Bab 11

340K 15.6K 688
                                    

Tari memainkan makanan di hadapannya. Dia sedang tidak bersemangat hari ini.

"Kenapa lo?" tanya Ami.

Tari mendongak, menatap sahabatnya. "Nggak," ucapnya malas.

"Dia nggak marah, kan? Karena mobil lo masuk bengkel beberapa hari yang lalu?" tanya Ami.

Tari menggeleng. Bian malah khawatir padanya.

"Terus, kenapa lemes?"

Tari menarik napas panjang dan mengalihkan pandangan ke makanannya. "Dia pergi tadi pagi," ucapnya sedih.

"Pergi ke mana?"

Tari kembali menatap sahabatnya. Biasanya hari libur seperti ini Bian main futsal dengan teman-temannya. Tapi tadi pagi suaminya pamit memakai baju pergi. Dia bisa langsung menebak hendak bertemu dengan siapa. "Nggak tahu," jawab Tari pura-pura tidak tahu seraya mengangkat bahunya.

"Terus kenapa lo jadi badmood, hanya gara-gara dia pergi?" Ami masih belum mengerti.

Tari tersenyum kecil. "Siapa bilang gue badmood. Capek aja nyetir, mana jalanan macet. Lagian lo aneh banget, mainnya kejauhan." Ami mengajaknya jalan hari ini. Sahabatnya itu hendak membeli lemari buku untuk kamarnya. Tidak tanggung-tanggung, mencarinya sampai ke Tangerang, memakan waktu dua jam lebih di perjalanan.

"Nanti gantian gue yang nyetir, deh, pas pulang," ucap Ami. "Sekarang habisin makanan lo, nanti gue beliin es krim."

"Emang gue anak kecil, bisa dibujuk pakai es krim," canda Tari.

"Beneran nggak mau?"

"He he. Mau, lah." Tari tertawa diikuti Ami. Dia bersyukur punya sahabat yang selalu ada saat suka dan duka.

Setelah selesai makan, mereka mengantri membeli es krim.

"Habis ini ke mana?" tanya Tari kepada sahabatnya dengan es krim di tangan.

"Emang lo mau ke mana? Masih ada yang mau di beli?"

Tari menggeleng. "Pulang aja."

"Oke."

Dari sana mereka menuju parkiran mobil. Tari mengeluarkan kunci dan menyerahkannya ke Ami. "Lo yang bawa, ya."

"Siap, Bu," candanya.

Saat menuju mobil, mata Tari menangkap sosok laki-laki yang menjadi penyebab suasana hatinya menjadi buruk hari ini. "Mas Bian," bisik Tari. Jantungnya terasa copot saat melihat siapa yang bersama suaminya itu.

Mata Bian melebar saat melihat perempuan di hadapannya. "Tari ..., " ucapnya lirih.

Menahan sesak Tari menarik lengan Ami untuk segera menyingkir dari sana. Kekesalannya sudah memuncak sekarang. Untung saja sahabatnya itu tidak banyak bertanya dan mengikuti langkahnya.

Tari masuk ke kursi penumpang begitu kunci dibuka. Untung saja tadi dia meminta Ami membawa mobil. Rasanya tidak sanggup harus mengendarai mobil dengan suasana hati seperti ini.

Ami tidak banyak bertanya, dia segera menyalakan mesin mobil.

Tari kaget saat seseorang mengetuk kaca jendelanya. "Astaghfirullah." Suaminya sudah berdiri di sana. Dia melirik Ami, meminta pendapatnya. Sahabatnya itu mengangguk. Pelan diturunkannya kaca jendela.

"Kenapa?" tanya Tari datar.

Bian diam, tidak tahu harus bicara apa. Dia juga bingung kenapa menyusul istrinya dan meninggalkan Sarah di sana. "A-Aku ..., " ucapnya gagap. "Kamu langsung pulang, kan?" tanya Bian.

Wedding Agreement ( WEB SERIES tayang di Disney Hotstar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang