Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Now I feel like I'm broken, now I feel like I'm choking, how I wish I was joking with you." (The Neighbourhood - Too Serious)
---;---
"GAMBAR LO BAGUS, cita-cita lo jadi masinis, ya?" Ledek Alanis. Di hadapannya ada Luke yang lagi tengkurap sambil fokus ke pekerjaannya; nyoba bikin komik.
"Lucu." Sindir Luke. Cowok itu kemudian melanjutkan kegiatannya.
Taman belakang rumah Luke emang tempat yang pas untuk mencari inspirasi dan udara segar. Rumput taman yang empuk, dan sejuknya angin yang berhembus, membuat Luke dan Alanis semakin betah untuk saling bertukar obrolan sore ini.
"Lo yakin, nggak mau jawab pertanyaan gue kemarin?" Kata Luke, tiba-tiba.
Alanis yang tadinya lagi memainkan rambut Luke langsung berhenti.
"We're not talking about this, are we?" Alanis malah nanya balik.
Luke nggak lagi tengkurap. Cowok itu memutuskan untuk duduk menghadap Alanis. "Mata lo nggak bisa bohong."
Alanis bungkam.
"Al, liat gue." Kali ini, tangan kanan Luke memegang pipi gembul gadis itu. Mata Alanis menatap mata Luke.
Tapi, entah angin apa yang masuk ke dalam badan Luke, cowok itu tiba-tiba menarik pipi Alanis untuk semakin dekat ke wajahnnya.
Wajah Luke dan Alanis udah hampir nggak berjarak dan mereka udah bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.
"No, what the fuck ..." Alanis tiba-tiba menghempas tubuh Luke sampai cowok itu menjauh.
"M-Maaf, Al, G-Gue ..." Luke mencoba menjelaskan, tapi cowok itu nggak bisa berbuat apa-apa.
Alanis udah berdiri dan memutuskan untuk berlari pergi dari rumah Luke.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
