melihat luka-luka itu aku seperti hancur. Lucia sendiri meringis saat lukanya di steril.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 09, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Plot Twist.Where stories live. Discover now